Menyiapkan Rekening Cabang (8 Aspek)



Saat menyiapkan Rekening Cabang, perhatian khusus harus diberikan sehubungan dengan hal-hal berikut (poin yang perlu diperhatikan):

(1) Penjualan Kredit, Piutang Tak Tertagih, Diskon yang Diperbolehkan, Retur Penjualan:

Penjualan Kredit, Piutang Tak Tertagih, Diskonto yang diperbolehkan, Pengembalian dari Debitur ke Cabang bukan merupakan transaksi langsung dari Kantor Pusat dan karenanya tidak tercatat di Rekening Cabang. Namun, hal-hal ini akan dipertimbangkan saat memastikan jumlah Saldo Penutupan atau Pembukaan Debitur atau Uang Tunai yang Diterima dari Debitur, di Rekening Debitur Cabang Memorandum.

Singkatnya, item di atas tidak ditampilkan di Rekening Cabang; efek bersih dari barang-barang ini ­secara otomatis diberikan efek di Rekening Cabang, dengan menunjukkan Pembukaan Debitur. Menutup Debitur dan Penerimaan Tunai dari Debitur.

(2) Kehilangan Stok, Surplus Stok:

Kekurangan atau kelebihan stok di Cabang karena alasan normal atau tidak normal tidak ditampilkan dalam Rekening Cabang.

(3) Penyusutan Aktiva Tetap:

Penyusutan aset tetap Cabang tidak ditampilkan di Rekening Cabang. Namun, ­saldo awal aset tetap dan saldo akhir aset tetap (tentunya dikurangi penyusutan) ditampilkan di Rekening Cabang.

Perlu diperhatikan bahwa pada saat saldo awal dan saldo akhir aktiva tetap dimasukkan ke dalam Rekening Cabang, secara otomatis sudah ada pengaruh penyusutan.

(4) Barang dalam Perjalanan:

Barang – dalam – transit adalah selisih antara barang yang dikirim oleh Kantor Pusat dan diterima oleh Cabang. Barang tersebut akan diperlihatkan di kedua sisi Rekening Cabang atau akan diabaikan sama sekali saat menyiapkan Rekening Cabang.

(5) Biaya yang Dikeluarkan oleh Cabang:

Biaya yang sebenarnya dibayar oleh Cabang tidak ditampilkan di Rekening Cabang. Namun jumlah yang disetorkan oleh Kantor Pusat ke Cabang untuk biaya rapat didebit di Rekening Cabang. Jika jumlah aktual yang dibelanjakan oleh Cabang lebih kecil, saldo kas ditampilkan sebagai bagian dari saldo akhir, di sisi kredit Rekening Cabang.

Ini akan menjadi jelas dari contoh berikut:

Contoh:

Jika Saldo Awal Kas Cabang adalah Rp. 100; kas yang disetorkan oleh Kantor Pusat ke Cabang adalah sebesar Rp. 600 dan Saldo akhir kas dengan Cabang adalah Rs. 50; jumlah yang sebenarnya dikeluarkan adalah Rp. 650 (Rs. 100 + Rs. 600 – 50), item ini muncul di Rekening Cabang, seperti di bawah:

(6) Pembelian Aset Tetap oleh Cabang:

Ketika Cabang telah membeli aset tetap secara tunai, pengiriman uang dari Cabang ke Kantor Pusat harus dikurangi dengan jumlah dan aset tetap harus ditunjukkan di sisi kredit Rekening Cabang, sebagai saldo akhir. Jika Cabang telah membeli aset tetap secara kredit, kewajiban yang timbul dari pembelian tersebut harus ditunjukkan pada sisi debet Rekening Cabang sebagai saldo akhir kewajiban.

(7) Penjualan Aset Tetap:

Ketika Cabang telah menjual aset tetap secara tunai, hasilnya disetorkan ke Kantor Pusat. Aset akan berkurang nilainya untuk ditampilkan di sisi kredit Rekening Cabang. Jika Cabang telah menjual aset tetap secara kredit, jumlah yang terhutang ditunjukkan sebagai debitur di Cabang pada akhir periode akuntansi. Kerugian atau keuntungan yang timbul dari penjualan aset tetap tersebut tidak akan ditampilkan di Rekening Cabang karena disesuaikan secara otomatis melalui penyesuaian di atas.

(8) Dalam hal saldo Pembukaan atau Penutupan Debitur Cabang tidak diberikan. Rekening Debitur Cabang Memorandum harus disiapkan untuk mengetahui angka yang hilang. Rekening ini disiapkan dengan pola yang sama dengan Rekening Total Debitur yang disiapkan di bawah Sistem Entri Tunggal. Demikian pula, jika pembukaan atau penutupan saldo saham Cabang hilang, maka Memorandum Rekening Efek Cabang harus disiapkan.

