Penyebab dan Upaya Penanggulangan Konflik Sosial



Sebagai manusia yang hidup di muka bumi ini maka sudah sewajarnya jika kita hidup dalam lingkungan berisi banyak orang. Kehidupan ini seringkali disebut sebagai kehidupan bersosial. Dalam kehidupan sosial ini maka sebagai masyarakat kita diharuskan untuk hidup dengan saling membantu satu sama lain di dalam kehidupan bermasyarakat.

Nah dalam kehidupan bermasyarakat ini sudah pasti akan ada suatu perbedaan. Hal ini karena memang dalam suatu masyarakat hidup beragam pribadi atau individu yang dididik dengan cara yang berbeda dan memiliki keyakinan yang berbeda pula.

Dengan adanya perbedaan yang ada di dalam masyarakat ini sudah barang tentu akan ada pengaruh di dalamnya. Baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif secara otomatis akan menimbulkan persatuan yang berujung kemakmuran antar sesama masyarakat.

Sebaliknya, dengan adanya pengaruh negatif maka akan mengacu pada suatu konflik sosial yang sama sekali tidak menguntungkan. Adanya konflik sosial yang tidak menguntungkan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat ini tidak dapat dipungkiri pasti disebabkan oleh banyak faktor.

Hal ini karena satu individu dengan individu yang lain memiliki perbedaan yang signifikan.

Penyebab Konflik Sosial

Beberapa hal yang seringkali menjadi pemicu timbulnya konflik sosial ini adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan Kelas Sosial

Penyebab konflik yang pertama ialah adanya perbedaan kelas sosial. Kelas dalam suatu masyarakat sudah pasti akan memiliki perbedaan cara hidup dan pemikiran. Dengan adanya perbedaan ini maka sudah barang tentu akan menimbulkan suatu konflik antar individu yang terkait tersebut.

2. Perbedaan Suku Budaya

Selain itu ada perbedaan hal yang bersifat setara seperti suku budaya. Adanya kebiasaan budaya yang berbeda dari suatu masyarakat menjadikan suatu masyarakat memiliki cara dan pemikiran yang berbeda pula dalam menjalankan kehidupan berbudaya. Hal ini akan menyebabkan konflik budaya pada umumnya.

3. Kurangnya Toleransi Bermasyarakat

Selanjutnya adalah faktor karena kurangnya toleransi bermasyarakat yang tumbuh pada setiap pribadi masyarakat tersebut. Dengan kurangnya sikap toleransi ini maka sudah pasti akan menimbulkan konflik yang berujung pada rasa ingin menang sendiri alias egois dari masyarakat yang satu dengan lainnya.

Penanggulangan Konflik Sosial

Secara umum, upaya mengatasi konflik sosial dilakukan melalui akomodasi. Akomodasi memiliki dua makna, yaitu yang merujuk pada keadaan dan proses. Akomodasi terbagi atas beberapa bentuk yaitu diantaranya:

  • Koersi, merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan fisik atau psikologis.
  • Kompromi, merupakan suatu bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
  • Mediasi, di sini media hampir mirip dengan arbitrasi. Hanya saja pihak ketiga bersifat netral, hanya sebagai penasehat, yang tak berwenang mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.

Arbitrasi, merupakan cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga sebab pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Pihak ketiga ini dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berwenang.

Konsiliasi, merupakan suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan.

Toleransi (toleration), yaitu suatu bentuk akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan formal. Berupa sikap sabar membiarkan perbedaan, sehingga pertikaian dapat selesai dengan sendirinya.

Stalemate, terjadinya ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan seimbang sehingga akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik tertentu atau terjadi kemacetan.

Ajudikasi (ajudication), yaitu suatu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan.

Segresi (segretion), yaitu masing-masing pihak memisahkan diri dan saling menghindar dalam rangka mengurangi ketegangan.

Eliminasi (elimination), yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik karena mengalah.

Subjugation atau Domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan besar (dominan) meminta pihak lain untuk menaatinya.

Keputusan mayoritas (majority rule), yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting.

Minority Consent, yaitu golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan tetapi dapat melakukan begiatan bersama.

Konversi, yaitu penyelesaian konflik di mana salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.

Gencatan Senjata (cease fire), yaitu penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.

Related Posts