Cara Kerja Ohmmeter



Ohmmeter adalah perangkat yang mengukur jumlah listrik yang dihasilkan dari pergeseran saat elektron melewati sebuah konduktor listrik. Juga dikenal sebagai hambatan listrik, nilainya dinyatakan dalam satuan “ohm.” Pengukuran ini diatur oleh “Hukum Ohm,” yang menyatakan bahwa arus yang melalui rangkaian listrik berbanding lurus dengan jumlah tegangan yang diberikan. Ketika ditulis sebagai persamaan aljabar, fenomena alam ini akan terlihat seperti ini: R = V / I, dimana R adalah Resistensi, V Tegangan, dan I mewakili Arus.

Ini ilustrasi sederhana dari hubungan antara nilai-nilai tersebut diberikan pada abad ke-19 fisikawan Jerman dan guru, Georg Simon Ohm. Mekanisme bagaimana ohmmeter kerjanya sangat sederhana. Pertama, ohmmeter harus mampu menghasilkan aliran internal arus, oleh karena itu, dilengkapi dengan baterai sendiri. Perangkat ini juga terdiri dari dua arah, yang kemudian resistensi di antara mereka akan diukur.

Ujung merah dihubungkan ke terminal positif sesuai unit listrik yang sedang diuji, sedangkan hitam melekat ke negatif. Ketika arus mengalir dari baterai dan melalui unit, ohmmeter mengukur penurunan tegangan, atau hambatan, yang terjadi.

Jika ada bagian terbuka dari sirkuit, hasil yang dihasilkan disebut “hambatan tak terbatas,” dan ditunjukkan oleh jarum instrumen memperluas ke kiri dari skala logaritmik. Hal ini mungkin tampak aneh karena sebagian besar perangkat pengukuran lain listrik berayun ke ujung kanan untuk menunjukkan tingkat maksimum.

Di sisi lain, jika tidak ada hambatan, ohmmeter akan memberikan pembacaan nol. Namun, jika resistensi yang diharapkan, maka bacaan ini menunjukkan bahwa ada arus pendek pada unit yang diuji.

Sementara perangkat pertama hanya menggunakan dua petunjuk, generasi berikutnya terdiri dari empat. Satu pasang mengarahkan aliran arus, sedangkan resistansi lainnya diukur. Peningkatan ini dimaksudkan untuk mengkompensasi perbedaan dalam regulasi tegangan antara dua penunjuk yang dapat membahayakan akurasi, terutama ketika mencoba untuk mengukur resistansi yang sangat rendah. Akhirnya, ohmmeter modern yang digunakan saat ini menyediakan bacaan digital dengan lebih presisi, peningkatan yang ditandai dibandingkan pendahulunya yang analog.

Terlepas dari yang analog atau digital, ohmmeter tidak boleh terhubung ke unit listrik yang memiliki sumber tegangan sendiri. Untuk satu hal, instrumen yang dirancang untuk mengukur resistensi berdasarkan aliran arus yang dihasilkan oleh baterai sendiri. Setiap gangguan dari sumber arus lain akan melemahkan fungsi dan menghasilkan pembacaan palsu. Selain itu, jika sumber sekunder tegangan cukup tinggi, mungkin kerusakan ireversibel ohmmeter akan terjadi.

Bagian-bagian Ohmmeter dan fungsinya

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :

  1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi   untuk   mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
  2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
  3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan  batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
    pengukuran, yaitu :
  4. Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K W
  5. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
  6. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :10; 50; 250; 500; dan 1000.
  7. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
  8. Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
  9. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub +  yang berwarna merah.
  10. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
  11. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC  atau AC.
  12. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
  13. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk  besaran yang diukur.
  14. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

Jenis-Jenis Ohm-Meter

Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu bentuk ohm-meter analog dan bentuk ohm-meter digital.

Ohm-Meter Analog

Ohm-meter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog.

Kekurangan Ohm-meter analog :

Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan ohm-meter digital.

Ohm-Meter Digital

Ohm-meter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.

Kelebihan Ohm-meter digital :

Ohm-meter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur hambatan pada kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai ohm-meter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,sebaiknya menggunakan ohm-meter analog.

Related Posts