Lima Alasan Mengapa Membuang Sampah Adalah Sifat Buruk



Tidak semua sampah berakhir di tong sampah. Saat Anda berjalan di trotoar, Anda mungkin melihat bungkus permen, puntung rokok, dan kaleng soda berserakan di sepanjang jalan. Anda mungkin juga melihat sampah di taman kota, negara bagian, atau nasional, di sepanjang jalan setapak dan di tempat parkir. Sampah yang berserakan tidak hanya membuat tempat-tempat perkotaan dan alam menjadi kurang menarik, tetapi sampah memiliki dampak negatif bagi manusia, satwa liar, dan lingkungan.

Dampak terhadap Margasatwa

Ada lebih dari satu cara sampah berbahaya bagi satwa liar. Kepala hewan bisa tersangkut di stoples atau cangkir yang berbau seperti makanan. Jika mereka tidak bisa melepaskan wadah dari kepalanya, mereka mungkin mati lemas atau mati kelaparan. Pecahan kaca dapat menyebabkan luka yang mungkin terinfeksi. Hewan juga bisa tersangkut di dalam kantong plastik atau cincin six-pack plastik dan terjerat tali atau jaring.

Makan sampah juga dapat menyebabkan penyakit ekstrim atau kematian pada satwa liar. Limbah rumah tangga, pembersih, plastik, dan lateks yang disalahartikan sebagai makanan dapat membuat hewan sakit atau beracun. Sampah di sepanjang jalan juga berbahaya bagi satwa liar. Jika sisa makanan dibuang di luar jendela mobil, burung atau hewan lain dapat mengais terlalu dekat dengan jalan dan tertabrak kendaraan.

Biaya Pembersihan

Salah satu masalah terbesar dengan membuang sampah sembarangan adalah berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk membersihkannya. Sebuah studi yang dirilis pada tahun 2020 menemukan bahwa kota Philadelphia, Pennsylvania, menghabiskan lebih dari $48 juta untuk membersihkan dan mencegah sampah setiap tahun. Banyak kota memiliki program penyapuan jalan yang membersihkan jalan dari sampah dan mencegah sampah masuk ke saluran pembuangan air hujan.

Kesehatan dan Keselamatan Manusia

Sampah juga memiliki dampak negatif terhadap keselamatan manusia. Di lautan, sampah plastik yang dibuang dapat mengurangi pariwisata, menghambat penangkapan ikan komersial dan rekreasi, serta mengancam kesehatan manusia. Penyelam scuba bisa terjerat jaring, atau pengunjung pantai bisa menginjak puing-puing tajam. Limbah medis, seperti jarum suntik, sangat memprihatinkan karena dapat menyebarkan infeksi dan penyakit.

Garis dan jaring juga dapat mengganggu navigasi jika melilit baling-baling perahu dan motor. Jaring yang hilang ini juga bisa membunuh ikan, sebuah proses yang dikenal sebagai “memancing hantu”. Di Puget Sound, diperkirakan pot kepiting yang hilang menangkap sekitar 200.000 pon kepiting setiap tahun. Hal ini mengurangi peluang ekonomi untuk penangkapan ikan komersial dan rekreasi.

Kontaminasi lingkungan

Efek negatif lain dari membuang sampah sembarangan termasuk bahaya kebakaran dan kontaminasi habitat. Produk tembakau merupakan lebih dari sepertiga sampah yang ada. Jika sebatang rokok yang menyala dijatuhkan ke tanah, dapat menyebabkan kebakaran hutan. Rokok juga penuh dengan bahan kimia beracun seperti kadmium, timbal, dan arsenik, yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Jika anak-anak atau hewan menemukan dan memakan puntung rokok, mereka dapat diracuni.

Banyak jenis sampah membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai, jika mereka melakukannya. Kaleng aluminium bisa bertahan lebih dari 100 tahun di TPA. Ketika sampah menjadi bagian dari lingkungan, itu mencemari habitat tumbuhan dan hewan. Bahan kimia dari serasah dapat meracuni tanah, dan air serta logam yang tercemar juga dapat larut ke dalam persediaan air tanah.

Dampak terhadap Margasatwa Laut

Di lautan, plastik adalah bentuk utama dari sampah. Pada 2015, National Geographic melaporkan ada 5,25 triliun keping sampah plastik di lautan saat itu. Plastik dapat menyerap bahan kimia beracun dari lingkungan dan mengangkutnya ke lingkungan lain saat arus memindahkan plastik. Untuk membuat plastik lebih kuat dan lebih fleksibel, mereka sering menggunakan aditif yang memperpanjang umur plastik. Radiasi ultraviolet dan pelapukan memecah plastik menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut mikroplastik . Potongan-potongan ini kemudian dicerna oleh burung laut, ikan, dan paus, dan telah ditemukan di lebih dari 100 spesies air.

Lebih dari 85% plastik dunia tidak didaur ulang, jadi daur ulang plastik Anda di rumah adalah salah satu cara untuk membantu mencegah plastik masuk ke laut. Kita juga dapat melakukan bagian kita untuk mengurangi jumlah plastik sekali pakai yang kita gunakan dalam produk yang kita beli.

Jupiterimages/Polka Dot/Getty Images

Related Posts