Mari belajar mengenai Komunikasi langsung: apa itu dan apa karakteristiknya

Tahukah Anda apa itu komunikasi langsung? Seperti yang akan kita lihat, jenis komunikasi ini adalah yang terjadi segera, tetapi definisinya lebih jauh.

Dalam artikel ini kita akan fokus pada penggambaran jenis komunikasi manusia (yang lisan atau tanda), dan kita juga akan menganalisis 10 karakteristik utama yang dihadirkannya (yaitu, sumber daya yang digunakannya, beserta contohnya).

Akhirnya, kita juga akan melihat apa yang terdiri dari komunikasi tidak langsung, dan apa yang membedakannya dari komunikasi langsung.

  • Artikel terkait: ” 28 Jenis Komunikasi dan Ciri-cirinya “

Komunikasi langsung: apa itu?

Secara garis besar, komunikasi langsung adalah yang terjadi “di sini dan sekarang”. Tapi apa artinya itu? Ketika kita berbicara tentang komunikasi langsung, kita berbicara tentang jenis komunikasi manusia yang berlangsung melalui bahasa alami, yaitu lisan atau isyarat (bahasa isyarat). Bahasa alami adalah setiap ragam linguistik yang merupakan bagian dari bahasa manusia, dan yang memiliki misi untuk berkomunikasi.

Komunikasi langsung juga dicirikan oleh fakta bahwa pesan atau informasi ditransmisikan, dari pengirim ke penerima, segera. Dengan demikian, pengiriman dan penerimaan pesan praktis simultan.

Dalam situasi yang ideal, dalam jenis komunikasi ini, baik pengirim maupun penerima mengatakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan, dan ada pendengaran aktif di antara mereka, serta umpan balik yang efektif.

Di sisi lain, jenis komunikasi ini membuat pesan yang ditransmisikan memiliki struktur khusus, dan diekspresikan dengan cara tertentu (berbeda dari bagaimana pesan akan diungkapkan secara tertulis, atau pesan melalui komunikasi non-verbal, Misalnya).

10 karakteristik komunikasi langsung

Mengenai ciri-ciri utama komunikasi langsung (khususnya yang menggunakan bahasa lisan), kita temukan sebagai berikut:

1. Penggunaan pengulangan

Pengulangan melibatkan pengulangan kata, atau satu set dari mereka, sepanjang pidato (terutama di awal kalimat). Mereka muncul berkali-kali dalam komunikasi langsung tanpa disadari, atau karena kita ingin menekankan apa yang kita katakan. Contoh pengulangannya adalah: “Minum, minum, jangan bodoh.”

2. Menggunakan redundansi

Redundansi juga sering muncul dalam komunikasi langsung. Ini adalah tentang menggunakan kata-kata yang tidak perlu untuk mengekspresikan sebuah ide, padahal kenyataannya dapat diungkapkan dengan kata-kata yang lebih sedikit (atau bahkan dapat dipahami tanpa menggunakan kata-kata). Artinya, ini tentang mengulang informasi yang tidak perlu atau yang tidak menambahkan sesuatu yang baru pada pidato atau pesan.

3. Penggunaan frasa yang ditetapkan

Set frase juga sangat umum dalam komunikasi langsung. Ini, digunakan oleh sebagian besar orang dari semua tingkat sosiokultural (karena mereka juga berurusan dengan topik yang sangat beragam), terdiri dari ekspresi dengan bentuk tetap dan makna kiasan.

Artinya, mereka menyampaikan pesan secara non-literal (kiasan). Beberapa contoh di antaranya adalah: “turunkan kewaspadaanmu”, “buat besar-besaran”, “kacau” atau “sedotan yang mematahkan punggung unta”.

4. Penggunaan pengisi

Pengisi, kata-kata terkenal yang sangat dibenci oleh para profesor yang kita ucapkan dalam presentasi lisan, justru terdiri dari kata-kata atau ekspresi yang kita ulangi, berkali-kali tanpa disadari, sepanjang pidato kita dan dengan frekuensi yang terlalu banyak.

