Teknik Pertanian Huyuk Catal-



Catal Huyuk adalah salah satu kota pertama di dunia dan reruntuhannya menunjukkan teknik pertanian dari beberapa petani pertama umat manusia. Pemukiman ini, terletak di negara Turki saat ini, berisi sekitar 1.000 tempat tinggal pada tahun 6.000 SM. Itu terletak di ujung utara yang tampaknya merupakan jalur perdagangan antara dirinya dan kota Jericho. Di sini pria dan wanita mencoba bertahan hidup dengan menggunakan metode pertanian paling awal yang dikenal nenek moyang kita.

Tebas dan Bakar

Para petani pertama di dunia tidak memiliki kemewahan untuk menghadapi ladang terbuka dan subur di mana pun mereka ingin bercocok tanam. Medan di akhir zaman, lingkungan Zaman Batu kemungkinan besar akan ditumbuhi semak dan gulma dan mungkin benar-benar mengintimidasi calon petani dengan hutan lebat pohon raksasa. Petani awal akan memotong apa yang mereka bisa dan kemudian membakar ladang. Cara ini tidak hanya meratakan tanah untuk penanaman, tetapi juga menyuburkan ladang dengan abu dari tanaman yang dibakar.

Gandum, Jelai dan Kacang polong

Para petani Catal Huyuk menanam tanaman dalam jumlah kecil namun beragam. Gandum dan jelai merupakan mayoritas sereal yang mereka tanam, makan, dan perdagangkan. Mereka juga membudidayakan kacang polong, beri, dan kacang-kacangan. Dari buah beri mereka membuat anggur dan kacangnya digunakan untuk membuat minyak sayur.

Menanam

Pada puncak keberadaan Catal Huyuk, bajak belum ditemukan. Penanaman di ladang yang terbakar kemungkinan besar dilakukan dengan tangan. Para petani primitif ini mungkin menggunakan tongkat dan/atau cangkul untuk mengolah tanah sebelum menyebarkan benih dengan tangan. Kemudian mereka menutupi benih itu dengan tanah yang hangus.

Irigasi

Usai menutup benih, para petani Catal Huyuk tak sekadar berharap keberuntungan. Mereka sudah menemukan konsep irigasi. Namun, tidak seperti para petani kemudian di banyak pengering Mesopotamia dan Mesir, mereka dapat menggunakan langkah-langkah irigasi sederhana untuk menambah curah hujan dan memastikan panen yang sukses.

Memanen

Para petani kuno menggunakan arit saat panen tiba. Alat penuai ini terbuat dari obsidian yang banyak terdapat di daerah dekat Catal Huyuk. Pembuat alat bisa mengelupas batu ini dan mencapai ketajaman yang lebih tinggi dari baja.

Mny-Jhee/iStock/GettyImages

Related Posts