Teori Evolusi Sintetis Modern



Teori Evolusi Sintetis Modern!

Teori evolusi sintetik modern merupakan hasil karya sejumlah ilmuwan yaitu T. Dobzhansky, RA Fisher, JBS Haldane, Swall Wright, Ernst Mayr, dan GL Stebbins. Stebbins dalam bukunya, Process of Organic Evolution, membahas tentang teori sintetik.

Ini termasuk faktor-faktor berikut (1) Mutasi gen (2) Variasi (Rekombinasi) (3) Keturunan, (4) Seleksi alam dan (5) Isolasi.

Selain itu, tiga faktor pelengkap mempengaruhi kerja kelima faktor dasar ini; Migrasi individu dari satu populasi ke populasi lain serta hibridisasi antar ras atau spesies yang berkerabat dekat keduanya meningkatkan jumlah variabilitas genetik yang tersedia untuk suatu populasi ­. Efek kebetulan yang bekerja pada populasi kecil dapat mengubah cara seleksi alam memandu jalannya evolusi (Stebbins, 1971).

1. Mutasi:

Perubahan kimiawi gen (DNA) mampu mengubah efek fenotipiknya yang disebut mutasi titik atau mutasi gen. Mutasi dapat menghasilkan perubahan drastis yang dapat merusak atau berbahaya dan mematikan atau dapat tetap tidak signifikan. Ada kemungkinan yang sama dari sebuah gen untuk bermutasi kembali menjadi normal. Sebagian besar gen mutan bersifat resesif terhadap gen normal dan ini hanya dapat diekspresikan secara fenotip dalam kondisi homozigot. Dengan demikian, mutasi gen cenderung menghasilkan variasi pada keturunannya.

2. Variasi atau Rekombinasi:

Rekombinasi yaitu, genotipe baru dari asal-usul yang sudah ada dari beberapa jenis: (1) produksi kombinasi gen yang mengandung individu yang sama ­dua alel berbeda dari gen yang sama, atau produksi individu heterozigot (meisois); (2) pencampuran acak kromosom dari dua orang tua selama reproduksi seksual untuk menghasilkan individu baru; (3) pertukaran antara pasangan kromosom alel tertentu selama meiosis, yang disebut pindah silang, untuk menghasilkan kombinasi gen baru. Mutasi kromosom seperti delesi, duplikasi, inversi, translokasi dan poliploidi juga menghasilkan variasi.

(3) Keturunan:

Transmisi variasi dari induk ke keturunannya merupakan mekanisme evolusi yang penting. Organisme yang memiliki ciri turun-temurun yang bermanfaat disukai dalam perjuangan untuk eksistensi. Akibatnya, keturunan dapat memperoleh manfaat dari karakteristik menguntungkan orang tua mereka.

(4) Seleksi alam:

Ini membawa perubahan evolusioner dengan mendukung reproduksi gen yang berbeda yang menghasilkan perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya. Seleksi alam tidak menghasilkan perubahan genetik, tetapi begitu terjadi, ia bertindak untuk mendorong beberapa gen di atas yang lain. Selanjutnya, seleksi alam menciptakan hubungan adaptif baru antara populasi ­dan lingkungan dengan memilih beberapa kombinasi gen, menolak yang lain dan terus-menerus memodifikasi dan membentuk kumpulan gen.

(5) Isolasi:

Isolasi organisme suatu spesies menjadi beberapa populasi atau kelompok di bawah faktor psikis, fisiologis atau geografis dianggap sebagai salah satu faktor terpenting yang bertanggung jawab atas evolusi. Hambatan geografis meliputi hambatan fisik seperti sungai, lautan, pegunungan tinggi yang mencegah kawin silang antara organisme terkait. Penghalang fisiologis membantu mempertahankan individualitas spesies, karena isolasi yang dikenal sebagai isolasi reproduksi tidak memungkinkan kawin silang di antara organisme dari spesies yang berbeda.­

Spesiasi (asal spesies baru):

Populasi spesies yang terisolasi secara mandiri mengembangkan berbagai jenis mutasi. Yang terakhir menumpuk di kumpulan gennya. Setelah beberapa generasi, populasi yang terisolasi menjadi berbeda secara genetis dan reproduktif dari yang lain sehingga membentuk spesies baru.

Related Posts