Bagaimana Cara Mengontrol Polusi Suara? (6 Tindakan Efektif)



Beberapa cara untuk mengendalikan polusi suara adalah sebagai berikut: (1) Pengendalian di Ujung Penerima (2) Penindasan Kebisingan di Sumber (3) Zonasi Akustik (4) Insulasi Suara pada Tahap Konstruksi (5) Penanaman Pohon (6) Legislatif Pengukuran.

Dari pembahasan di atas, jelas bahwa kebisingan bukan hanya gangguan tetapi merupakan masalah lingkungan yang serius dan bahaya kesehatan.

Seperti semua polusi lainnya, polusi suara perlu dikendalikan dengan langkah-langkah yang akan mempertahankan ­tingkat polusi suara yang dapat diterima untuk manusia dan bangunan seperti yang ditunjukkan.

Polusi suara dapat dikendalikan secara efektif dengan mengambil langkah-langkah berikut:

(1) Kontrol di Ujung Penerima:

Untuk orang yang bekerja di instalasi yang bising, alat bantu pelindung telinga seperti penyumbat telinga, penutup telinga, helm kebisingan, headphone, dll. harus disediakan untuk mengurangi ­paparan kerja.

(2) Penekanan Kebisingan pada Sumber:

Ini dimungkinkan jika metode kerja ditingkatkan dengan:

(a) Merancang, membuat, dan menggunakan mesin yang lebih tenang untuk menggantikan mesin yang berisik.

(b) Pelumasan yang tepat dan perawatan mesin yang lebih baik.

(c) Memasang mesin bising di ruang kedap suara.

(d) Menutupi bagian-bagian mesin penghasil kebisingan dengan bahan penyerap suara untuk memeriksa produksi kebisingan.

(e) Mengurangi kebisingan yang dihasilkan dari mesin yang bergetar dengan peredam getaran ­yaitu membuat lapisan bahan peredam (karet, neoprena, gabus atau plastik) di bawah mesin.

(f) Menggunakan peredam suara untuk mengendalikan kebisingan dari mobil, saluran, knalpot, dll. dan menyampaikan sistem dengan ujung terbuka ke atmosfer.

(g) Menggunakan wol kaca atau wol mineral yang dilapisi dengan lembaran logam berlubang untuk tujuan perlindungan mekanis.

(3) Zonasi Akustik:

Peningkatan jarak antara sumber dan penerima dengan zonasi kawasan industri yang bising, terminal bus dan stasiun kereta api, lapangan terbang, dll. jauh dari kawasan ­pemukiman akan sangat membantu dalam meminimalkan polusi kebisingan. Harus ada zona hening di dekat pemukiman, institusi pendidikan dan yang terpenting, di dekat rumah sakit.

(4) Insulasi Suara pada Tahap Konstruksi:

(a) Bunyi merambat melalui celah yang tertinggal antara pintu dan dinding. Untuk mengurangi kebisingan, ruang ini (celah kusen) harus dikemas dengan bahan penyerap suara.

(b) Insulasi suara dapat dilakukan dengan membuat jendela dengan panel kaca ganda atau tiga dan mengisi celah dengan bahan penyerap suara.

(c) Ubin akustik, kain kempa rambut, kayu lapis berlubang, dll. dapat dipasang di dinding, langit -langit ­, lantai, dll. untuk mengurangi kebisingan (khususnya untuk ruang rekaman kedap suara, dll.)

(5) Penanaman Pohon:

Menanam pohon dan semak hijau di sepanjang jalan, rumah sakit, lembaga pendidikan, dll. sangat membantu dalam pengurangan kebisingan.

(6) Tindakan Legislatif:

Langkah-langkah legislatif yang ketat perlu ditegakkan untuk mengekang ancaman polusi suara ­. Beberapa tindakan ini dapat berupa:

(a) Penggunaan minimal pengeras suara dan amplifier terutama di dekat zona hening.

(b) Melarang klakson tekanan di mobil.

(c) Membingkai Undang-undang Polusi Suara yang terpisah.

Related Posts