Pentingnya Memelihara Tradisi Lisan



Tradisi lisan merupakan identitas komunitas dan salah satu sumber penting dalam pembentukan karakter bangsa melalui nilai-nilai luhur yang diwariskannya. Tradisi lisan juga dapat menjadi pintu masuk untuk memahami permasalahan masyarakat pemilik tradisi yang bersangkutan.

Di dalam tradisi itu, kita dapat mengenal kehidupan komunitas suatu masyarakat mulai dari kearifan lokal, sistem nilai, pengetahuan tradisional, sejarah, hukum adat, pengobatan, sistem kepercayaan dan religi, astrologi, serta berbagai hasil seninya. Karena itu, tradisi lisan masih sangat relevan dengan kehidupan masyarakat kita sekarang.

Namun kenyataannya, sudahkah kita menghargai tradisi lisan sebagaimana seharusnya? Tradisi lisan nusantara, seperti dongeng, syair, puisi, pantun, dan teater, justru semakin berjarak dengan masyarakat, masih terpinggirkan, potensinya masih terabaikan, dan masih banyak yang menganggap bahwa tradisi lisan hanyalah peninggalan masa lalu yang hanya cukup menjadi kenangan manis belaka.

Tradisi lisan seolah-olah tidak relevan dengan kehidupan modern yang semakin maju saat ini. Dengan kata lain, pewarisan tradisi lisan ternyata tidak berjalan secara alamiah seperti yang diharapkan. Akibatnya, para penutur dan komunitas tradisi lisan di negeri ini semakin berkurang.

Itu semua karena ada berbagai kendala yang masih dihadapi dalam pengembangan dan penguatan tradisi lisan. Kendala tersebut antara lain:

  • Kebijakan dalam strategi kebudayaan yang tepat belum siap
  • Biaya terbatas
  • Teknologi mengasingkan tradisi dari masyarakat
  • Peran masyarakat dan keluarga dalam menjaga warisan budaya menurun

Karena itu diperlukan upaya untuk mendorong berbagai usaha mempercepat proses penguatan tradisi lisan sebagai identitas budaya dalam membangun peradaban, diantaranya

1. Menguatkan peran masyarakat pendukungnya

Upaya revitalisasi (menghidupkan kembali) tradisi lisan harus juga melibatkan masyarakat pendukungnya, seperti penutur, penonton, dan pihak lain, sehingga tradisi lisan tidak kehilangan kekuatannya. Revitalisasi tradisi lisan sebagai seni pentas saja tidak efektif dalam menjaga keberlangsungan tradisi secara maksimal. Tradisi itu perlu terus di hidupkan dalam pementasan, pertunjukan, dan perayaan kemasyarakatan. Hal ini menjadi penting karena reproduksinya, baik dalam hal dokumentasi, pembuatan film, ataupun dalam bentuk lain menjadi sarana pembantu untuk menghadirkan dan membangun ingatan akan tradisi yang menjadi khazanah berharga dari suatu komunitas. Pemahaman akan hal tersebut perlu disosialisasikan keberbagai pihak berkenaan dengan berbagai cara; melalui media massa, jalur pendidikan, dan kontak langsung dengan masyarakat.

2. Masuk ke dalam kurikulum sekolah

Hal ini dapat diwujudkan dengan mendorong pemerintah menjadikan tradisi lisan sebagai salah satu bahan ajaran di sekolah. Dalam rangka itu pula pemerintah bersama masyarakat perlu menggagas kompetensi guru dan tenaga pendidik yang dibekali pengetahuan soal tradisi lisan lokal. Itu karena tradisi lisan membantu anak didik, terutama pada usia dini, mengembangkan mimpi danĀ  karakter mereka saat dewasa.

Karakter bangsa indonesia sebagai bangsa yang multibudaya dan menghargai keharmonisan mestinya bisa dibentuk sejak awal jika tradisi lisan tetap hidup dan menjadi stimulus bagi satiap anak didik. Selain itu, tradisi lisan berperan penting untuk membangun karakter bangsa karena kandungan nilai-nilai moral yang ada dalam tradisi lisan.

Related Posts