Bagaimana Penyu Melindungi Diri Sendiri?-



Armor Alami

Bagaimana penyu laut melindungi diri mereka sendiri? Jawaban yang paling jelas untuk pertanyaan ini ditampilkan dengan jelas di punggung mereka. Cangkang luar yang keras dan bertulang, yang disebut karapas, tidak hanya menunjukkan usia relatif dan spesies penyu; itu juga berfungsi sebagai baju zirah alami.

Tidak seperti penyu darat, bagaimanapun, penyu tidak dapat menarik kembali kepala dan anggota tubuhnya di bawah cangkangnya. Tubuh mereka ramping untuk daya tahan dan kecepatan di dalam air, yang berguna saat penyu dewasa dihadapkan pada predator utama mereka: hiu besar dan paus pembunuh. Ironisnya, karakteristik yang membuat mereka perenang yang kuat (kaki depan seperti dayung yang besar dan sirip belakang yang lebih kecil seperti kemudi) juga membuat penyu kikuk dan hampir tidak berdaya di darat.

Selain cangkangnya, penyu dipersenjatai dengan cakar di setiap sirip depan, kelopak mata atas yang besar untuk melindungi mata, dan indra penglihatan dan penciuman yang tajam di bawah air. Baik penyu maupun penyu darat tidak memiliki gigi, tetapi mereka memiliki rahang yang kokoh yang bentuknya bervariasi menurut spesies dan makanan (herbivora, karnivora, atau omnivora).

Awal yang Sulit

Pada saat penyu mencapai kedewasaan, sebagian besar pertempuran telah dimenangkan. Periode antara bersarang dan tahun pertama kehidupan adalah yang paling berbahaya. Anjing, rakun, kepiting, burung, dan beberapa ikan memangsa telur penyu dan tukik. Faktanya, hanya satu dari setiap 1.000 tukik yang bertahan hidup dari pemangsa. Penelitian menunjukkan bahwa ada perilaku naluriah tertentu yang melindungi sedikit orang yang beruntung.

Setelah masa inkubasi dua bulan, tukik muncul dari sarangnya setelah malam tiba, mengurangi risiko terdeteksi oleh pemangsa. Mereka dengan panik menuju pantai dan berenang selama 24 hingga 48 jam untuk mencapai air yang lebih dalam dan lebih aman. Tukik telah diamati menyelam langsung ke bawah untuk berlindung ketika burung muncul di atas kepala. Mereka yang bertahan dalam perjalanan diyakini membuat rumah mereka di antara kelompok rumput laut untuk kamuflase dan persediaan makanan saat mereka tumbuh dan menyesuaikan diri dengan kehidupan laut.

Elemen Manusia

Sedihnya, ancaman paling serius bagi populasi penyu adalah ancaman yang tidak bisa mereka hindari: kecerobohan manusia. Meningkatnya pembangunan tepi pantai mengganggu pola bersarang alami penyu betina. Sampah di bibir pantai dan di air sering ditelan oleh penyu, mengakibatkan tercekik dan mati. Cedera akibat tabrakan dengan baling-baling perahu sering terjadi, dan ribuan penyu secara tidak sengaja tertangkap dan tenggelam di jaring ikan setiap tahun. Penyu terancam punah karena ketidakmampuannya melindungi diri dari pengaruh manusia yang merusak.

Trey Thomas/500px Perdana/GettyImages

Related Posts