Sistem Pencernaan Polychaeta



Sebagai manusia kita diharuskan selalu mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna setiap hari. Mulai dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang, jagung, protein seperti daging, ikan, tempe, tahu, vitamin pada buah dan sayur dan susu.

Makanan ini harus selalu kita konsumsi agar kita dapat menjalankan berbagai aktifitas dengan lancar dan serta menjaga kesehatan. Protein merupakan salah satu zat makanan yang harus selalu dipenuhi setiap hari untuk membangun metabolisme dalam tubuh.

Sumber protein bisa berasal dari hewani atau nabati. Protein nabati diperoleh dari berbagai jenis kacang-kacangan, sedangkan protein hewani didapat dari berbagai jenis daging dan ikan. Namun ada salah satu sumber protein yang belum banyak orang ketahui, yaitu cacing palolo dan cacing wawo.

Dalam dunia biologi cacing palolo dan cacing wawo masuk kedalam kelompok polychaeta. Polychaeta merupakan cacing yang mempunyai banyak rambut. Sebagian besar kelompok ini memang hidup di laut sehingga kadang diberi nama cacing laut, tetapi ada juga yang hidup di air payau maupun air tawar. Setiap segmen dari tubuh cacing ini dilengkapi dengan alat gerak atau alat renang dikarenakan habitatnya yang berada di air.

Beberapa Tipe Sistem Pencernaan Polychaeta

Untuk sistem percernaan sendiri, kelompok polychaeta memiliki beberapa tipe yaitu raptorial feeder, deposit feeder, filter feeder. Raptorial feeder yaitu avertebrata keil yang ditangkap dengan rahang kitin, deposit feeder yaitu menelar pasir dan lumpur lalu bahan organik dicerna sedang partikel mineral dikeluarkan lewat anus, sedangkan  filter feeder yaitu menyaring plakton lewat mulut.

Karena makanan yang dimakan oleh cacing jenis ini adalah plakton maka protein pada jenis cacing ini cukup tinggi sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat.

Peranan Polychaeta

Peranan polychaeta yang banyak antara lain sebagai sumber protein,bahan baku obat dan industri farmasi,sebagai parasit pada cangkang kerang, sebagai budidaya, hiasan akuarium, sebagai indikator polusi organik ekosistem akuatik menyebabkan cacing ini banyak dicari oleh masyarakat.

Khususnya untuk masyarkat yang berada di daerah timur Indonesia dan tinggal di daerah pantai. Cacing jenis ini memang banyak ditemukan di perairan Maluku dan Lombok.

Related Posts

Dia