Pengertian Tari Tunggal dan Contoh dari berbagai daerah

Pengertian Tari Tunggal dan Contoh dari berbagai daerah

Tari memiliki banyak pengertian, di antaranya adalah serangkaian gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang (Corrie Hartong, Belanda, dalam bukunya “Dankunst”), bisa juga merupakan ekspresi subjektif yang diberi bentuk objektif (La Mery lnggris, dalam bukunya (“Dance Composition”), atau ekspresi gerak dengan media tubuh manusia (Drs. Wisnoe Wardhana daIam bukunya Pengajaran Tari.

Bahkan, dapat pula didefinisikan suatu rangkaian gerak yang merupakan pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia (John Martin).

Apapun pengertiannya, yang jelas tari memilik ciri khas, yaitu adanya gerak, iringan musik, dan penonton. Tari adalah ungkapan gerak yang digayakan dan berkesinambungan sehingga menjadi indah.

Media tari adalah gerak tubuh manusia. Melalui gerak, tubuh manusia dipakai untuk mengungkapkan ide-ide, perasaan, dan pengalaman sang seniman kepada orang lain. Ciri khas gerak tari adalah gerak yang sudah diolah dari aspek tenaga, ruang, dan waktu. Berikut ini berbagai bentuk tari yang ada di nusantara.

Gerak dasar tari tunggal adalah gerak seluruh anggota tubuh kita mulai dari kepala, leher, bahu, lengan tangan, jari-jari tangan, badan (dari dada sampai pinggang), pinggul, dan kaki (dari pangkal paha sampai telapak kaki).

Pengertian Tari tunggal

Tari tunggal adalah tarian yang ditarikan oleh seorang penari baik laki-laki maupun perempuan. Ada tiga kelompok tari tunggal yaitu tari tunggal putri, tari tunggal putra alus, tari tunggal putra gagah.

Tari tunggal ada yang mutlak dibawakan oleh seorang penari dan ada juga yang dimainkan oleh lebih dari seorang penari pada tari massal.

Contoh Tari tunggal

Berikut ini contoh tari tunggal:

Nama Tari Asal Deskripsi
1. Tari Gatotkaca

 

Jawa Tengah ini menceritakan tentang sosok Gatotkaca, yaitu seorang pria yang gagah dan hebat dalam cerita Ramayana. Gatotkaca kemudian jatuh cinta kepada seorang perempuan.
Tari Gambir Anom Jawa Tengah dimainkan oleh seorang penari yang bercerita tentang anak Arjuna yang tengah kasmaran atau dimabuk cinta dengan pasangannya. Tarian ini dimainkan oleh seorang pria dengan busana khusus dengan gaya lemah lembut dan selama pementasan akan diiringi musik khas Jawa.
3. Tari Panji Semirang Bali tari kreasi baru tradisional babad Bali yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada sekitar tahun 1942. Tarian ini adalah tari tunggal klasik yang menceritakan pengembaraan Galuh Candrakirana dalam mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati.
4. Tari Kancet Lasan

 

Kalimantan Timur Tarian ini menggunakan alat musik gong untuk mengiringinya. Pementasan tari Kancet Lasan juga dilengkapi dengan bulu burung sebagai aksesoris penutup kepala. Kesenian ini menceritakan kisah mengenai burung Enggang, baik dari perilaku, keperkasaan, hingga sikapnya saat sedang berada di udara.
5. Tari Jaipong Jawa Barat Tari Jaipong adalah salah satu contoh dari tari tunggal atau tarian yang dilakukan hanya oleh satu orang saja. Tari Jaipong merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Karawang. Kesenian ini diciptakan oleh seorang seniman bernama Gugum Gumbira.
6. Tari Gambyong Jawa tengah tari tunggal Gambyong berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Tarian ini termasuk tarian Jawa klasik dengan gaya keraton. Tarian ini kera dipentaskan untuk menyambut tamu di keraton. Dari sejarahnya, tari gambyong digunakan dalam upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah
7. Tari Topeng Kelana Tari Topeng Kelana menceritakan tentang Prabu Minakjingga yang tergila-gila akan kecantikan dari Ratu Kencana Wungu. Sang Prabu bertekad untuk mendapatkan ratu pujaan hatinya tersebut. Namun, keinginan Prabu Minakjingga tidak bisa tercapai sehingga dia marah dan memperlihatkan sisi buruknya.

