Bagaimana Banjir Terbentuk?-



Banjir adalah aspek paling berbahaya dari badai petir, menewaskan rata-rata 80 orang setiap tahun. Mereka juga menyebabkan kerusakan properti yang luas, terutama tempat tinggal. Karena alasan ini, anggota masyarakat merasa perlu untuk mengambil tindakan pencegahan sebelum banjir terjadi. Meskipun tidak mungkin untuk memprediksi atau menghentikan semua banjir di seluruh dunia, memahami bagaimana banjir terbentuk akan mengurangi risiko hilangnya nyawa dan harta benda. Ada beberapa penyebab banjir.

Jenis Dasar Banjir

Ada beberapa jenis banjir, tetapi setiap jenis banjir mengikuti tiga prinsip. Prinsip pertama adalah bahwa jumlah air di wilayah tertentu (wilayah banjir) terlalu besar untuk ditampung oleh wilayah tersebut—banjir terbentuk ketika persentase air melebihi kapasitas. Prinsip kedua adalah cuaca mempengaruhi persentase air yang ada di wilayah banjir. Terakhir, faktor geografis menentukan bagaimana perilaku banjir. Faktor-faktor kunci inilah yang menyebabkan terjadinya banjir.

Banjir Pesisir

Ketika badai seperti angin topan terbentuk di atas air, mereka menciptakan gelombang yang tidak berbahaya di laut dalam. Namun, karena ombak dekat pantai, air dalam ombak tidak bisa kemana-mana kecuali naik ke pantai. Ombak ini (gelombang badai) menghantam pantai dengan sangat cepat, membanjiri kawasan pesisir. Selain itu, semakin rendah tekanan barometrik, semakin tinggi pasang surut di dekat pantai dan semakin besar kemungkinan terjadinya banjir.

Banjir dari Sungai dan Aliran

Banjir sungai terjadi ketika aliran atau sungai tidak dapat menahan semua air yang mengalir ke dalamnya. Biasanya air ekstra berasal dari salju yang mencair atau curah hujan yang lebih besar dari biasanya, itulah sebabnya banjir sungai menjadi perhatian di musim semi. Ketika air yang mengalir ke sungai melebihi volume dasar sungai, air itu tumpah ke atas dan ke atas tepian sungai. Jenis banjir ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu dan berjalan lambat.

Banjir di Bendungan

Bendungan dapat berupa struktur buatan manusia, atau dapat terjadi secara alami, seperti ketika es, batu, atau batang kayu menghalangi aliran sungai yang normal. Bendungan berkontribusi terhadap banjir dalam dua cara. Pertama, air yang mengalir ke bendungan dapat menumpuk di belakang bendungan hingga keluar dari dasar sungai, danau, atau badan air besar lainnya. Daerah di belakang bendungan dapat banjir. Kedua, ketika sebuah bendungan tidak berfungsi dengan baik, air tiba-tiba mengalir kembali ke area di mana operator bendungan (atau hewan) menahannya. Jumlah air yang mengalir ke wilayah di depan bendungan biasanya melebihi jumlah air yang dapat menyebar dengan cepat oleh wilayah tersebut, sehingga terjadi banjir, fenomena yang dikenal sebagai banjir bandang.

Banjir Aluvial

Di kipas aluvial, yang merupakan area di dasar perbukitan atau pegunungan tempat sedimen dan puing terkumpul, jalur air tidak jelas. Saat sebuah jalur tersumbat, air yang mengalir menuruni bukit atau gunung meluap melewati sumbatan (seperti pada banjir bendungan) dan memotong jalur baru saat mencari tingkat geografis yang lebih rendah. Jenis banjir ini berbahaya karena sangat sulit untuk memprediksi dengan tepat jalur baru yang akan dilalui air dan di mana banjir yang diakibatkannya dapat terjadi.

RoschetzkyIstockPhoto/iStock/GettyImages

Related Posts