3 Bentuk Stratifikasi sosial (ekonomi, sosial, politik)

Stratifikasi Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Pelapisan sosial demikian terjadi pada masyarakat perkotaan dimana masyarakatnya memiliki sikap kritis yang tinggi dan tingkat heterogen yang tinggi pula. Pelapisan ekonomi dibentuk secara sengaja didasarkan pada kualifikasi pendidikan yang didasarkan akan kepemilikan harta benda. Stratifikasi demikian juga dibentuk untuk memenuhi kebutuhan kerja dalam bidang ekonomi. Stratifikasi berdasarkan ekonomi dibagi menjadi tiga kelas sosial yaitu:

  • Kelas Atas (Upper Class)

Kelompok masyarakat yang memiliki kekayaan material di atas rata-rata. Masyarakat demikian adalah seperti pengusaha, pejabat, dan lain-lain.

  • Kelas Menengah (Middle Class)

Kelompok masyarakat yang memiliki kekayaan material rata-rata. Masyarakat demikian biasa profesinya sebagai pegawai biasa dan karyawan kantor, dan lain-lain.

  • Kelas Bawah (Low Class)

Kelompok masyarakat yang memiliki kekayaan material di bawah rata-rata. Masyarakat demikian adalah sopir becak, buruh, dan lain-lain.

Semakin tinggi kelas, maka semakin sedikit warga masyarakat yang termasuk di dalamnya. Sebaliknya, semakin rendah kelas maka semakin banyak warga masyarakat yang dapat digolongkan di dalamnya. Hal tersebut juga berlaku pada bentuk-bentuk stratifikasi masyarakat dengan kriteria sosial dan politik.

Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas yaitu sebagai berikut.

  • Golongan Sangat Kaya

Golongan pertama ini merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Golongan sangat kaya terdiri dari pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan.

  • Golongan Kaya

Golongan kaya merupakan golongan kedua dan cuku banyak terdapat dalam masyarakat, misalnya pedagang.

  • Golongan Miskin

Golongan ketiga ini merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat dan kebanyakan adalah rakyat biasa.

Sedangkan Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan yaitu sebagai berikut.

  • Golongan Kapitalis/Borjuis

Golongan kapitalis/borjuis merupakan golongan orang-orang yang menguasai tanah alat produksi.

  • Golongan Menengah

Golongan menengah terdiri dari para pegawai peemrintah.

  • Golongan Proletar

Golongan proletar adalah orang-orang yang tidak mempunyai tanah dan alat produksi.

Namun, menurut Karl Marx, dalam kenyataannya golongan menengah merupakan pembela setia kaum kapitalis sehingga golongan menengah cenderung dimasukkan ke dalam golongan kapitalis. Oleh sebab itu, hanya terdapat dua golongan masyarakat yaitu golongan kapitalis/borjuis dan golongan proletar.

Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Stratifikasi sosial atas dasar kriteria sosial adalah perbedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Misalnya sebagai berikut.

  • Sistem kasta pada masyarakat Hindu yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra.
  • Sistem pelapisan berdasarkan ukuran keahlian Astrid S. Susanto, yaitu:
  1. Elit,
  2. Profesional,
  3. Semi propesional,
  4. Tenaga terampil,
  5. Tenaga semi terampil, dan
  6. Tenaga tidak terlatih atau tidak terdidik.
  • Stratifikasi di bidang pendidikan antara lain sebagai berikut.
  1. Pendidikan sangat tinggi (propesor dan doktor).
  2. Pendidikan tinggi (sarjana dan mahasiswa).
  3. Pendidikan menengah (SLTP dan SMA).
  4. Pendidikan rendah (SD).
  5. Tidak berpendidikan (buta hurup).
  • Stratifiksai masyarakat desa di Jawa Tengah atas dasar milik atas tanah, sawah, kebun atu rumah, yaitu sebagai berikut.
  1. Kuli kenceng (pemilik sawah, kebun, dan rumah).
  2. Kuli gundul (penggarap sawah atau kebun).
  3. Kuli karang kopek.
  4. Indung tlosor.

Menurut W.M.F. Hofsteede, pelapisan sosial di desa dapat disederhanakan sebagai berikut.

  • Elit desa yaitu lurah, pegawai, guru, tokoh politik maupun agama, dan petani kaya.
  • Massa yaitu petani menengah, petani kecil, buruh tani, dan pedagang kecil.

Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Bentuk stratifikasi demikian didasarkan pada kekuatan kekuasaan (power) yang dimiliki individu di mata masyarakat. Kekuatan ini didapatkan karena adanya simpatik dari masyarakat untuk mendukungnya dalam even politik seperti pemilu. Dengan demikian maka timbul suatu prespektif antara yang berkuasa dan yang dikuasai.

Dalam masyarakat bentuk stratifikasi demikian terjadi karena adanya interaksi antara individu dalam bidang politik. Misalnya, dalam masyarakat bernegara bahwa terjadinya stratifikasi ini terjadi setelah adanya pemilu yang dilakukan oleh masyarakat suatu negara tersebut. Kemudian terbentuknya suatu kekuasaan yang tersusun sesuai pemenangnya.

Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria berarti pembedaan penduduk atau warga menurut pembagian kuasa. Apa yang dimaksud kekuasaan? Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak atau kemampuan yang ada pada pemegang kekuasaan. Dalam stratifikasi politik menghasilkan dua kelasm, yaitu sebagai berikut:

  • Kelas penguasa

Kelas ini terdiri atas sekelompok elit yang jumlahnya sedikit. Di tangan kelas penguasa itulah wewenang untuk mengatur gerak masyarakat berada.

Anggota kelas penguasa memiliki bahwa kelompoknyalah yang berwenang mengatur. Mereka bersatu dan tidak setiap orang dapat menjadi anggota kelas itu. Sifat kelas penguasa yang demikian, terjadi pada sistem masyarakat yang hidup dalam pemerintahan feodal dan otoriter.

  • Kelas yang Dikuasai

Kelas ini terdiri atas warga masyarakat kebanyakan. Mereka menjadi objek kekuasaan serta tidak mempunyai wewenang untuk mengatur. Mereka harus tunduk kepada semua aturan yang telah dibuat dan diputuskan oleh penguasa, serta menjadi objek kekuasaan. Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan yaitu tipe kasta, oligarkis, dan demokratis.

Tiga pola umum pelapisan kekuasaan menurut Mac Iver adalah sebagai berikut.

  • Tipe Kasta

Sistem stratifikasi kekuasaan tipe kasta proses terbentuknya berdasarkan keturunan. Kekuasaan yang bertingkat didasarkan atas ajaran dalam agama Hindu. Dalam tipe ini bahwa tidak akan terjadi mobilitas sosial.

Gambar. Piramida Tingkat 6

  • Tipe Oligarkis

Sistem stratifikasi menurut tipe oligarkis dasar pembentukannya adalah perbedaan kelas sosial dalam masyarakat. Dalam sistem ini juga memberikan ketegasan akan tingkatan yang ada. Hal ini memang sama dengan sistem kasta bahwa dasar untuk mendapatkan posisinya adalah keturunan. Sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya perpindahan akan kekuasaan.

  • Tipe Demokratis

Bentuk stratifikasi demikian yang sering ditemukan dalam masyarakat di dunia. Demokrasi sudah menjadi paham yang sering dianut oleh masyarakat. Hal ini berkaitan dengan adanya kebebasan dalam mencapai status tertentu dalam masyarakat. Pada sistem ini memberikan keterbukaan bagi masyarakat untuk menduduki pada tingkatan tertentu. Jika seorang individu mampu berjuang dan dapat dapat memiliki kemampuan untuk menjabat pada posisi tertentu maka ia akan layak untuk duduk pada posisi yang terhormat. Dan sebaliknya jika orang tidak mampu maka akan menduduki pada posisi di bawah. Sistem stratifikasi demikian biasanya terjadi pada masyarakat modern yang memiliki tingkat kompetensi yang tinggi.

Selain pola pada umumnya sistem pelapisan kekuasaan tersebut, perlu diketahui juga sistem pelapisan kekuasaan yang berlaku pada masyarakat feodal. Raja merupakan tokoh sentral yang penuh dengan kekuasaan dan priviege (hak-hak istimewa). Kekuasaan dan priviege yang lebih rendah dari yang ada pada raja, semakin jauh dari lingkaran keluarga raja, maka semakin berkurang kekuasaan dan hak-hak istimewa maupun prestise (kehormatan) yang dimiliki oleh seseorang.

Related Posts