Ciri-ciri Ascomycota sebagai berikut



Dalam artikel ini, kita akan mempelajari organisme yang disebut sebagai jamur (fungi). Meskipun Anda sekarang telah mempelajari berbagai kelompok tanaman dan ganggang, serta organisme eukariotik lainnya, dalam artikel lainnya, Anda akan menemukan bahwa jamur mungkin yang paling sedikit dipahami diantara eukariota lainnya. Jamur merupakan organisme yang sangat menguntungkan. Kita telah membuat sejumlah antibiotik yang berguna yang sering disebut sebagai “obat ajaib” pe–nisilin.

Ciri khas dari jamur ini adalah cara pembentukkan spora dalam pembiakkan setsual. Spora dibentuk di dalam suatu sel yang mengembung berbentuk bola yang disebut askus, dan spora yang dihasilkan disebut askospora. Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat, tetapi ada pula yang terdiri atas satu sel (uniselular). Cara hidupnya ada yang saprofit di dalam tanah atau hipogean, atau merupakan koprofil yang hidup pada kotoran hewan dan ada pula yang hidup sebagai parasit pada tumbuhan.

Gambar Contoh jamur kelas Ascomycota. (A) Aspergillus; (B) Cabang Penicilum.
Gambar Contoh jamur kelas Ascomycota. (A) Aspergillus; (B) Cabang Penicilum.

Cara reproduksi:

  1. Secara vegetatif: yaitu dengan spora, klamidospora (spora yang berdinding tebal), fragmentasi dan dengan tunas.
  2. Secara generatif: yaitu dengan menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus. Askus-askus berkumpul dalam badan yang disebut askokarp.

Contoh: Saccharomyces, Penicillium, Aspergillus (gambar di atas).

Ascomycota adalah – Pengertian, Anatomi, Ciri, Klasifikasi, Peranan, Reproduksi, Struktur, Pertumbuhan & Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Ascomycota yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, anatomi, ciri, klasifikasi, peranan, reproduksi, struktur, pertumbuhan dan contoh, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.


Ascomycota-adalah

Pengertian Ascomycota

Ascomycota adalah kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup saprofit dan ada juga yang parasit. Ciri-ciri umum Ascomycota adalah sebagai berikut:

  1. Tubuh ada yang uniselluler dan ada yang multiselluler.
  2. Memiliki hifa yang bersekat-sekat dan berinti banyak.
  3. Hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan Lichenes.

Hifa adalah suatu struktur fungi berbentuk lubang menyerupai seuntai benang panjangyang terbentuk dari pertumbuhan spora atau konidia (Gandjar, 2006). Selain itu, terdapatt jenis jamur yang mempunyai hifa berlubang sehingga protoplasma dan inti sel dapat mengalir dari satu sel ke sel yang lainnya. Struktur tubuh jamur dari golongan Ascomycota ada yang multiselluler dan ada yang uni selluler seperti pada ragi (Wahyuni, 2010).

Hifa Ascomycota umumnya tegak tegak pada miselium yang ada dipermukaan substrat yang disebut hifa fertil, karena berperan untuk reproduksi. Hifa fertil dapat berupa sporangiofor atau konidiofor atau korpus dengan tujuan agar penyebaran sel reproduksi yang dibawanya berlangsung lebih mudah. Hifa-hifa yang sudah terjalin menjadi suatu jaringan miselium yang makin lama makin tebal akan membentuk suatu koloniyang dapat dilihat secara kasat mata (Gandjar, 2006).

Hifa yang berseptum dan memiliki satu inti disebut hifa monositik, sedangkan hifa yang tidak berseptum sehingga memiliki banyak inti disebut hifa senositik. Fungi yang hifanya tidak berseptum baru membuat septum apabila fungi tersebut akan membentuk suatu struktur yang akan dilepas dari tubuh utama atau apabila fungi terpaksa membuat struktur tertentu untuk melindungi dirinya terhadap keadaan yang kurang menguntungkan, misalnya dengan membentuk klamidospora (Gandjar, 2006).

Dinding sel Ascomycota memberikan bentuk kepada sel dan melindungi isi sel dari lingkungan. Meskipun kokoh, dinding sel tetap bersifat permiabel untuk nutrien-nutrien yang dibutuhkan bagi kehidupan fungi. Komponen penting dinding sel sebagian besar adalah kitin (Gandjar, 2006).

Septum adalah suatu sekat yang membagi hifa menjadi kompartemen. Meskipun demikian protoplasma sel masih saling berhubungan karena septum tersebut memiliki lubang-lubang. Septum pada Ascomycota mengalai suatu pembengkakan disekeliling pori septum membentuk seperti cincin besar. Ukuran pori septa berkisar 50-500nm yang berfungsi sebagai transfer sitoplasma dan nutrisi antar septa, sehingga mempercepat pertumbuhan hifa muda. Beberapa jenis Ascomycota mempunyai Woronin body yang tersusun atas protein, berfungsi menutup pori dan menjaga sitoplasma apabila terdapat jaringan yang rusak.

