Kehidupan Ekonomi dan Sistem Mata Pencaharaian masa hindu – buddha



Pengaruh India dalam bidang ekonomi tidak begitu besar. Sebab, sejak masa praaksara penduduk Nusantara telah menenal tradisi agraris, perdagangan, dan pelayaran. (M. Dj. Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto mencatat pada zaman prasejarah penduduk indonesia adalah pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas.

Lautan bukan penghalang tetapi pemersatu. Hubungan antar pulau malah lebih mudah dibandingkan dengan daerah pedalaman. Pusat-pusat perdagangan sudah tumbuh pesat di pesisir-pesisir Sumatra dan Jawa.

Menurut hasil penelitian F. Heger, adanya benda-benda peninggalan bersejarah seperti nekara diberbagai tempat di indonesia menunjukan adanya hubungan antara kepulauan nusantara dengan berbagai daerah di Asia Tenggara).

Kedatang India memperkuat tradisi agraris, misalnya dengan mengenalkan teknologi irigasi, serta semakin meramaikan aktivitas perdagangan dan pelayaran. Hal ini dibuktikan dengan semakin berkambangnya kota-kota pelabuhan sebagaiman ditunjukan Kerajaan Pajajaran (pelabuhan Sunda Kelapa), Sriwijaya dan Majapahit.

Masyarakat Tarumanegara mengutamakan bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian mereka. Mereka berladang secara berpindah-pindah. Selain itu, bidang pelayaran dan perdagangan tidak kalah penting dalam perekonomian Tarumanegara.

Dalam prasasti Tugu, dinyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Terusan ini (Gomati dan Candrabhaga) dibangun oleh golongan budak dan kaum sudra. Pada akhirnya terusan ini selain berfungsi sebagai sarana pencegah banjir, juga berfungsi sebagai sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antar daerah di Kerajaan Tarumanegara dengan daerah lain di luar kerajaan. Berdasarkan catatan Fa-Hien, seorang musafir Cina, masyarakat Tarumanegara memperdagangkan beras dan kayu jati.

Kehidupan ekonomi masyarakat Kutai diperkirakan ditunjang dari sektor pertanian, baik sawah maupun ladang. Selain itu, melihat letaknya yang strategis, yaitu di sekitar Sungai Mahakam yang menjadi jalur perdagangan Cina dan India, membuat Kerajaan Kutai menarik untuk disinggahi para pedagang. Dengan begitu, bidang perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai.

Kehidupan ekonomi masyarakat Kutai meningkat dengan diangkatnya Raja Mulawarman. Beliau adalah raja yang mulia dan dermawan. Terbukti dengan memberi sedekah kepada rakyatnya berupa 20.000 ekor sapi yang diletakkan di Waprakeswara.

sumber : ratna hapsari | m adil. sejarah indonesia SMA/MA kelas X. ERLANGGA

Related Posts