Aset dan Kewajiban Tidak Lancar dan Lancar – Dijelaskan!



Baca artikel ini untuk mempelajari tentang aset dan liabilitas tidak lancar dan lancar!

Aset dan Liabilitas Tidak Lancar:

(a) Aset Tidak Lancar (atau Aset Tetap):

Untuk menjadi tidak lancar/tetap, aset harus memenuhi tiga karakteristik berikut:

(i) aset yang diperoleh tidak untuk dijual kembali;

(ii) Aset yang umurnya relatif panjang, yaitu tidak boleh dikonversi menjadi kas atau dikonsumsi dalam kegiatan usaha biasa dalam satu periode satu siklus akuntansi;

(iii) Aset yang membantu proses produksi, penyediaan barang dan jasa.

Contoh:

Pabrik dan Mesin, Tanah dan Bangunan, Furnitur dan Perlengkapan dll.

Aset Tidak Lancar Lainnya

Hak Paten, Merek Dagang, Niat Baik, Biaya Pendahuluan, Diskon atas penerbitan Saham atau Surat Utang, P & LA/c (Dr. Balance), yaitu selain aktiva lancar.

(b) Kewajiban Tidak Lancar (atau Kewajiban Tetap):

Liabilitas yang dibayar kembali setelah jangka waktu yang lama dikenal sebagai liabilitas tetap atau liabilitas tidak lancar, yaitu liabilitas tersebut tidak jatuh tempo untuk pembayaran dalam kegiatan bisnis biasa dalam waktu yang relatif singkat. Dengan kata lain, kewajiban yang jatuh tempo setelah periode yang relatif panjang dikenal sebagai kewajiban tetap atau jangka panjang atau tidak lancar.

Contoh:

Modal Saham Ekuitas, Pref. Modal Saham, Surat Utang, Pinjaman Jangka Panjang, Pinjaman Bank, Simpanan Umum, Rekening Laba Rugi (Kr.).

Kewajiban Tidak Lancar Lainnya:

Cadangan Umum, Cadangan Modal, Premi Sekuritas, Rekening Saham yang Dihilangkan, Dana Persamaan Dividen, Sinking Fund, dll.

Aset Lancar dan Kewajiban Lancar:

Contoh aset lancar dan kewajiban lancar adalah:

Related Posts