Ada 4 faktor yang menjadi penyebab kemunduran VOC di nusantara yang berujung kebangkrutan VOC di antaranya:
- 1) merebaknya tindakan korupsi di kalangan para pegawai VOC;
- 2) adanya persaingan dagang yang ketat di antara sesama kongsi dagang negara lain seperti Compagnie des Indies (CDI) dari Prancis dan East Indian Company (EIC) dari Inggris;
- 3) membengkaknya biaya perang yang dikeluarkan oleh VOC untuk mengatasi pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan rakyat Indonesia di daerah-daerah;
- 4) akibat kekuasaan VOC yang cukup luas menyebabkan kebutuhan gaji pegawai semakin membengkak yang menyebabkan kebangkrutan.
Ketika berbicara sejarah perjalanan Indonesia, salah satu penyebab bubarnya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di negeri ini adalah dikarenakan prilaku korupsi yang dilakukan oleh pimpinan, pegawai dan jajaran stafnya. VOC adalah kongsi dagang asal Belanda yang memonopoli aktivitas perdagangan di Asia dan menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1682.
Perilaku Korupsi di negeri ini ternyata sudah terjadi sejak masa VOC Belanda berkuasa di Indonesia (dulu Hindia Belanda). Dan bangsa Indonesia seharusnya bisa belajar dari VOC Belanda yang pada 31 Mei 1799 dinyatakan bangkrut akibat korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh para pimpinan, pegawai dan jajaran stafnya.
Mereka melakukan korupsi besar-besaran, karena tidak adanya pengawasan terhadap mereka karena mereka berada di negeri yang jauh dari tempat mereka berasal, kemudian mereka ingin hidup yang mewah sementara gaji yang mereka dapat tidak cukup untuk hidup mewah tersebut.
Maka, prilaku korupsi adalah cara yang mereka lakukan untuk bisa hidup mewah di negeri ini.
Kala itu, seorang nyonya atau nyai Belanda untuk sekadar pergi keluar rumah saja harus diiringi lima orang budak. Ada yang bagian membawa payung, membawa tempat untuk sirih atau membuang ludah, dan ada yang kebagian membawa tandu.
Untuk itu, orang-orang VOC mendatangkan budak mahal dari Andaman, Malabar, hingga Malaka untuk melayani mereka.
Dengan uang hasil korupsi, para pegawai VOC itu juga membangun vila di daerah yang mereka tempati. Vila ini memiliki puluhan, bahkan ada yang sampai ratusan kamar karena juga menjadi tempat menginap para budak.
Akibat prilaku korupsi yang dilakukan oleh para pimpinan, pegawai dan jajaran stafnya pada 31 Mei 1799, VOC mengalami kebangkrutan dan meninggalkan hutang sekitar 140 juta gulden, dan 12 tahun kemudian VOC dibubarkan.