8 Langkah Berguna untuk Mempersiapkan Pemetaan Penggunaan Lahan / Tutupan Lahan



Beberapa langkah utama untuk menyiapkan peta LU/LC pada pemetaan penggunaan/tutupan lahan adalah sebagai berikut:

Peta penggunaan lahan/tutupan lahan (Gambar 2.2) menggambarkan pola penggunaan lahan dan tutupan lahan di permukaan bumi pada skala yang diinginkan. Penggunaan lahan mengacu pada aktivitas manusia dan berbagai penggunaan yang dilakukan di atas tanah. Tutupan lahan mengacu pada vegetasi alami, badan air, batuan/tanah, tutupan buatan dan lainnya yang diakibatkan oleh transformasi lahan.

Istilah penggunaan lahan dan tutupan lahan terkait erat dan dapat dipertukarkan. Tujuan penggunaan lahan, umumnya dikaitkan dengan berbagai jenis tutupan seperti hutan, pertanian, tanah kosong, badan air. Peta ini merupakan input penting dalam derivasi peta tematik lain dari data penginderaan jauh satelit.

Informasi penggunaan lahan / tutupan lahan yang ada dan distribusi spasial mereka menjadi dasar untuk setiap perencanaan pembangunan. Tata guna lahan saat ini dinilai kesesuaiannya dengan informasi air permukaan dan air tanah berdasarkan potensi lahan sebelum menyarankan praktik tata guna lahan alternatif. Peta penggunaan lahan memberikan informasi terkini tentang jenis, lokasi, tata ruang, persebaran dan luas penggunaan/penutupan lahan.

Pengetahuan tentang penggunaan/penutupan lahan dan pola perubahannya mendorong untuk memahami pola pemanfaatan lahan saat ini dan masa lalu. Informasi terkini tentang tingkat dan jenis perubahan sangat penting untuk perencanaan penggunaan lahan yang tepat dan pengelolaan sumber daya lahan untuk penggunaan produktif.

Misalnya, perkiraan luas kotor yang disediakan di bawah berbagai kategori penggunaan lahan/penutupan lahan akan berguna bagi departemen seperti pertanian, irigasi, pendapatan, hutan & lingkungan, dewan penggunaan lahan negara bagian, perencanaan kota & negara, stasiun hutan nasional & ekologi. papan pengembangan dll., untuk perencanaan penggunaan lahan dan pengambilan keputusan.

Metodologi yang diadopsi untuk pengembangan model data penggunaan/penutupan lahan pada skala 1:10.000 disajikan di bagian ini. Model data dikembangkan berdasarkan parameter-parameter tertentu yaitu, data garis dasar, peta Kadastral, Peta Survei Pusat, lembar atas SOI dan data Satelit dan data kebenaran tanah.

Geo-referensi Data Satelit sangat diperlukan untuk menyiapkan peta LU/LC dan dilakukan seperti di bawah ini:

sebuah. Akuisisi data satelit dari NRSC dalam bentuk soft copy.

  1. Pengolahan data satelit telah dilakukan, sehingga data bebas dari segala kesalahan yang disebabkan oleh atmosfer, geometri, dan radiometri selama akuisisi data.
  2. Georeferensi data satelit IRS P6 LISS IV-MX resolusi tinggi (resolusi 5,8mt) dilakukan dengan menggunakan toposheet dan GCP yang direferensikan geografis yang dikumpulkan dari survei lapangan.
  3. Setelah menempatkan GCP, file input dan file referensi disimpan dan setelah itu dilakukan resampling data satelit. Prosedur ini diulangi untuk setiap adegan jalur dan deretan satelit proyek yang bersangkutan.
  4. Overlay data satelit geo-referenced pada masing-masing toposheets telah dilakukan untuk memeriksa apakah fitur-fitur tersebut sangat cocok atau tidak dengan toposheets, jika ada hasil kesalahan, ulangi prosedur geo-referensi di atas.
  5. Citra geo-referenced LISS-IV-MX (5.8 mt), dan CARTOSAT-1 (2.5 mt) digabungkan untuk mendapatkan data beresolusi tinggi (yaitu 2.6 resolusi Spasial) dengan multispektral.
  6. Proses mozaik dari adegan-adegan ini dilakukan untuk membuat gambar menunjukkan medan yang berkelanjutan dari area proyek.
  7. Perangkat lunak ArcGIS 9.1 digunakan untuk memperbaiki Timbangan 1:10.000. Dalam perangkat lunak ArcGIS tanpa memindahkan skala, fitur yang terlihat dalam skala 1:10.000 telah didigitalkan.

Related Posts