Dalam arti tertentu, itu adalah “tik lisan” yang muncul ketika kita berbicara atau menjelaskan sesuatu dalam konteks komunikasi langsung, dan yang frekuensi kemunculannya ditekankan ketika kita gugup.

5. Penggunaan kalimat yang belum selesai

Kalimat yang belum selesai adalah frasa yang sering kita gunakan dalam bahasa lisan, yang belum selesai. Ini tentang memulai kalimat tanpa menyelesaikannya, karena kecepatan bicara, karena ide lain muncul, karena kita mengoceh, dll.

6. Penampilan kelalaian

Karakteristik lain dari komunikasi langsung adalah munculnya (atau penggunaan) penghilangan. Kelalaian menyiratkan untuk berhenti memancarkan (membatalkan atau memotong) bagian tertentu atau aspek yang relevan dari komunikasi.

Mereka terjadi karena sumber atau penerima pesan, dan mereka membuat komunikasi tidak lengkap, atau makna tertentu kehilangan esensinya.

7. Penggunaan onomatopoeia

Onomatopoeia, unsur umum lainnya dalam komunikasi langsung, adalah kata-kata yang kita gunakan untuk mewakili suara, atau tiruan dari suara tertentu. Contoh onomatopoeia adalah: “tic tac” (jam), “guk guk” (anjing) “,” ring ring “(alarm), dll.

8. Melompat dari satu topik ke topik lainnya

Dalam komunikasi langsung, juga cukup umum bahwa kita melompat dari satu topik ke topik lain selama pidato kita (berkali-kali tanpa menyadarinya).

Contohnya adalah: “Suatu hari saya pergi ke bioskop untuk menonton film itu… oh ya! Saya bertemu Pablo. Ini panas sekarang, bukan? Lompatan dari satu topik ke topik lain, jika terjadi dengan cara yang sangat cepat, dapat membingungkan atau mengusir penerima pesan kita.

9. Unsur-unsur yang tidak teratur dalam kalimat

Di sisi lain, unsur-unsur yang tidak teratur juga sering muncul dalam kalimat-kalimat yang dipancarkan dalam komunikasi langsung.

Hal ini terjadi karena pidatonya terburu-buru, kecepatannya tinggi, karena ide-ide baru tiba-tiba muncul di benak pembicara yang menyebabkan mereka memasukkannya ke dalam pidato dengan terburu-buru, atau karena alasan lain.

10. Dukungan bahasa non-verbal

Akhirnya, karakteristik lain dari komunikasi langsung adalah penggunaan bahasa non-verbal yang saling melengkapi. Ini menyiratkan penggunaan gerakan oleh lawan bicara, posisi tubuh tertentu, penggunaan nada suara yang berbeda, dll.

  • Anda mungkin tertarik: ” 10 keterampilan komunikasi dasar “

Dan komunikasi tidak langsung?

Kita telah melihat apa itu komunikasi langsung, tetapi bagaimana dengan komunikasi tidak langsung? Kedua jenis komunikasi tersebut merupakan bagian dari komunikasi manusia. Dalam kasus komunikasi tidak langsung, ini terjadi ketika lawan bicara tidak bersama secara fisik (dan seringkali tidak dekat).

Untuk melakukan jenis komunikasi ini, digunakan saluran komunikasi seperti: jejaring sosial (misalnya, facebook, twitter, instagram…), obrolan atau email.

Artinya, dalam kasus ini ada perantara antara pengirim dan penerima, dan komunikasi tidak sepenuhnya langsung (membutuhkan detik atau menit, tergantung pada saluran). Ciri lainnya adalah tidak adanya ruang fisik dan temporal yang dimiliki oleh penutur, sehingga tidak terjadi kontak visual dan tubuh.

Referensi bibliografi:

  • Maletzke, G. (1992). Psikologi komunikasi sosial. (Edisi ke-5). Editorial Quipus. Ekuador.
  • Michael, T. (2013). Asal usul komunikasi manusia. Editor Katz. Spanyol.
  • Akademi Kingdom Spanyol: Kamus bahasa Spanyol, edisi ke-23, [Versi 23.3 online]. https://dle.rae.es [26 Maret 2020].