Penyebab Kematian Tinggi yang Mendasari di Masa Lalu



Tingkat kematian yang tinggi di sebagian besar masa lalu terutama dapat dikaitkan dengan kelaparan dan kekurangan makanan, epidemi berulang setelah kondisi sanitasi yang buruk dan perang yang sering terjadi. Namun, seiring kemajuan masyarakat, umat manusia secara bertahap mengembangkan kendali atas faktor-faktor ini, dan tingkat kematian mulai menurun. Perkembangan ini ­pertama kali terjadi di alam maju, dan secara bertahap menyebar ke seluruh dunia.

Revolusi pertanian dan perubahan selanjutnya dalam ­praktik pertanian secara drastis meningkatkan pasokan makanan yang menyebabkan hilangnya kematian yang disebabkan oleh kelangkaan pangan. Lebih lanjut, peningkatan asupan nutrisi meningkatkan daya tahan manusia terhadap beberapa penyakit, yang dulu memakan banyak korban jiwa. Perbaikan moda transportasi memungkinkan perpindahan surplus makanan ke daerah-daerah yang kekurangan, dengan demikian, menetralkan efek kelaparan lokal. Peningkatan standar hidup secara keseluruhan membantu manusia dalam beberapa cara dengan melindunginya dari keanehan alam.

Revolusi pertanian diikuti oleh revolusi industri di Eropa pada pertengahan abad kedelapan belas. Dengan munculnya pusat-pusat industri besar, ditandai dengan kemacetan ekstrim, kondisi higienis dan sanitasi yang buruk, dan kondisi kerja yang merugikan di pabrik-pabrik, revolusi industri awalnya meningkatkan angka kematian di beberapa negara di Eropa.

Namun, selama periode berikutnya, setelah perbaikan kondisi sanitasi dan tindakan kesehatan dimulai, angka kematian sekali lagi mulai menurun. Reformasi sanitasi mencakup langkah-langkah seperti penyediaan air minum yang aman dan pengenalan sistem pembuangan limbah.

Langkah-langkah ini memainkan peran penting dalam menghilangkan kondisi lingkungan yang buruk dan tidak higienis yang sebelumnya mendukung penyebaran penyakit menular. Proses desinfeksi air dengan klorinasi membawa banyak penyakit menular yang terbawa air seperti kolera, diare dan disentri terkendali. Bersamaan dengan itu, langkah-langkah reformasi sosial seperti perbaikan kondisi kerja di pabrik-pabrik, pengenalan sistem jaminan sosial yang mencakup tunjangan pensiun hari tua, asuransi kesehatan dan perawatan kesehatan, dll. dimulai di beberapa negara di Eropa. Semua ini memiliki efek mendalam pada tingkat kematian.

Kebersihan pribadi dan kebersihan komunitas secara bertahap menempati posisi sentral dalam gerakan kebersihan di seluruh Eropa. Menumbuhkan literasi setelah peningkatan standar hidup secara keseluruhan menghasilkan kesadaran di antara orang-orang tentang pentingnya kebersihan pribadi dan sosial. Kemajuan medis termasuk perluasan rumah sakit, perubahan dalam pendidikan kesehatan dan peningkatan obat-obatan dan perawatan selanjutnya memberikan dorongan untuk memerangi kematian.

Pada akhir abad ke-19, perkembangan asepsis dan anti-sepsis sangat membantu dalam menahan angka kematian. Ini diikuti dengan pengembangan vaksin untuk beberapa penyakit antara lain cacar, cacar air, antraks domba, hidrofobia, difteri dll. Antitoksin profilaksis dikembangkan kemudian untuk mengendalikan penyakit seperti tifus, demam kuning, demam berdarah, influenza, campak, batuk rejan, dll.

Wabah, pembunuh terbesar, sudah lama menghilang dari Eropa. Insiden tuberkulosis, pembunuh mematikan lainnya, dapat dikendalikan dengan diperkenalkannya ­antibiotik pada pertengahan abad ke-20. Pengendalian polio dengan vaksinasi sekitar waktu yang sama juga merupakan tonggak kemajuan medis umat manusia.

Langkah-langkah ini kemudian dicangkokkan di negara-negara kurang berkembang, yang mengakibatkan penurunan angka kematian secara drastis sejak pertengahan abad ke-20. Komunikasi ilmiah dan kerjasama internasional telah memungkinkan negara-negara kurang berkembang untuk mengimpor teknik dari negara maju dan menerapkannya dalam program kesehatan massal dengan biaya yang relatif lebih rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memainkan peran penting dalam program pengendalian kematian di negara-negara tersebut. Namun, karena sebagian besar reformasi sanitasi sangat mahal, banyak negara kurang berkembang terus berjuang dengan angka kematian yang tinggi.

Related Posts