8 Aspek Penting Kerusakan Lingkungan



Beberapa aspek terpenting dari degradasi lingkungan adalah sebagai berikut: (1) Degradasi Lahan (2) Pengelolaan Air (3) Penggunaan Pupuk yang Berlebihan (4) Degradasi Flora dan Fauna (5) Kerusakan Hutan (6) Penurunan Hewan Domestikasi (7) Tambang dan Mineral (8) Polusi.

Degradasi lingkungan di lokasi desa telah mencapai ­tingkat terbesar.

Kami akan merujuk pada beberapa aspek degradasi lingkungan di bagian berikut:

(1) Degradasi Lahan:

Lahan India memiliki kapasitas produksi yang luar biasa, tetapi pada saat yang sama hampir sepertiga menjadi gurun yang tidak produktif ­. Lahan menjadi tidak produktif karena beberapa faktor. Telah terjadi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.

Air kanal telah menciptakan genangan air yang mengakibatkan tanah asin. Melihat rasio manusia-tanah seseorang dapat dengan mudah memahami bahwa dalam konteks ledakan populasi tanah menjadi langka. Lahan yang semakin ­langka dan sifatnya yang tidak produktif akibat pembangunan membuat kita kekurangan hasil pertanian.

Pemerintah sadar akan lahan yang terdegradasi. Itu telah menciptakan Dewan Penggunaan Lahan yang juga terlibat dalam peningkatan ­kualitas lahan kosong. Tapi tidak ada yang substansial telah dilakukan. Dewan Pengembangan Tanah Terbuang Nasional yang diluncurkan menghasilkan mayat dalam waktu singkat.

(2) Pengelolaan Air:

Telah terjadi degradasi yang tidak berperasaan dari sumber daya air kita. Surendra Lawrence menginformasikan bahwa pada tataran pengelolaan air telah terjadi degradasi lingkungan secara besar-besaran. Pada bidang yang lebih luas, permukaan air sudah sangat rendah. Air kanal telah menciptakan genangan air ­dan salinitas.

Lawrence menjelaskan status penurunan kualitas air sebagai berikut:

Yang sama seriusnya adalah efek hilir dari kerusakan yang terjadi di ­hulu. Pertanian Indo-Gangga, yang sering digambarkan sebagai keranjang roti potensial di dunia, rusak parah akibat degradasi tanah.

Beberapa daerah menghadapi masalah genangan air ­dan naiknya permukaan air karena irigasi yang tidak direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan buruk. Di daerah lain, permukaan air surut karena eksploitasi air tanah yang berlebihan. Selain itu, kualitas air tanah dipengaruhi oleh pencemaran bahan kimia, dan di wilayah pesisir, karena masuknya air laut.

(3) Penggunaan Pupuk yang Berlebihan:

Untuk mendapatkan hasil pertanian yang semakin banyak, terjadi penggunaan pupuk yang berlebihan. Penggunaan pestisida dan pupuk mengancam kesehatan manusia, stok genetik dan mengurangi kesuburan tanah alami ­dalam jangka panjang. Tidak adanya kebijakan penggunaan tanah dan air yang terintegrasi untuk negara ini sangat merugikan aset alam dasar ini.

(4) Degradasi Flora dan Fauna:

Keanekaragaman flora dan fauna di negara kita sangat kaya. Ini sebagai ­aspek alam menjaga ekosistem kita. Namun flora dan fauna terus-menerus dieksploitasi tanpa pandang bulu. Hal ini berdampak pada hilangnya atau kelangkaan beberapa flora dan fauna kita yang beraneka ragam. Lingkungan ekosistem pulau yang rapuh telah mengalami tekanan dari berbagai bentuk termasuk migrasi orang dari daratan.

(5) Kerusakan Hutan:

Mungkin, kerugian terbesar bagi masyarakat pedesaan kita adalah kerusakan hutan. Menjelaskan sejauh mana telah terjadi degradasi kekayaan hutan kita Surendra Lawrence mengatakan bahwa kekayaan hutan kita telah mengalami penggembalaan berlebihan, eksploitasi berlebihan baik untuk ­kebutuhan komersial maupun rumah tangga.

Telah terjadi perambahan pertambangan di kawasan hutan. Selain itu, beberapa kegiatan pembangunan seperti jalan, gedung, irigasi dan proyek pembangkit listrik telah berbasis di kawasan hutan. Meskipun datanya tidak diperbarui, Surendra Lawrence sangat tepat ketika mengamati:

Tutupan hutan yang tercatat di negara ini adalah 75,01 juta hektar yang mencapai 19,5 persen dari total wilayah geografis dibandingkan dengan tujuan nasional yang luas sebesar 33 persen untuk wilayah dataran dan 66 persen untuk wilayah perbukitan.

