
Perjuangan untuk makanan, ruang, dan penyerbukan untuk bertahan hidup dapat terjadi antara individu dari spesies yang berbeda (kompetisi interspesifik) atau antara individu dari spesies yang sama (kompetisi intraspesifik). Kompetisi adalah kekuatan pendorong utama dalam evolusi, proses dimana organisme hidup berubah seiring waktu, dengan spesies yang beradaptasi lebih baik bertahan dan spesies yang kurang beradaptasi dengan baik menjadi punah.
Evolusi dimulai dengan mutasi, perubahan urutan nukleotida gen atau gen, sehingga produksi gen sedikit diubah yang menyandi protein yang sedikit berbeda. Protein yang berubah merupakan ciri-ciri yang diungkapkan dari suatu organisme dan dapat memberikan organisme keuntungan atas pesaingnya.
Mutasi dapat membantu organisme dalam satu lingkungan, tetapi bisa melukai dalam lingkungan yang berbeda (misalnya, tupai albino dapat berkembang di daerah bersalju, tetapi tidak dapat melakukan apa yang baik di daerah yang hangat).
Mutasi adalah peristiwa acak yang terjadi dapat ditingkatkan dengan bahan kimia yang disebut mutagen atau oleh radiasi pengion seperti sinar ultraviolet, sinar X, dan radiasi gamma.
Interaksi spesies
Seleksi alam mempengaruhi distribusi dan kelimpahan organisme dari satu tempat ke tempat lain. Faktor-faktor seleksi yang mungkin termasuk faktor fisik (suhu dan cahaya, misalnya), faktor kimia seperti air dan garam, dan interaksi spesies.
Menurut ahli ekologi Charles Krebs, interaksi spesies termasuk empat jenis utama: mutualisme, yang merupakan hidup bersama-sama dari dua spesies yang saling menguntungkan (misalnya, jamur dan ganggang yang hidup bersama sebagai lumut); komensalisme, yang merupakan hidup bersama-sama dari dua spesies yang menghasilkan manfaat yang berbeda (atau sejumlah manfaat) ke salah satu spesies sementara yang lain tetap terluka (misalnya, tanaman yang disebut epifit yang tumbuh pada tanaman lain); pemangsaan, yaitu berburu, memmatikan, dan makan dari satu spesies dengan yang lain (contoh termasuk serangga makan tanaman atau siput makan ganggang); dan kompetisi, yang didefinisikan sebagai sebuah perjuangan aktif untuk bertahan hidup di antara semua spesies dalam suatu lingkungan tertentu.

Kompetisi ini terkait dengan perolehan berbagai sumber: makanan, ruang, dan penyerbukan. Makanan merupakan target yang jelas dari kompetisi. Semua organisme harus memiliki energi untuk melakukan reaksi kimia selular (seperti respirasi) yang membuat mereka tetap hidup.
Organisme fotoautotrofik (tumbuhan, alga, cyanobacteria) memperoleh energi dengan mengkonversi sinar matahari, karbon dioksida, dan air menjadi molekul organik, proses yang disebut fotosintesis. Fotoautotrof, juga disebut produsen utama, bersaing untuk cahaya dan air.
Sebagai contoh, oak dan pohon hickory di bagian timur Amerika Utara tumbuh lebih tinggi daripada kebanyakan pinus, sehingga membayangi spesies yang lebih kecil dan akhirnya mendominasi hutan. Beberapa autotrof lain, seperti bakteri khemoautotrofik, memperoleh energi mereka dari reaksi kimia anorganik dan bukan dari sinar matahari.
Semua organisme-hewan, zooplankton, dan lainnya jamur-yang heterotrof, juga disebut konsumen; mereka harus mengkonsumsi organisme lain untuk memperoleh energi. Heterotrof termasuk herbivora, karnivora, omnivora, dan saprotrof.
Herbivora (pemakan tumbuhan seperti kelinci dan sapi) memperoleh energi mereka dari makan tanaman. Karnivora (pemakan daging seperti kucing dan anjing) makan heterotrof lainnya untuk mendapatkan kebutuhan energi mereka bertemu. Omnivora (seperti manusia) memakan tumbuhan dan hewan.
Saprotrof (seperti jamur dan bakteri) pengurai organisme mati untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Kehidupan di bumi dengan fungsi rantai makanan rumit kompleks di mana organisme mengkonsumsi organisme lain untuk mendapatkan energi. Pada akhirnya, hampir semua energi dalam organisme berasal dari matahari.
Jenis kompetisi
Kompetisi intraspesifik terjadi antara anggota individu dari populasi yang sama, misalnya, ketika kecambah tumbuh dari benih yang tersebar erat di tanah. Beberapa bibit akan dapat tumbuh lebih cepat dari yang lain dan akan menghambat pertumbuhan bibit yang kurang kuat dengan membayangi mereka.
Kompetisi interspesifik melibatkan dua atau lebih spesies yang berbeda mencoba untuk menggunakan sumber daya yang sama. Semua tanaman hijau tergantung pada fotosintesis untuk memperoleh energi dan karbon yang mereka butuhkan.

Daerah yang berbeda atau komunitas mendukung karakteristik pertumbuhan yang berbeda. Untuk tanaman dengan persyaratan cahaya yang tinggi, tanaman tinggi tumbuh (atau satu dengan daun lebih luas) akan memiliki keunggulan kompeti-tif jika daunnya menerima sinar matahari lebih besar langsung daripada pesaingnya.
Jika, di sisi lain, spesies tidak bisa mentolerir terlalu banyak sinar matahari, spesies tumbuh-pendek yang bisa mendapatkan keuntungan dengan berlindung dari bayangan tanaman yang lebih besar di dekatnya akan memiliki keunggulan kompeti-tif atas naungan daun tanaman lainnya.
Persaingan di alam menyebabkan spesies tertentu mendominasi lingkungan dan berkembang untuk beradaptasi dengan itu, sementara spesies yang keluar dari kompetisi pindah ke tempat lain atau punah. Manusia dapat memanfaatkan hasil kompetisi antara spesies untuk keuntungan mereka sendiri. Prinsip ini berguna di bidang pertanian.
Spesies tanaman tertentu (seperti bunga matahari dan pohon peach) melepaskan bahan kimia ke dalam tanah yang menghambat pertumbuhan tanaman lain yang mungkin bersaing dengan mereka. Kompetisi tanaman dapat digunakan untuk melawan pertumbuhan gulma dan berguna dalam memahami mana tanaman yang kompatibel.
Kompetisi ini juga berguna dalam penelitian mikrobiologi medis. Spesies jamur tertentu memproduksi dan mengeluarkan molekul yang disebut antibiotik, yang memmatikan bakteri. Antibiotik memberikan jamur ini keunggulan dalam persaingan melawan bakteri. Produksi Laboratorium antibiotik ini dapat mengobati penyakit bakteri pada manusia.