Konstruksi Hidrograf Satuan (14 Langkah)



Baca artikel ini untuk mempelajari tentang langkah-langkah penting yang terlibat dalam pembuatan hidrograf satuan.

Untuk membangun hidrograf satuan untuk setiap daerah aliran sungai, perlu mengumpulkan data curah hujan dan debit dasar secara bersamaan. Data curah hujan harus diperoleh dari stasiun pengukur hujan yang terdistribusi dengan baik yang dilengkapi dengan pengukur curah hujan yang merekam sendiri yang memberikan distribusi curah hujan secara areal dan waktu. Juga diperlukan data hidrograf bertahap atau hidrograf debit dari pencatat tinggi muka air yang memberikan bentuk lengkap hidrograf pada outlet cekungan drainase.

Data curah hujan yang terkumpul dianalisis untuk mendapatkan hyetograph curah hujan efektif durasi tertentu atau satuan. Demikian pula hidrograf limpasan langsung yang sesuai diperoleh dari hidrograf debit total. Kedua hal ini merupakan dua syarat dasar dalam penurunan hidrograf satuan.

Pembuatan hidrograf satuan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  1. Dari catatan curah hujan yang lalu, pilih curah hujan-badai intens yang terisolasi dengan durasi spesifik atau satuan.
  2. Untuk badai ini dengan menggunakan metode poligon isohyetal atau Thiessen, hitung rata-rata kedalaman curah hujan di atas cekungan drainase.
  3. Menggunakan (SRRG) self recording data pengukur hujan dari semua stasiun yang tersedia memplot kurva massa curah hujan untuk badai ini dan memperoleh, kurva massa curah hujan rata-rata.
  4. Dari kurva massa rata-rata curah hujan, buat hyetograph. Untuk membangun hyetograph jumlah curah hujan inkremental selama satuan waktu berturut-turut diperoleh dari kurva massa. Kedalaman rata-rata curah hujan per satuan waktu kemudian diplot pada ordinat terhadap waktu sebagai absis.
  5. Dengan menggunakan hidrograf tahap dan hubungan tahap-debit, dapatkan hidrograf debit lengkap (mencakup beberapa waktu sebelum dan sesudah badai) di outlet drainase untuk badai yang dipilih.
  6. Jika tungkai resesi tidak mulus dan terdapat benjolan, buatlah tungkai resesi mulus atau normal dengan membuang benjolan tersebut.
  7. Pisahkan aliran dasar dari hidrograf badai total menggunakan metode empiris yang sesuai.
  8. Kurangi petak komponen aliran dasar dan dapatkan koordinat hidrograf limpasan langsung.
  9. Baik dengan planimeter atau dengan perhitungan matematis, tentukan volume limpasan langsung.
  10. Ubahlah volume ini menjadi cm limpasan di atas daerah tangkapan air. Sebagai contoh:

Volume limpasan langsung = Luas dalam hidrograf = − Ordinat xt = −0 xt

dimana − Ordinat = Jumlah ordinat hidrograf limpasan langsung pada interval waktu yang sama

t = Interval waktu antara koordinat berurutan

Untuk mendapatkan volume limpasan dalam m 3 , koordinat harus dikonversi dalam cumec dan interval waktu dalam detik.

Volume ini dapat diubah menjadi cm limpasan dengan membaginya dengan luas bak drainase m 2 x 100.

Catatan: Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa:

Kedalaman limpasan langsung = Curah hujan efektif

  1. Durasi curah hujan efektif badai dengan durasi tertentu atau satuan ditentukan dengan menggambar garis horizontal pada hyetograph sedemikian rupa sehingga luas hyetograph di atas garis horizontal sama dengan volume limpasan langsung. Jelas area di bawah garis horizontal memberikan abstraksi. Ini adalah metode yang sewenang-wenang. Untuk indeks infiltrasi analisis rumit dan kurva harus digunakan.
  2. Ukur ordinat hidrograf limpasan langsung.
  3. Bagilah ordinat hidrograf limpasan langsung ini dengan kedalaman limpasan yang diperoleh dalam cm untuk mendapatkan ordinat hidrograf satuan.

Secara matematis,

Ordinat hidrograf limpasan langsung = Ordinat hidrograf limpasan langsung/Kedalaman hidrograf limpasan langsung dalam cm

  1. Plot koordinat-koordinat ini terhadap interval waktu yang seragam dan sama seperti yang digunakan pada hidrograf limpasan langsung untuk mendapatkan hidrograf satuan.

Penurunan hidrograf satuan dapat dilakukan dengan sangat mudah dengan membuat perhitungan langkah demi langkah dalam bentuk tabel. Contoh berikut membuat prosedur menjadi jelas.

Masalah:

Pada cekungan drainase seluas 400 km2 ukuran 8 jam badai dipilih untuk konstruksi hidrograf satuan.

Peningkatan curah hujan yang diamati dari kurva massa rata-rata curah hujan badai adalah seperti yang diberikan pada Tabel ‘A’ di bawah ini:

Tabel A

Tabel B

 

Larutan:

Langkah 1:

Dengan menggunakan data curah hujan, hyetograph dapat dibuat seperti pada Gambar 4.8. Garis horizontal (garis Ñ„) dapat ditarik pada ordinat 2 cm. Daerah di atas garis memberikan curah hujan efektif. Dapat juga dilihat bahwa durasi hujan efektif adalah 4 jam yang sama dengan durasi tertentu atau satuan hidrograf.

Langkah 2:

Besarnya curah hujan efektif dapat dihitung seperti pada Tabel 4.5. Curah hujan efektif total mencapai 3,64 cm.

 

Langkah 3:

Koordinat hidrograf limpasan langsung dan hidrograf satuan 4 jam dapat dihitung seperti pada Tabel 4.6. Dapat dicatat bahwa

Ordinat limpasan langsung = Total ordinat limpasan – ordinat aliran dasar, dan

Satuan hidrograf ordinat = Direct runoff ordinat/Direct runoff dinyatakan dalam cm

Langkah 4:

Volume limpasan langsung = −0 xt = 1011 x 4 x 60 x 60 = 4044 x 3600 m 3

Gambar 4.9. Soal Satuan hidrograf konstruksi

Langkah 5:

Kedalaman limpasan langsung dalam c = [(4044 X 3600) / Luas cekungan dalam m 2 ] X 100

= (4044 X 3600X100) / (400 X 1000 X 1000) = 3,64 cm

Tabel 4.6. Larutan

 

Dari langkah 2 dan langkah 5

Kedalaman limpasan langsung = Kedalaman curah hujan efektif = 3,64 cm

Oleh karena itu, perhitungan bertahap sudah benar.

Langkah 6:

Volume limpasan dari hidrograf satuan = − 0 xt = 277,8 x 4 x 60 x 60 m 3

Kedalaman limpasan dari hidrograf satuan dalam cm = 277,8 x 4 x 60 x 60/400 x 1000×1000 x 100 = 1 cm

(Ini sesuai definisi hidrograf satuan)

Langkah 7:

Sekarang dengan menggunakan nilai pada kolom (3) dan (7) koordinat hidrograf satuan dapat diplot terhadap waktu sebagai absis untuk menyusun hidrograf satuan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.9.

Related Posts