Lahan Tidak Cocok untuk Ditanam | Pertanian



Artikel ini menyoroti empat kelas utama tanah yang tidak cocok untuk ditanami. Kelas-kelas tersebut adalah: 1. Kelas V (Hijau Tua) 2. Kelas VI (Warna Oranye) 3. Kelas VII (Warna Coklat) 4. Kelas VIII (Warna Ungu).

Lahan yang Tidak Cocok untuk Dibudidayakan: Kelas #1.

Kelas V (Hijau Tua):

(i) Tanah di kelas V memiliki sedikit atau tidak ada bahaya erosi, tetapi memiliki keterbatasan lain, yang pemindahannya tidak dapat dilakukan. Mereka digunakan sebagian besar untuk padang rumput, hutan, dan makanan dan penutup kehidupan liar.

(ii) Panjang kemiringan tanah 10-15 persen.

(iii) Lahan tersebut hampir rata dan tidak terkena angin atau erosi air.

(iv) Budidaya tidak layak karena satu atau lebih keterbatasan, seperti luapan, berbatu, lereng curam, basah atau iklim yang parah.

Contoh tanah Kelas V adalah:

(i) Tanah dataran rendah sering mengalami luapan air yang menghambat produksi normal tanaman budidaya,

(ii) Tanah yang hampir rata dengan musim tanam yang mencegah produksi normal dari tanaman yang dibudidayakan,

(iii) Tanah berbatu atau berbatu yang rata atau hampir rata, dan

(iv) Area genangan di mana drainase untuk tanaman budidaya tidak memungkinkan tetapi tanahnya cocok untuk rerumputan atau pohon.

(v) Tanah kelas V tidak cocok untuk budidaya tanaman budidaya, tetapi cocok untuk tumbuh-tumbuhan tahunan (silvipasture). Padang rumput dapat diperbaiki, dan manfaat dari pengelolaan yang tepat dapat diharapkan.

Kondisi fisik tanah sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk menerapkan perbaikan padang penggembalaan, jika diperlukan, seperti pembibitan, pengapuran, pemupukan, dan pengendalian air dengan alur kontur, parit drainase, pengalihan penyebar air.

Lahan yang Tidak Cocok untuk Dibudidayakan: Kelas #2.

Kelas VI (Warna Oranye):

(i) Tanah di kelas VI memiliki keterbatasan parah yang membuatnya tidak cocok untuk budidaya dan membatasi penggunaannya sebagian besar untuk padang rumput, atau hutan, atau makanan dan penutup kehidupan liar.

(ii) Kemiringan tanah bervariasi antara 15-25 persen.

(iii) Tanah-tanah kelas VI mempunyai keterbatasan-keterbatasan berlanjut yang tidak dapat diperbaiki, seperti:

(a) Lereng curam,

(b) Bahaya erosi yang sangat parah,

(c) Efek erosi masa lalu yang sangat parah

(d) Kekakuan,

(e) Zona perakaran dangkal,

(f) Basah berlebihan atau luapan,

(g) Kapasitas kelembaban rendah,

(h) Salinitas atau natrium, dan

(i) Iklim yang parah.

Tanah di kelas ini tunduk pada batasan sedang di bawah penggunaan penggembalaan atau kehutanan.

Lahan yang Tidak Cocok untuk Dibudidayakan: Kelas #3.

Kelas VII (Warna Coklat):

(i) Tanah di kelas VII memiliki keterbatasan yang sangat parah yang membuatnya tidak cocok untuk budidaya dan membatasi penggunaannya sebagian besar untuk penggembalaan, atau penghijauan, atau ­makanan dan penutup kehidupan liar.

(ii) Kemiringan tanah bervariasi antara 25-33 persen.

(iii) Tanah-tanah dalam kelas ini tunduk pada kondisi kering dan berawa, tanah yang tererosi dan bergelombang serta lereng yang curam.

(iv) Setelah dirawat dengan baik, tanah dari kelas ini dapat digunakan untuk kehutanan dan penggembalaan.

Lahan yang Tidak Cocok untuk Dibudidayakan: Kelas #4.

Kelas VIII (Warna Ungu):

(i) Tanah dan bentuk lahan di kelas VIII memiliki batasan yang menghalangi penggunaannya untuk produksi tanaman komersial dan membatasi penggunaannya untuk rekreasi, ­makanan dan penutup kehidupan liar atau untuk pasokan air, perlindungan daerah aliran air atau untuk tujuan estetika.

(ii) Lahan memiliki kecuraman yang tinggi (>33 persen).

(iii) Keterbatasan yang tidak dapat dikoreksi dapat diakibatkan oleh efek dari satu atau lebih faktor berikut:

(a) Erosi atau bahaya erosi,

(b) iklim yang parah,

(c) Tanah basah,

(d) Batu,

(e) Kapasitas kelembaban rendah,

(f) Salinitas atau natrium.

(iv) Tanah tandus, singkapan batu, pantai berpasir, rawa-rawa, gurun, aliran sungai, tailing tambang dan tanah hampir tandus lainnya termasuk dalam kelas VIII untuk melindungi tanah lain yang lebih berharga untuk mengendalikan air atau untuk kehidupan liar atau untuk estetika alasan.

(v) Kelas kemampuan lahan ditunjukkan pada peta dengan angka romawi I sampai VIII atau dengan warna standar atau keduanya.

Related Posts