Bahkan di dalam kawasan ini, hanya 11 persen yang merupakan hutan dengan tutupan tajuk 40 persen atau lebih. Menurut negara, tutupan hutan di negara itu, adalah 64,01 ­juta hektar selama 1985-87 dan tingkat kehilangan tahunan mencapai 47.500 hektar. Hilangnya habitat menyebabkan kepunahan spesies tanaman, hewan dan mikroba. Menurut survei botani dan zoologi di India, lebih dari 1.500 spesies tumbuhan dan hewan berada dalam kategori terancam punah.

(6) Penurunan Hewan Domestik:

Hewan peliharaan kami meliputi sejumlah besar sapi, kerbau, lembu jantan, domba dan kambing. Hewan-hewan ini bergantung pada pakan ternak di padang rumput hijau dan hutan. Melihat ­populasi hewan ternak kami yang besar, hampir 3,5 persen wilayah geografis kami berada di bawah padang rumput. Untuk populasi hewan sekitar 500 juta, padang rumput lebih dari sedikit. Degradasi padang rumput disebabkan oleh erosi air dan angin, salinitas, alkalinitas dan aksi sungai.

(7) Tambang dan Mineral:

Harus diakui bahwa bangunan dan batu hias kita, selain logam mulia seperti seng, timah, tembaga, dan lain-lain, merupakan bahan buangan ­. Artinya, begitu mereka dieksploitasi, kita tidak dapat mengeksploitasinya lagi. Mereka sekali dan untuk selamanya.

Bahan-bahan alami ini setelah ­habis akan meninggalkan limbah tanah. Itu tidak bisa digunakan untuk budidaya. Juga tidak bisa digunakan untuk penghijauan. Memang, ada nilai ekonomi dari tambang dan mineral tetapi dari sudut pandang lingkungan hal itu mengarah pada degradasi sumber daya alam kita yang mengerikan.

(8) Polusi:

Faktanya lingkungan adalah istilah yang sangat luas yang secara longgar mencakup setiap hal yang dapat dibayangkan di bumi. Namun secara operasional, kita dapat membatasinya pada sumber daya yang mendukung, mengembangkan, atau memperkaya kehidupan manusia.

Pencemaran, dilihat dari segi ini, juga merupakan bagian dari lingkungan. Ada berbagai bentuk pencemaran; misalnya pencemaran air oleh limbah industri dan domestik, pencemaran udara yaitu kabut asap dan pencemaran tanah berupa erosi yang berlebihan.

Jadi polusi memiliki tiga bentuk utama:

(1) Pencemaran air,

(2) Pencemaran udara, dan

(3) Pencemaran tanah ­.

Faktanya, air, udara, dan tanah adalah komoditas dasar kehidupan dan ini terus-menerus tercemar setelah ­pertumbuhan populasi, industrialisasi, dan urbanisasi, karena pembuangan limbah, limbah industri, emisi cerobong asap, debu, asap, limbah padat di satu sisi dan tekanan pada sumber daya yang ada di sisi lain.

Namun, masalah utama polusi hanya terkait dengan masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaan memiliki masalah polusi paling sedikit ­. Para petani yang telah menerapkan teknologi peternakan atau desa-desa yang memiliki industri skala kecil, pabrik biogas, peternakan babi dan peternakan unggas menderita polusi tanah dan udara.

Dapat dikatakan bahwa sumber utama pencemaran di masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:

  1. Penggunaan pupuk umumnya menyebabkan kesulitan bernafas.
  2. Mesin pertanian, khususnya perontok menimbulkan ­masalah pencemaran. Banyak orang yang menderita gangguan pernafasan dan iritasi pada tenggorokan akibat penggunaan mesin.
  3. Pembakaran produk sampingan juga menimbulkan polusi di desa-desa. Penduduk desa membakar hasil sampingan dari padi dan sisa tanaman gandum setelah menggunakan gabungan. Polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran produk sampingan juga menyebabkan kesulitan bernapas.
  4. Tumpukan bahan limbah ditemukan di sebagian besar desa di India. Bahan limbah rumah tangga dan hasil panen ditumpuk di dekat rumah. Demikian pula, kotoran juga disimpan di tumpukan. Praktik-praktik ini tidak hanya menimbulkan bau busuk tetapi juga mengakibatkan polusi.
  5. Pembuangan bangkai hewan juga menimbulkan pencemaran di desa-desa. Chamar biasanya membuat bangkainya dari hewan mati di dekat desa.
  6. Jalur kaccha desa menimbulkan masalah polusi terutama pada musim hujan. Jalur yang penuh lumpur dan air berfungsi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Sangat sering menyebabkan epidemi seperti malaria dan penyakit yang ditularkan melalui air.

Related Posts