Apa Efek Berbahaya dari Serangga?-



Serangga adalah kelompok hewan paling beragam di planet ini dan melakukan banyak peran penting. Mereka adalah komponen penting dari ekosistem alam, di mana mereka menyerbuki tanaman, menyebarkan benih, membantu membusuk organisme mati dan bertindak sebagai sumber makanan bagi makhluk lain. Mereka adalah sumber protein yang kaya untuk manusia dan ternak dan menyediakan berbagai produk berharga, seperti madu, pewarna, lilin, dan sutra. Namun, banyak serangga dapat menyebabkan dampak negatif yang signifikan terhadap manusia dan lingkungan.

Serangga sebagai Hama Pertanian

Dampak negatif dari serangga merupakan ancaman yang signifikan terhadap pertanian. Hama serangga berbahaya termasuk ulat, belalang dan belalang, yang memakan daun, biji dan buah tanaman. Kadang-kadang, belalang dapat membentuk malapetaka besar hingga beberapa juta, yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada tanaman dan menyebabkan peristiwa kelaparan. Serangga lain, termasuk kutu daun, thrips dan bonggol, menghisap getah dari tanaman, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit.

Efek berbahaya dari hama juga termasuk membawa dan menyebarkan penyakit tanaman yang berdampak pada tanaman pertanian. Pilihan untuk mengendalikan hama serangga termasuk penyemprotan pestisida, menggunakan asap, menerapkan bahan kimia yang mengiritasi seperti capsicum dan mendorong pengendalian biologis oleh predator alami.

Perubahan Iklim dan Kerusakan Serangga

Perubahan iklim dapat meningkatkan jumlah kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Salah satu contohnya adalah kumbang pinus Eropa, yang diperkenalkan ke Amerika Utara dan telah menyebabkan kerusakan signifikan pada pohon pinus. Karena iklim yang memanas, jangkauan kumbang meluas ke utara dan menyebabkan kerusakan luas pada perkebunan dan hutan pinus.

Gigitan dan Sengatan Serangga

Banyak serangga berbahaya dapat menyebabkan gigitan dan sengatan yang menyakitkan. Ini bisa sangat menjengkelkan jika satu gigitan atau sengatan terjadi, tetapi serangga penyengat yang hidup dalam koloni dapat menyebabkan cedera yang signifikan dan bahkan kematian. Dua contohnya termasuk semut api dan lebah madu Afrika, keduanya sangat agresif saat sarangnya diganggu.

Penyebaran penyakit

Penyakit dari serangga dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian pada manusia dan hewan lainnya. Hewan paling mematikan di Bumi adalah nyamuk, karena perannya dalam penyebaran malaria dan penyakit lainnya. Diperkirakan 700.000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Lalat tsetse, ditemukan di Afrika, menyebarkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit tidur, yang 100 persen fatal tanpa pengobatan. Serangga pembawa penyakit lainnya termasuk serangga berciuman, yang membawa parasit penyebab penyakit Chagas, dan kutu, yang membunuh jutaan orang dengan Wabah Hitam di Eropa abad ke-14.

Kerusakan Bangunan dan Infrastruktur

Serangga dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada rumah, bangunan, dan infrastruktur lainnya. Banyak spesies dapat menyebabkan kerusakan struktural pada bahan konstruksi kayu. Beberapa spesies, seperti rayap dan kumbang bubuk, mengonsumsi kayu secara langsung sebagai bagian dari makanannya. Semut tukang kayu tidak memakan kayu tetapi akan mengunyah kayu untuk membangun lubang sarangnya.

Meskipun tidak merusak rumah secara langsung, lebah dan tawon dapat membangun sarang besar di rongga dinding dan di sekitar tiang penyangga, yang tidak hanya berbahaya bagi manusia tetapi juga sulit dan mahal untuk dipindahkan. Serangga perusak lainnya termasuk kumbang karpet dan semut api. Kumbang karpet menyerang tekstil seperti pakaian, karpet, dan furnitur, sedangkan semut api tertarik ke medan listrik dan dapat menyebabkan pemadaman listrik dan kebakaran listrik.

Dampak Dari Pengendalian Hama

Penggunaan pestisida dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Efek pengendalian hama yang tidak disengaja dan tidak diinginkan telah berkontribusi pada penyakit manusia yang serius. Banyak orang yang paling berisiko adalah petani subsisten di negara berkembang.

Pestisida dapat mencemari tanah, air, dan tumbuh-tumbuhan di lingkungan dan memengaruhi organisme seperti burung, ikan, dan invertebrata yang bermanfaat. Makhluk ini sering berperan dalam mengendalikan hama serangga melalui pemangsaan, dan ketika mereka terbunuh populasi serangga dapat meningkat.

Metode kontrol lain juga menyebabkan efek samping yang tidak terduga. Kodok tebu diperkenalkan ke Australia untuk mengendalikan kumbang tebu yang merusak tanaman tebu. Namun, kodok tebu sekarang telah meningkat pesat dalam populasi dan jangkauannya dan mengancam hewan asli dengan memakan makhluk yang lebih kecil dan meracuni predator karena racun yang mereka hasilkan untuk pertahanan diri.

Hemera Technologies/AbleStock.com/Getty Images

Related Posts