Anatomi Ascomycetes

Berikut ini terdapat beberapa anatomi ascomucetes, terdiri atas:

  • Jamur Ascomycota “jamur kantung” ada yang uniseluler dan multiseluler.
  • Ada yang bersifat parasit dan ada juga yang bersifat saprofit.
  • Hifa bersekat.
  • Berkembangbiak secara seksual dengan membentuk spora yang dihasilkan dalam suatu kantung (askus) yang disebut askospora
  • Berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai pada ujung suatu hifa
  • Didalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosis menghasilkan 4 inti haploid. setiap haploid akan membelah secara mitosis sehingga setiap askus terdiri dari 8

Contohnya yaitu Aspergillus sp., Penicillium sp., Saccharomyces cerevisiae buah spora.

Ciri-Ciri Ascomycota:

  • hifanya bersekat-sekat ( hifa bersepta )
  • ada yang bersel satu / monoseluler / uniseluler, misalanya : Saccharomyces cerevisiae ( ragi tape ).
  • Ada juga yang bersel banyak / multiseluler, misalnya : Penicillium notatum ditemukan hidup di darat ( terrestrial ) yang lembab dan banyak mengandung bahan organik hidup dengan cara memanfaatkan / mencerna senyawa organik ( heterotrof ).
  • Di antaranya ada yang bersifat sebagai saprofit dan ada juga yang bersifat sebagai parasit reproduksi baik secara seksual maupun secara aseksual
  • Reproduksi aseksual / vegetatif dengan membentuk konidia melalui mekanisme : konidia tumbuh menjadi hifa yang bercabang-cabang-kemudian hifa tumbuh dan berkembang menjadi tubuh jamur ascomycotina dan dilengkapi dengan konidiofor
  • Reproduksi seksual /generatif berlangsung melalui mekanisme : ujung sebuah hifa berubah menjadi askogonium ( sel kelamin betina ) yang mempunyai ukuran lebih besar. Ujung hifa lainnya membentuk anteridium ( sel kelamin jantan ). Anteridium membuahi askogonium membentuk hifa askogonium. Pada ujung hifa ascogonium terbentuk sekat, setelah itu inti sel mengalami pertumbuhan menjadi 8 askospora. Jadi hasil dari reproduksi secara seksual adalah askospora.

Contoh Ascomycota

  • Aspergillus oryzae ( untuk membuat minuman sake di Jepang )
  • Aspergillus fumigatus ( menyebabkan penyakit paru-paru burung )
  • Aspergillus flavus ( menghasilkan racun aflatoksin, sejenis racun yang bisa mematikan )
  • Fusarium, menimbulkan penyakit pada batang tanaman tomat, kentang, buah pisang dan tebu )
  • Neurospora crasa, Neurospora sitophyla ( biasa dimanfaatkan dalam pembuatan oncom di daerah Jawa Barat )
  • Penicillium camembert, Penicillium requefort ( dimanfaatkan dalam industri pembuatan keju ) Penicillium notatum, Penicillium chrysogenum ( mampu menghasilkan antibiotik pinisilin ) Trichoderma ( meghasilkan obat selulotik )

Klasifikasi dan Taksonomi Ascomycota

Menurut Largent (1977), salah satu cara untuk mengetahui genus atau jenis jamur mikroskopis yaitu dengan mengamati karakter-karakter utama yang dimilikinya. Karakter utama yang dimiliki jamur adalah makromorfologi dan mikromorfologi. Karakter mikromorfologi meliputi bentuk hifa, ukuran hifa, bentuk spora, ukuran spora, warna spora, bentuk sistidum dan ukuran sistidum.

  • Genus Aspergillus

Kerajaan : Fungi

Divisi : Ascomycota

Kelas : Eurotiomycetes

Ordo : Eurotiales

Famili : Euroticeae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillusfumigatus, Aspergillusflavus, Aspergillusclavatus, Aspergillusnidulans, Aspergillusniger, Aspergillusoryzae, Aspergilluswentii

  • Genus Penicillium

Kerajaan : Fungi

Divisi : Ascomycota

Kelas : Eurotiomycetes

Ordo : Eurotiales

Famili : Trichocomaceae

Genus : Penicillium

Spesies : Penicilliumnotatum, Penicilliumchrysogenum. Penicilliummarneffei, Peniclliumroqueforti, Peniclliumcamemberti

 


  • Genus Saccharomyces

Kerajaan : Fungi

Divisi : Ascomycota

Kelas : Saccharomycetes

Ordo : Saccharomycetales

Famili : Saccharomycetaceae

Genus : Saccharomyces

Spesies : Saccharomycescereviseae,  Saccharomycesboullardii,  Saccharomycesuvarum


Peranan Ascomycota

Berikut ini terdapat beberapa peranan ascomycota, terdiri atas:


1. Fungi yang Menguntungkan dari golongan Ascomycetes

  1. Saccharomycescereviciae, berperan dalam pembuatan bir, roti maupun alkohol, sebab dapat memproduksi etanol secara fermentasi dalam jumlah yang besar dan mempunyai toleransi terhadap alkohol yang tinggi (Koesoemadinata, 2001).
  2. Penicilliumchrysogenum, berperan dalam pembuatan antibiotik penisilin. Antibiotik penisilin ini digunakan untuk menghambat bahkan membunuh bakteri patogen.
  3. Penicilliumroqueforti, berperan dalam meningkatkan kualitas keju.
  4. Aspergillusoryzae, berperan dalam pembuatan tauco.
  5. Aspergilluswentii, berperan dalam pembuatan kecap.

