Budidaya Kebun: Pentingnya Legum untuk Budidaya Kebun



Pentingnya Legum untuk Budidaya Kebun!

Sekelompok tumbuhan perdu beserta beberapa rerumputan sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah kebun. Spesies polongan dan bukan polongan, penambat nitrogen membantu dalam reklamasi tanah.

Legum membentuk nodul pada sistem akar yang berasosiasi dengan bakteri tular tanah (Rhizobium spp.). Dalam nodul, hubungan biokimia dan biofisik yang erat berkembang antara tanaman dan bakteri.

Nodul memperbaiki nitrogen atmosfer yang digunakan oleh tanaman kacang-kacangan. Karena karakter fiksasi nitrogen atmosfer ini, legum dapat tumbuh dengan mudah di tanah yang kekurangan nitrogen. Telah ditemukan bahwa beberapa legum mampu menambahkan 30-110 kg nitrogen per hektar per tahun. Fiksasi nitrogen dalam tanah tergantung pada banyak faktor. Yang paling penting adalah efisiensi rhizobia di lingkungan dimana tanaman legum ditanam. Kedua adalah jumlah massa hijau yang ditambahkan.

Tabel berikut menunjukkan jumlah bahan vegetatif hijau dan nitrogen yang disuplai oleh beberapa legum per hektar.

Tumbuhan polong

Kwintal bahan hijau per ha.

Nitrogen kg per ha.

Dhaincha (Sesbania aculeate)

144

77

Rami matahari (Crotalaria juncea)

152

84

Barseem (Trifolium alexandrinum)

111

60

Senji (Melilotus parviflora)

206

134

Guara (Cyamopsis tetragonolobus)

144

62

Moong (Vigna radiata)

57

37

Legum membutuhkan sedikit atau tidak ada pemupukan N. Aplikasi pupuk nitrogen dalam jumlah kecil membantu pertumbuhan legum yang cepat. Ini juga meningkatkan kesegaran dan jumlah biomassa per hektar. Energi dari matahari yang digunakan oleh legum melalui fotosintesis dan unsur hara yang penting untuk pertumbuhan disimpan dalam tanaman legum dan didaur ulang melalui dekomposisi oleh mikro dan organisme makro dalam tanah.

Bahan organik tanah yang terbentuk selama proses ini berfungsi sebagai basis pasokan nutrisi yang berkelanjutan. Sifat fisik tanah menjadi stabil melalui bahan organik. Untuk menjaga produktivitas pohon buah-buahan, unsur hara terlarut diambil dari tanah. Jumlah ini harus diisi kembali untuk menjaga pertumbuhan tanaman dan produksi buah. Oleh karena itu, untuk menyediakan unsur hara, dekomposisi biologis sisa tanaman merupakan sumber utama.

Mikroorganisme yang memperbaiki status kesuburan tanah dan berkontribusi pada pertumbuhan tanaman dikenal sebagai ‘pupuk hayati’. Demikian pula, mikroorganisme tanah lainnya yang menghasilkan senyawa seperti vitamin dan hormon tanaman dapat meningkatkan kesehatan tanaman dan berkontribusi pada hasil buah yang lebih tinggi. Mikro-organisme ini disebut ‘Phytostimuldor’. Sejumlah besar mikroorganisme patogen terdapat di dalam tanah dan dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada akar tanaman. Beberapa mikroorganisme antagonis terhadap patogen tersebut dapat mencegah infeksi tanaman buah.

Pencegahan ini dilakukan dengan produksi metabolit sekunder yaitu metabolit antimikroba, antibiotik dan enzim ekstra seluler. Beberapa mikroorganisme lain di tanah menghasilkan senyawa yang merangsang mekanisme pertahanan alami dan meningkatkan ketahanan pohon terhadap patogen. Secara kolektif mikroorganisme tanah ini disebut sebagai bio-pestisida. Mikroorganisme yang menguntungkan bila diinokulasikan ke dalam biji legum terutama bar-tampak menghasilkan peningkatan pertumbuhan tanaman dan massa total untuk pupuk hijau.

Related Posts