Ilustrasi 1:

Toko Umum Bombay menagih barang ke berbagai cabang mereka dengan biaya, dan cabang menjual barang tidak hanya untuk uang tunai tetapi juga secara kredit. Biaya cabang ditanggung oleh Kantor Pusat.

Dari keterangan-keterangan berikut yang ­berkaitan dengan Cabang Calcutta, siapkan perhitungan yang diperlukan di buku Kantor Pusat:

Catatan:

Saldo akhir debitur yang tidak diberikan dalam soal harus diketahui dengan membuat nota rekening debitur. Saldo akhir furnitur adalah setelah dikurangi penyusutan. Laba cabang juga dapat diketahui dengan menyiapkan akun perdagangan dan laba rugi dengan cara biasa dengan mengabaikan saldo pembukaan dan penutupan kecuali saham, dan menunjukkan semua biaya dan kerugian di Akun laba rugi.

Ilustrasi 2:

Perusahaan Perdagangan Bombay menagih barang ke cabangnya di Delhi dengan biaya. Kantor Pusat membayar semua biaya cabang dari banknya, kecuali biaya kas kecil yang dipenuhi oleh cabang.

Semua kas yang dikumpulkan oleh cabang dibank pada hari yang sama ke kredit rekening Kantor Pusat. Berikut ringkasan transaksi cabang selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2006.

Catatan:

Rekening cabang, seperti yang telah disiapkan di atas, adalah rekening nominal yang menunjukkan keuntungan atau kerugian yang dibuat oleh cabang tersebut. Jika diinginkan untuk menyiapkan akun perdagangan dan laba rugi untuk memastikan keuntungan atau kerugian, akun cabang yang menyertai hanya akan menjadi akun pribadi yang menunjukkan total saldo penutupan sebagai selisih antara kedua belah pihak.

 

Poin-poin berikut dapat diingat saat Anda menyiapkan Rekening Cabang:

  1. Penjualan kredit di Cabang tidak dibuat dalam pembukuan Kantor Pusat. Kantor Pusat melakukan pencatatan hanya untuk uang tunai yang diterima karena pengiriman uang dari penjualan tunai bersama dengan uang tunai yang diterima dari Debitur Cabang.
  2. Pengeluaran kecil, yang dibayar oleh Manajer Cabang dari kas kecil, tidak ditampilkan dalam Rekening Cabang. Rekening Cabang didebet dengan saldo awal kas dan selanjutnya dikirim oleh Kantor Pusat ke Cabang. Pada saat penutupan, Rekening Cabang dikreditkan dengan saldo penutupan Kas Kecil. Dengan demikian, pengeluaran kecil otomatis dibebankan ke Rekening Cabang.
  3. Kantor Pusat tidak membuat entri untuk diskon yang diperbolehkan, piutang tak tertagih dihapuskan. Pengembalian yang dilakukan oleh Debitur Cabang dll. Tapi ini dipertimbangkan saat menyiapkan Rekening Debitur Cabang.
  4. Penyusutan aset tetap Cabang tidak ditampilkan dalam Rekening Cabang. Namun Rekening Cabang didebit sebesar nilai aset tetap pada awal periode akuntansi dan dikredit sebesar nilai aset tetap pada akhir periode akuntansi. Dengan demikian perbedaannya yakni penyusutan otomatis dibebankan.
  5. Aset tetap dapat dijual oleh Cabang dengan untung atau rugi, yang tidak dibuatkan entri di Rekening Cabang. Hasil penjualan aset tetap tersebut disetorkan ke Kantor Pusat. Demikian pula ketika pembelian aset dilakukan, pengiriman uang dikurangi sejauh itu.

Ketika penjualan aset terjadi pengiriman uang ­meningkat dan nilai aset menurun; ketika pembelian aset terjadi pengiriman uang berkurang dan nilai aset meningkat. Rekening Cabang dicatat dengan angka penutupan yaitu Saldo Pembukaan + Pembelian – Hasil Penjualan aset.

  1. Dalam hal Saldo Pembukaan dan Penutupan Debitur Cabang tidak diberikan, Rekening Debitur Cabang Nota Kesepahaman harus disiapkan untuk mengetahui angka yang hilang. Rekening ini dibuat dengan pola yang sama dengan Rekening Total Debitur yang dibuat dengan Sistem Single Entry. Demikian pula, jika pembukaan dan penutupan saldo stok Cabang hilang, maka Rekening Efek Cabang harus disiapkan.

Related Posts