2. Fungi yang Merugikan dari golongan Ascomycetes

  • Venturiainaequalis, penyebab penyakit yang merusak buah apel.
  • Claviscepspurpurea, penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Gandum yang terkena spesies ini akan menimbulkan ergotisma pada hewan atau manusia yang memakannya.
  • Aspergillusflavus, mengandung senyawa aflatoksinyang hidup pada kacang dan media lain yang sejenis, dapat membahayakan hati (liver) dan bersifat karsinogenik.
  • Penicilliummarneffei, menyebabkan penyakit penisiliosis dengan kelainan pada kulit dan paru.
  • Candidaalbicans, menyebabkan peradangan atau infeksi pada mulut, kulit, kuku, vulvovaginitis, stomatitis.

Reproduksi Ascomycetes

Reproduksi Ascomycota

Ascomycota berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual), yaitu sebagai berikut:


Perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual)

Perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual) dengan membelah diri, membentuk tunas, fragmentasi, dan membentuk konidia. Pada Ascomycota multiseluler berlangsung dengan membentuk Konida atau Konidiospora yang merupakan spora vegetatif. Konidia terbentuk pada ujung hifa yang tegak, bersekat dan berjumlah empat butir. Pada Ascomycota uniseluler berlangsung dengan cara membentuk tunas (blastospora). Pada waktu masih muda, tunas menempel pada sel induk dan setelah dewasa, tunas melepaskan diri dari sel induk.


Perkembangbiakan secara generatif (seksual)

Perkembangbiakan secara generatif (seksual), pada Ascomycetes uniseluler (misalnya Saccharomyces) berlangsung dengan cara Konjugasi dan menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot kemudian tumbuh menjadi askus (berbentuk kantong panjang berisi askospora). Di dalam askus terjadi pembelahan meiosis yang menghasilkan empat sel askospora haploid (n) yang merupakan spora generatif. Pada Ascomycetes multiseluler, konidiospora/askospora tumbuh menjadi benang hifa.


Hifa bercabang membentuk miselium dan ujung miselium yang vegetatif berubah fungsi membentuk askogonium (oogonium) dan ujung lain dari miselium membentuk anteridium. Askogonium membentuk tonjolan (trikogen) yang menghubungkan askogoniumdan anteridium. Plasma dan inti anteridium berpindah ke askogonium. Inti-inti askogonium berpasangan dengan inti-inti anteridium.


Askogonium yang memiliki pasangan inti membelah secara mitosis membentuk hifadikarion yang diploid (2n). Hifadikarion memanjang dan membelah menjadi miselium yang akan membentuk badan buah. Ujung-ujung hifadikarion membentuk askus, dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid (2n) dan membelah secara meiosis) menghasilkan 8 spora askus (askospora) yang haploid (n).


Struktur Ascomycota

Ascomycota bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan cara menghasilkan spora aseksual dalam jumlah yang sangat besar yang sering kali tersebar oleh angin. Spora aseksual ini dihasilkan pada ujung hifa yang terdapat dalam rantai yang panjang atau berkelompok. Ascomycetes memiliki tahapan dikariotik yang lebih panjang yang dihubungkan dengan pembentukan askokarpus. Reproduksi secara seksual (generatif) menghasilkan spora yang mirip kantung (Campbell, etal., 2003).


Reproduksi Ascomycota terjadi secara aseksual dan seksual. Pada Ascomycotamultiselular, reproduksi aseksualnya terjadi dengan cara membentuk konidia. Konidia merupakan spora aseksual yang dibentuk di ujung konidiofor. Konidiofor sendiri adalah hifa yang termodifikasi membentuk tangkai sporangium. Reproduksi secara seksual pada Ascomycotauniselular terjadi dengan cara konjugasi Askus merupakan struktur mirip kantung yang mengandung spora (askospora).


Adapun pada Ascomycota multiseluler, reproduksi seksualnya terjadi dengan cara perkawinan antara hifa haploid (n) yang berbeda jenis, yaitu hifa positif dan hifa negatif. Hifadikariotik(berinti dua) merupakan hifa yang terbentuk pada saat penyatuan hifa positif dan hifa negatif. Pada hifadikariotik, ujung-ujungnya akan membentuk askus. Askus tersebut akan berkelompok membentuk tubuh buah (askokarp).


Ascomycota merupakan golongan jamur yang memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantung yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang di dalamnya terdapat spora yang disebut akospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora. Kelompok ini memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium konidium atau stadium seksual dan stadium askus atau stadium aseksual. Kebanyakan ascomycetes bersifat mikroskopis, sebagian kecil bersifat makroskopis yang memiliki tubuh buah (Gandjardkk., 2006).

Related Posts