Asia Pacific Economic Cooperation) atau Kerja sama Ekonomi Negara-negara Asia Pasifik terbentuk pada tahun 1989 dalam suatu pertemuan tingkat menteri di Canberra, Australia. Gagasan APEC muncul atas prakarsa Robert Hawke, PM Australia ketika itu. Pada mulanya, APEC merupakan forum kerja sama regional dalam bidang ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
Selanjutnya, APEC menyelenggarakan pertemuan tingkat Menlu, yaitu di Singapura tahun 1990, Seoul (Korea Selatan) tahun 1991, di Bangkok (Thailand) tahun 1992, di Seattle (Amerika Serikat) tahun 1993, di Jakarta (Indonesia) tahun 1994, di Osaka (Jepang) tahun 1995, dan di Manila (Filipina) tahun 1996.
Latar Belakang
Pembentukan kerja sama regional di kawasan Asia Pasifik di latar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
- Perubahan dalam konstelasi politik dunia seperti munculnya berbagai kelompok perdagangan regional yang bersifat tertutup dan cenderung membedakan kedudukan negara-negara Asia Pasifik dalam bidang perdagangan dan investasi. Contoh dari kerja sama regional itu antara lain NAFTA (North American Free Trade Area) atau kerja sama ekonomi negara-negara Amerika Utara.
- Adanya dinamika proses globalisasi. Dinamika ini berdampak sangat luas dan terjadi secara global di seluruh belahan bumi, termasuk kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itulah, negara-negara di kawasan ini,dituntut melakukan berbagai penyesuaian lewat perubahan struktur ekonomi agar tidak merugikan mereka. Perubahan ini kemudian mendorong perekonomian negara-negara di kawasan Asia Pasifik menjadi saling tergantung (interdependensi).
- Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan Putaran Uruguay. Kekhawatiran tersebut sempat menimbulkan ketidakpastian atas masa depan perekonomian dunia.
- Adanya perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang terjadi dan berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur.
Keempat faktor tersebut mendorong negara-negara dan para pelaku ekonomi di kawasan Asia Pasifik untuk melakukan antisipasi agar dapat dengan baik menghadapi tantangan yang muncul dan mampu memanfaatkan peluang yang terbuka.
Pertemuan Para Pemimpin APEC
Pertemuan para pemimpin APEC disebut AELM. AELM adalah singkatan dari APEC Economic Leaders Meeting atau Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC. Dalam perkembangannya, APEC telah beberapa kali megadakan pertemuan antar pemimpin negara-negara anggotanya yang antara lain.
- AELM I dilaksanakan di Seatle, Amerika Serikat pada tanggal 20 November 1993.
- AELM II dilaksanakan di Bogor, Indonesia pada tanggal 5 November 1994.
- AELM III dilaksanakan di Osaka, Jepang pada bulan November 1995.
- AELM IV dilaksanakan di Subic, Filipina pada tanggal 25 November 1996.
Negara tempat penyelenggaraan pertemuan APEC menjadi Ketua APEC Ketika Indonesia menjadi pemimpin APEC, posisi Indonesia mempunyai nilai tersendiri. Hal itu disebabkan, di samping Indonesia merupakan negara yang berpengaruh di ASEAN, Indonesia juga (ketika itu) menjadi Ketua Gerakan Non-Blok.
Negara anggota APEC meliputi tiga kawasan, yaitu Asia, Australia, dan Amerika.
- Kawasan Asia: Brunei, Indonesia, Melayu, Filipina, Thailand, Singapura, Cina, Hongkong, Jepang, Taiwan dan Korea Selatan.
- Kawasan Australia: Australia; Selandia Baru, dan Papua Nugini.
- Kawasan Amerika: Amerika Serikat, Kanada, Chili, dan Meksiko.
Keberadaan APEC Bagi Indonesia
Keberadaan APEC adalah penting bagi Indonesia sesuai dengan sikap politik negara Indonesia yang menganut prinsip “Politik Luar Negeri Bebas Aktif”. Indonesia memanfaatkan forum APEC sebagai upaya untuk ikut menertibkan kehidupan dunia sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Indonesia menginginkan APEC menjadi forum konsultasi yang bersifat jujur, adil, terbuka, bebas, saling menguntungkan, berorientasi pada kepentingan bersama, dan tetap memperhatikan perbedaan yang ada dalam tingkat pertumbuhan ekonomi, dan sistem politik.
Deklarasi Bogor, yang menetapkan kawasan Asia Pasifik, menjadi kawasan perdagangan bebas bagi semua anggota APEC tahun 2020, menuntut kita (Bangsa Indonesia) berbenah diri sebaik mungkin di segala bidang, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, dan memantapkan kelembagaan ekonomi.