3 gaya komunikasi, dan cara mengenalinya



Gaya komunikasi adalah cara utama kita bertukar informasi. Mengetahui bagaimana mengenali dan mengelolanya dengan benar adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hubungan pribadi.

Dalam artikel ini kita akan melihat bagaimana gaya komunikasi dibagi ke dalam kategorinya: asertif, pasif, dan agresif. Selain itu, kita akan melihat bagaimana menyesuaikannya dengan konteks komunikatif yang kita gunakan.

  • Artikel terkait: ” 10 keterampilan komunikasi dasar “

Gaya komunikasi

Pikiran manusia itu kompleks, dan ini antara lain disebabkan oleh fakta bahwa komunikasi dengan orang lain memungkinkan kita mempelajari segala macam konsep dan gagasan tentang lingkungan.

Tanpa kapasitas ini, kita tidak hanya akan menjadi pulau-pulau terpencil dari sudut pandang psikologis, tetapi kita bahkan tidak akan dapat berpikir, karena kita tidak memiliki bahasa. Meskipun demikian, fakta bahwa hidup dalam masyarakat kita belajar untuk mengekspresikan diri tidak berarti bahwa kita selalu melakukannya dengan baik. Itulah mengapa baik untuk mengetahui gaya komunikatif.

Gaya komunikasi ini bergantung, antara lain, pada sikap dan unsur keterampilan sosial yang kita gunakan untuk mengekspresikan ide dan keadaan atau perasaan emosional kita.

1. Gaya agresif

Unsur-unsur yang menjadi ciri gaya komunikasi ini adalah ancaman verbal dan non-verbal, serta tuduhan dan celaan langsung. Pada akhirnya, tujuan dari rangkaian inisiatif ini adalah untuk memasuki dinamika kekuasaan di mana diri sendiri memiliki dominasi dan pihak lain diminimalkan.

Ini bukan upaya untuk mengomunikasikan informasi berharga yang dimiliki seseorang, melainkan untuk memiliki efek nyata pada orang lain atau mereka yang mengamati interaksi, untuk mendapatkan kekuatan. Selain itu, penggunaan kesalahan ad hominem, atau langsung menghina, bukanlah hal yang aneh.

Di sisi lain, penggunaan gaya komunikasi agresif juga ditandai dengan unsur paraverbal dan nonverbal yang mengungkapkan kemarahan atau permusuhan. Misalnya, nada suara tinggi, ketegangan otot, dll.

2. Inhibited, atau gaya pasif

Ini adalah gaya komunikasi yang didasarkan pada penghambatan pikiran dan perasaan yang dalam situasi normal dapat diekspresikan.

Tujuan utamanya adalah untuk sangat membatasi arus komunikasi, baik karena ada sesuatu yang tersembunyi karena informasi yang memberatkan, atau karena ada ketakutan akan kemungkinan tidak menyenangkan orang lain. Ada juga kemungkinan bahwa alasan untuk mengadopsi sikap ini adalah ketidaktertarikan yang sederhana, atau keinginan untuk menyelesaikan dialog sesegera mungkin.

Dalam praktiknya, gaya komunikasi pasif adalah tipikal orang pemalu, yang merasa tidak aman dalam hubungan pribadi, atau introvert, yang mencoba berkomunikasi lebih banyak dengan lebih sedikit. Ini berarti bahwa rasa takut tidak harus menjadi pemicunya. Ada orang yang memahami bahwa keadaan “default” adalah isolasi dan kesepian, dan bahwa segala upaya yang dilakukan untuk mengekspresikan diri harus dibenarkan.

Selanjutnya, jika ada sesuatu yang penting untuk dikatakan tetapi ada rasa takut untuk mengomunikasikannya, seringkali hal itu dikatakan di belakang orang yang bersangkutan. Ciri-ciri gaya komunikasi ini termasuk kontak mata yang relatif sedikit, nada suara yang rendah, tanggapan yang pendek atau sedikit hubungan dengan apa yang sedang dibicarakan, dan bahasa non-verbal yang mengekspresikan sikap defensif atau tidak aman (walaupun komponen terakhir ini lebih bervariasi).

  • Anda mungkin tertarik: ” Perbedaan antara orang ekstrovert, introvert, dan pemalu “

3. Gaya tegas

Dalam gaya asertif, apa yang Anda pikirkan dan rasakan dikomunikasikan secara langsung, selama Anda yakin bahwa itu memiliki nilai dan tidak akan mengganggu seseorang secara berlebihan. Artinya, Anda berkomunikasi dengan jujur ​​dan transparan, tetapi tanpa berusaha mendominasi orang lain.

Dengan demikian, dimaksudkan agar keterampilan sosial itu sendiri tetap membangun keseimbangan di mana kepentingan mereka sendiri dan kepentingan orang lain diperhitungkan, sehingga informasi yang relevan mengalir tanpa komplikasi.

Mengingat karakteristik ini, ini dianggap sebagai gaya komunikasi yang paling diinginkan untuk sebagian besar situasi.

Penggunaan sumber daya ekspresif ini

Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar orang mampu menggunakan gaya komunikasi, kita dapat membedakan antara individu menurut sejauh mana mereka cenderung mengadopsi salah satu dari mereka lebih sering.

Misalnya, dalam situasi konflik kepentingan, beberapa orang akan cenderung cepat mengadopsi gaya komunikasi agresif, atau pasif, dll.

Selain itu, di sisi lain, meskipun umumnya gaya asertif adalah yang paling tepat, ada situasi tertentu di mana gaya pasif atau agresif dapat masuk akal. Misalnya, dengan mengakui kesalahan serius yang telah Anda buat sendiri, atau dengan mengungkapkan rasa frustrasi pada situasi yang merupakan kesalahan orang lain. Rasionalitas tidak selalu mendahului cara kita berhubungan; pada kenyataannya, dia sering memiliki sedikit pengaruh terhadapnya.

Related Posts