a. Tari legong dari Bali

Pengertian Tari Tunggal dan Contoh dari berbagai daerah

Tari ini dibawakan oleh seorang penari wanita dari Bali. Tari legong menggunakan busana Bali yang didominasi warna cerah kuning keemasan dengan hiasan kepala yang menyerupai hiasan kepala batari (dewi) menurut kepercayaan masyarakatnya. Tari ini diiringi oleh gamelan Bali yang khas dengan alunan musik yang rancak dan bersemangat.

Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.

Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.

b. Tari baris

Tari Baris

Tari baris merupakan sebuah tarian yang ditarikan oleh  tunggal yang menggambarkan prajurit yang berangkat ke medan perang. Biasanya penarinya adalah seorang pria. Busana yang digunakan oleh si penari adalah celana panjang warna putih dengan hiasan tepi berwarna merah yang melambangkan kegagahan dan keberanian si prajurit ke medan laga.

Secara visual, tari baris dapat dicirikan dari busana yang digunakan penarinya. Para penari, yang semuanya pria, menggunakan mahkota berbentuk segi tiga dihiasi kulit kerang yang berjajar vertikal di bagian atasnya. Selain itu, tubuh penari dibungkus kostum berwarna-warni yang terlihat longgar, menjuntai ke bawah, dan bertumpu pada bagian pundak. Kostum atau busana ini akan mengembang saat penari melakukan gerakan memutar dengan satu kaki, memberikan efek dramatis dalam koreografi yang dibawakan.

c. Tari trunajaya

Tari trunajaya

Tari trunajaya dibawakan oleh seorang penari wanita dengan dandanan pria. Tari ini menceritakan seorang pemuda yang penuh semangat. Tari ini diinspirasi dari cerita kepahlawanan Trunjaya. Oleh karena memerankan seorang pria yang gagah dan penuh semangat maka si penari wanita tersebut tidak menggunakan kain, tapi celana. Hal ini ditujukan agar gerakannya terkesan bebas dan tegas.

Tari Trunajaya termasuk tari hiburan yang pertunjukannya bisa dimana saja, termasuk dihalaman pura, lapangan, panggung tertutup atau terbuka, ataupun ditempat-tempat selain itu.

Awalnya, tari ini adalah tari tunggal yang juga termasuk “tari babancihan” karena menghadirkan karakter antara laki-laki dan perempuan. Namun seiring perkembangannya, Tari Trunajaya ada juga yang dibawakan oleh lebih dari satu penari.

d. Tari jaipong tunggal kulu-kulu girimis munggaran

tari jaipong

Tari ini berasal dari daerah Parahiyangan. Tari ini dibawakan oleh seorang penari wanita yang menggunakan kain kebaya. Hal ini dimaksudkan agar penonton dapat menyimak gerakan-gerakan lengkung yang dihasilkan si penari tetap terkesan lembut dan feminin. Tari ini diiringi oleh seperangkat alat musik gamelan Sunda yang berkesan dinamis.

e. Tari klasik tunggal Gatotkoco

Tari Gatotkoco

Tari ini berasal dari Jawa Tengah. Tari ini dibawakan oleh seorang penari pria yang menggambarkan tokoh pewayangan yang bisa terbang dan sakti mandraguna dari pandawa, yaitu Raden Gatotkoco putra Sang Bima.

Busana yang dikenakan oleh si penari adalah busana yang didominasi warna hitam, kain batik, celana dan sayap yang menggambarkan ia bisa terbang ke atas awan.

Related Posts