4 Berbagai Jenis Hambatan untuk Komunikasi yang Efektif



Untuk kenyamanan belajar, hambatan yang berbeda dapat dibagi menjadi empat bagian:

(1) Hambatan Semantik

Selalu ada kemungkinan kesalahpahaman perasaan pengirim pesan atau salah mengartikannya. Kata-kata, tanda, dan gambar yang digunakan dalam komunikasi dijelaskan oleh penerima berdasarkan pengalamannya yang menciptakan situasi yang meragukan. Ini terjadi karena informasi tidak dikirim dalam bahasa yang sederhana.

Hambatan utama terkait bahasa adalah sebagai berikut:

(i) Pesan yang Dinyatakan dengan Buruk:

Karena ketidakjelasan bahasa selalu ada kemungkinan kesalahan interpretasi pesan. Hambatan ini tercipta karena pemilihan kata yang salah, kata-kata yang sopan, urutan kalimat yang salah dan pengulangan yang sering. Ini mungkin disebut kekacauan linguistik.

Gambar milik: igniteyourlifebook.com/wp-content/uploads/2011/04/Effective-Communication-2.jpg

(ii) Simbol atau Kata dengan Arti Berbeda:

Simbol atau kata dapat memiliki arti yang berbeda. Jika penerima salah memahami komunikasi, itu menjadi tidak berarti. Misalnya, kata ‘nilai’ dapat memiliki arti yang berbeda dalam kalimat berikut:

(a) Apa nilai pendidikan komputer saat ini?

(b) Berapakah nilai perangkat bergerak ini?

(c) Hargailah persahabatan kita.

(aku aku aku) Terjemahan Salah:

Seorang manajer menerima banyak informasi dari atasan dan bawahannya dan dia menerjemahkannya untuk semua karyawan sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Oleh karena itu, informasi harus dibentuk sesuai dengan pemahaman atau lingkungan penerima. Jika ada sedikit kecerobohan dalam proses ini, terjemahan yang salah bisa menjadi penghalang dalam komunikasi.

(iv) Asumsi yang Tidak Diklarifikasi:

Telah diamati bahwa kadang-kadang pengirim menerima begitu saja bahwa penerima mengetahui beberapa hal dasar dan, oleh karena itu, cukup memberi tahu dia tentang pokok bahasan utama. Sudut pandang pengirim ini benar sampai batas tertentu sehubungan dengan komunikasi sehari-hari, tetapi benar-benar salah jika ada pesan khusus,

(v) Jargon Teknis:

Secara umum, terlihat bahwa orang-orang yang bekerja di suatu perusahaan terhubung dengan beberapa kelompok teknis khusus yang memiliki bahasa teknis tersendiri.

Komunikasi mereka tidak begitu sederhana untuk dipahami oleh semua orang. Oleh karena itu, bahasa teknis dapat menjadi penghalang dalam komunikasi. Kelompok teknis ini mencakup insinyur industri, manajer pengembangan produksi, pengontrol kualitas, dll.

(vi) Pengodean Bahasa Tubuh dan Gerakan:

Ketika komunikasi disampaikan dengan bantuan bahasa tubuh dan gerak tubuh, kesalahpahamannya menghalangi pemahaman pesan yang tepat. Misalnya, menggerakkan leher untuk menjawab pertanyaan tidak menunjukkan dengan benar apakah artinya ‘Ya’ atau ‘Tidak’.

(2) Hambatan Psikologis atau Emosional

Pentingnya komunikasi tergantung pada kondisi mental kedua belah pihak. Pihak yang terganggu jiwanya dapat menjadi penghambat dalam komunikasi. Berikut ini adalah hambatan emosional dalam cara komunikasi:

(i) Evaluasi Dini:

Terkadang penerima informasi mencoba menggali makna tanpa banyak berpikir pada saat menerima atau bahkan sebelum menerima informasi, yang bisa jadi salah. Jenis evaluasi ini merupakan hambatan dalam pertukaran informasi dan antusiasme pengirim menjadi berkurang.

(ii) Kurang perhatian:

Ketika penerima disibukkan dengan beberapa pekerjaan penting, dia tidak mendengarkan pesan dengan penuh perhatian. Misalnya, seorang karyawan sedang berbicara dengan atasannya ketika atasannya sedang sibuk dalam beberapa percakapan penting. Dalam situasi seperti itu atasan mungkin tidak memperhatikan apa yang dikatakan bawahan. Dengan demikian, muncul rintangan psikologis dalam komunikasi.

(aku aku aku) Kehilangan karena Transmisi dan Retensi yang Buruk:

Ketika sebuah pesan diterima oleh seseorang setelah melewati banyak orang, umumnya pesan itu kehilangan sebagian kebenarannya. Ini disebut kerugian melalui transmisi. Ini terjadi secara normal dalam kasus komunikasi lisan. Retensi informasi yang buruk berarti bahwa dengan setiap transfer informasi berikutnya, bentuk aktual atau kebenaran informasi berubah.

Menurut satu perkiraan, dengan setiap transfer komunikasi lisan, hilangnya informasi mencapai hampir 30%. Ini terjadi karena kecerobohan orang. Oleh karena itu, kurangnya penyampaian informasi dalam bentuk yang sebenarnya atau tepat menjadi hambatan dalam komunikasi.

