Apa yang dimaksud dengan teori representasi sosial?



Suatu masyarakat dicirikan oleh terdiri dari sejumlah besar orang atau subjek individu, dengan karakteristik dan cara berpikir yang khas. Namun, ada serangkaian norma atau pemikiran umum dalam masyarakat yang menciptakan jaringan kepercayaan universal, afirmasi, dan norma sosial.

Salah satu usulan yang mencoba menjelaskan fenomena ini adalah teori representasi sosial. Dalam artikel ini kita akan mencoba mengulas apa saja isi teori ini, serta ciri-ciri utama representasi tersebut, unsur-unsurnya, dan fungsinya.

  • Artikel terkait: “[Sejarah Psikologi: penulis dan teori utama] (/ psikologi / sejarah-psikologi”

Apa yang dimaksud dengan teori representasi sosial?

Sepanjang sejarah psikologi ada beberapa penulis yang mencoba mengembangkan konsep representasi sosial, namun teori ini menemukan perwakilan terbesarnya dalam psikolog sosial Serge Moscovici.

Pada tahun 1961, Moscovici menerbitkan tesis doktoralnya di mana untuk pertama kalinya ia menyebutkan konsep representasi sosial. Meskipun definisi istilah ini telah berkembang selama bertahun-tahun, esensinya tetap utuh.

Menurut ahli teori psikologi sosial ini, representasi sosial adalah sistem kognitif dengan logika dan pernyataannya sendiri. Dalam representasi sosial ini kita menemukan stereotip, keyakinan, penegasan atau nilai-nilai yang membantu orang untuk mengorientasikan diri dan mendominasi lingkungan sosialnya.

Representasi sosial memberikan kode komunikasi umum yang dapat digunakan untuk memberi nama dan mengklasifikasikan aspek-aspek yang berbeda dari dunia tempat kita hidup sebagai suatu kelompok. Demikian pula, sistem kode, prinsip, dan penilaian klasifikasi ini membentuk dan memandu cara orang bertindak dalam masyarakat, karena mereka menetapkan norma dan batasan yang ada dalam hati nurani kolektif.

Artinya, teori representasi sosial menetapkan bahwa ada bentuk pemikiran sosial atau kolektif di mana individu memperoleh persepsi umum tertentu tentang realitas dan juga bertindak dalam kaitannya dengan itu.

Akhirnya, representasi sosial ini dapat berubah di berbagai kelompok orang atau budaya, jadi mempelajari setiap representasi sosial dari suatu komunitas memungkinkan kita untuk mengetahui seperti apa masyarakat itu, serta cara mengatur dan membandingkannya.

  • Anda mungkin tertarik: ” Apa itu Psikologi Sosial? “

Karakteristik representasi sosial

Untuk memudahkan pemahaman dan delimitasi konsep representasi sosial, berbagai ahli teori yang mempelajarinya telah menyusun daftar karakteristik yang mendefinisikan dan membedakannya dari fenomena pemikiran sosial lainnya.

1. Mengacu pada aspek tertentu

Representasi sosial selalu mengacu pada aspek tertentu yang tidak dapat diwujudkan secara fisik. Artinya, representasi sosial mampu mengubah persepsi atau aspek abstrak menjadi konsep konkret yang muncul di benak semua orang.

Contohnya dapat berupa stereotip, yang dari persepsi membentuk kalimat atau resolusi secara universal.

2. Mereka menyederhanakan

Transformasi aspek-aspek tertentu menjadi gambaran mental universal memungkinkan penyederhanaan ini, membuatnya jauh lebih mudah diakses dan dimengerti oleh masyarakat.

3. Mereka terus berkembang

Dari saat kemunculan representasi sosial, ia berada dalam konstruksi dan evolusi yang konstan. Karya elaborasi ini bersifat pribadi dan kelompok, yang berarti bahwa individu bukanlah subjek pasif yang menyerap representasi sosial, melainkan memproduksi dan mentransformasikannya dengan mengadaptasikannya ke masa kini.

4. Mereka memiliki karakter sosial

Seperti namanya, representasi sosial adalah sosial karena diciptakan dan dibagikan oleh sekelompok orang untuk mengkategorikan fenomena atau peristiwa sosial, menjelaskan karakteristiknya dan memasukkannya ke dalam kenyataan.

5. Mereka mulai dari akal sehat

Representasi sosial membentuk semacam pemikiran alami yang tidak dilembagakan yang menemukan dasarnya dalam akal sehat. Dari komunikasi antara orang dan media, unsur atau citra baru diintegrasikan ke dalam pemikiran dan wacana kolektif.

6. Mereka adalah struktur kognitif-afektif

Fenomena ini memiliki aspek afektif. Representasi sosial adalah struktur kognitif-afektif yang menafsirkan, menjelaskan, memilih, menghubungkan, dan menghubungkan semua data yang berasal dari lingkungan.

7. Mereka memiliki fungsi praktis

Terakhir, representasi sosial memiliki tujuan praktis yang memungkinkannya digunakan sebagai pedoman orientasi dan perilaku yang memungkinkan orang tersebut berinteraksi secara memuaskan dengan masyarakat di sekitarnya.

Unsur yang membentuknya

Ahli teori psikologi sosial menetapkan keberadaan tiga unsur utama yang ditemukan dalam representasi sosial. Unsur-unsur tersebut adalah: informasi atau isi, objek dan subjek.

1. Informasi atau konten

Untuk membentuk representasi sosial, dibutuhkan konten. Konten ini terdiri dari semua informasi, pengetahuan, dan pengetahuan yang ada di sekitar suatu objek atau fenomena sosial.

Dalam konten ini kita dapat menemukan tiga dimensi berbeda:

  • Dimensi figuratif : adalah gambaran mental yang terkait dengan fenomena tersebut
  • Dimensi simbolik : fenomena memperoleh makna dan dapat ditransmisikan melalui bahasa
  • Dimensi afektif : terdiri dari penilaian yang diberikan masyarakat terhadap fenomena tersebut

2. Tujuan

Jelas, informasi tersebut harus dengan kebutuhan terkait dengan objek sosial, fenomena atau peristiwa, yang merupakan unsur sentral dari representasi.

3. Subjek / s

Akhirnya, representasi sosial membutuhkan subjek atau kelompok subjek untuk mengasimilasi dan mentransmisikannya. Individu adalah agen aktif yang memahami fenomena sosial, menguraikan isi representasi dan membaginya dengan orang lain.

Related Posts