(iv) Ketidakpercayaan:

Untuk komunikasi yang sukses, pemancar dan penerima harus saling percaya. Jika ada kurangnya kepercayaan di antara mereka, penerima akan selalu mendapatkan makna yang berlawanan dari pesan tersebut. Karena itu, komunikasi menjadi tidak berarti.

(3) Hambatan Organisasi

Struktur organisasi sangat mempengaruhi kemampuan karyawan dalam hal komunikasi. Beberapa hambatan organisasi utama dalam cara komunikasi adalah sebagai berikut:

(i) Kebijakan Organisasi:

Kebijakan organisasi menentukan hubungan antara semua orang yang bekerja di perusahaan. Misalnya, kebijakan organisasi bahwa komunikasi akan dilakukan dalam bentuk tertulis. Dalam situasi seperti itu, apa pun yang dapat disampaikan dalam beberapa kata harus dikomunikasikan dalam bentuk tertulis. Akibatnya, pekerjaan menjadi tertunda.

(ii) Aturan dan Peraturan:

Aturan organisasi menjadi hambatan dalam komunikasi dengan menentukan subjek-materi, media, dll komunikasi. Terganggu oleh aturan yang pasti, pengirim tidak mengirimkan beberapa pesan.

(iii) Status:

Di bawah pengorganisasian, semua karyawan dibagi menjadi banyak kategori berdasarkan levelnya. Pembagian formal ini bertindak sebagai penghalang dalam komunikasi terutama ketika komunikasi bergerak dari bawah ke atas.

Misalnya, ketika seorang karyawan tingkat bawah harus mengirim pesannya ke atasan di tingkat atas, ada ketakutan yang mengintai di benaknya bahwa komunikasi mungkin salah, dan karena ketakutan ini, dia tidak dapat menyampaikan dirinya dengan jelas dan tepat waktu. . Ini menunda pengambilan keputusan.

(iv) Kompleksitas Struktur Organisasi:

Semakin banyak jumlah level manajerial dalam suatu organisasi membuatnya semakin kompleks. Ini menghasilkan keterlambatan dalam komunikasi dan informasi berubah sebelum mencapai penerima. Dengan kata lain, hal-hal negatif atau kritik disembunyikan. Dengan demikian, semakin banyak jumlah level manajerial dalam organisasi, komunikasi menjadi semakin tidak efektif.

(v) Fasilitas Organisasi:

Fasilitas organisasi berarti menyediakan alat tulis yang cukup, telepon, penerjemah, dll. Ketika fasilitas ini cukup dalam suatu organisasi, komunikasi akan tepat waktu, jelas dan sesuai dengan kebutuhan. Tanpa fasilitas tersebut komunikasi menjadi tidak berarti.

(4) Hambatan Pribadi

Hambatan organisasi yang disebutkan di atas memang penting, tetapi ada beberapa hambatan yang berhubungan langsung dengan pengirim dan penerima. Mereka disebut penghalang pribadi. Dari sudut pandang kenyamanan, mereka telah dibagi menjadi dua bagian:

(a) Hambatan Terkait dengan Atasan: Hambatan ini adalah sebagai berikut:

(i) Ketakutan akan Tantangan Otoritas:

Semua orang ingin menduduki jabatan tinggi dalam organisasi. Dalam harapan ini para petugas berusaha menutupi kelemahan mereka dengan tidak mengkomunikasikan ide-ide mereka. Ada ketakutan dalam pikiran mereka bahwa jika kenyataan terungkap, mereka mungkin harus pindah ke tingkat yang lebih rendah,

(ii) Kurang Percaya Diri pada Bawahan:

Atasan tingkat atas berpikir bahwa karyawan tingkat bawah kurang mampu dan, oleh karena itu, mereka mengabaikan informasi atau saran yang dikirim oleh mereka. Mereka dengan sengaja mengabaikan komunikasi dari bawahan mereka untuk meningkatkan kepentingan mereka sendiri. Akibatnya, rasa percaya diri karyawan menjadi rendah.

(b) Hambatan Terkait Bawahan: Hambatan terkait bawahan adalah sebagai berikut:

(i) Keengganan untuk Berkomunikasi:

Terkadang bawahan tidak mau mengirimkan informasi apapun kepada atasannya. Ketika bawahan merasa bahwa informasi tersebut bersifat negatif dan akan berdampak buruk bagi mereka, upaya dilakukan untuk menyembunyikan informasi tersebut.

Jika menjadi keharusan untuk mengirimkan informasi ini, itu dikirim dalam bentuk yang dimodifikasi atau diubah. Dengan demikian, bawahan, dengan tidak mengklarifikasi fakta, menjadi penghambat dalam komunikasi,

(ii) Kurangnya Insentif yang Tepat:

Kurangnya insentif kepada bawahan menciptakan hambatan dalam komunikasi. Kurangnya insentif kepada bawahan karena saran atau ide mereka tidak dianggap penting. Jika atasan mengabaikan bawahan, mereka menjadi acuh tak acuh terhadap pertukaran ide apa pun di masa depan.

Related Posts