Saran untuk Reformasi Sistem Perbankan Pribumi di India



Saran untuk Reformasi Sistem Perbankan Pribumi di India!

Dipercaya secara luas bahwa sistem perbankan pribumi harus direformasi dan dijadikan tambahan dari sistem perbankan yang terorganisir daripada diganti seluruhnya oleh bank komersial. Terlepas dari pertumbuhan yang tajam dari yang terakhir dan penekanan pada kredit bank yang lebih besar ke bagian masyarakat yang lebih lemah, bank belum mampu memenuhi kebutuhan kredit peminjam kecil secara memadai, terutama karena biaya yang relatif tinggi untuk melayani pinjaman kecil. risiko tinggi, dan tekanan permintaan yang tinggi untuk kredit bank dari sektor industri dan perdagangan besar yang terorganisir.

Dalam keadaan demikian, para bankir pribumi, dengan kredit yang cepat dan fleksibel serta metode operasi informal, juga telah mampu berkembang dengan menyediakan kredit bagi sektor produktif kecil yang tidak sepenuhnya dilayani oleh bank komersial.

Di masa mendatang, juga, kondisi yang sama kemungkinan akan bertahan, meskipun biaya kredit bankir pribumi tinggi. Jadi, peran bankir pribumi masih ada. Jalan terbaik adalah mereformasi sistem pribumi dan membersihkannya dari cacat-cacatnya. Ini akan membutuhkan pelembagaan operasi pinjam meminjam dari para ­bankir pribumi. Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya?

Dua jalur reformasi dimungkinkan. Salah satunya adalah hubungan langsung bankir pribumi dengan RBI; yang lainnya adalah kontrol tidak langsung atas bisnis para bankir pribumi oleh RBI yang dimediasi melalui bank-bank komersial. Di masa lalu (sekali pada tahun 1937 dan kemudian 1941) RBI telah menyusun skema untuk menghubungkan langsung para bankir pribumi dengannya. Tetapi skema tersebut tidak dapat dilakukan karena kondisi utama dari hubungan langsung tersebut tidak dapat diterima oleh para bankir pribumi.

RBI dengan tepat bersikeras bahwa para bankir harus memisahkan bisnis perbankan mereka dari bisnis non-perbankan mereka jika mereka ingin menikmati hak istimewa, fasilitas rediskon kertas yang memenuhi syarat dengan RBI dan fasilitas pengiriman uangnya.

Para bankir pribumi belum bersedia memisahkan usaha perbankan dan non perbankannya, karena menurut mereka fasilitas yang ditawarkan oleh RBI tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemisahan kedua jenis usaha tersebut. Setelah ­kemerdekaan, upaya utama RBI adalah memperkuat dan memperluas sistem perbankan modern tanpa upaya apa pun untuk melibatkan para bankir pribumi.

Komisi Perbankan (1972) memeriksa kembali seluruh pertanyaan dalam konteks baru sistem perbankan komersial dan kooperatif yang diperluas secara substansial. Dalam pandangannya, ‘tidak perlu atau tidak praktis untuk memiliki hubungan langsung’ antara RBI dan bankir pribumi.

Hubungan langsung dianggap tidak praktis karena ­pembiayaan kembali bankir pribumi oleh RBI akan melibatkan banyak tenaga kerja yang tidak sebanding dengan jumlah pembiayaan kembali yang diharapkan, karena hundi adalah untuk jumlah kecil dan omset harian di dalamnya akan besar. Regulasi Dalam bentuk pengawasan dan pemeriksaan rinci terhadap bankir pribumi juga dianggap tidak praktis karena akan melibatkan pembangunan mesin pemeriksaan yang besar dan mahal.

Oleh karena itu, Komisi mendukung kontrol tidak langsung dari RBI atas bisnis bankir pribumi melalui media bank komersial. Ini mengharuskan yang terakhir menawarkan akomodasi yang stabil dan tidak terputus kepada yang pertama melalui diskon hundi.

Saat ini bantuan tersebut sangat tidak teratur. SBI telah menghentikan sama sekali pendiskontoan hundi sejak Maret 1965. Aliran kredit dari bank komersial lain tidak teratur, terjamin atau otomatis. Komisi merekomendasikan agar aliran dana dari bank ke sektor pribumi dilakukan secara teratur.

Komisi juga telah merekomendasikan bahwa bank harus menawarkan fasilitas diskon mereka hanya kepada bankir pribumi seperti tidak terlibat dalam kegiatan perdagangan, memiliki modal minimum yang ditentukan, memelihara akun dengan cara yang biasa diakui dan membuat mereka diaudit setiap tahun dan menyerahkan ringkasan RBI setiap tahun. laporan volume dan sifat bisnis mereka. Sambil memberikan batasan kepada bankir pribumi, bank komersial harus melakukan evaluasi sistematis atas laporan keuangan bankir tersebut.

RBI harus menetapkan pedoman bagi bank komersial untuk berurusan dengan bankir pribumi. Pedoman ini dapat berkaitan dengan jenis hundi yang akan dipilih, jumlah keseluruhan batas yang akan dikenakan sanksi, jumlah maksimum per bankir, dan beberapa rumus untuk menetapkan batas individu.

RBI juga harus menunjukkan ­secara berkala selisih antara tingkat bunga yang dikenakan oleh bankir pribumi dari peminjam mereka dan tingkat bunga yang dibebankan bank kepada bankir tersebut. Bank-bank komersial harus melihat bahwa tidak ada bankir pribumi yang memanfaatkan fasilitas kredit bank mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi daripada yang didasarkan pada spread. Sejauh ini belum ada tindakan yang diambil atas rekomendasi Komisi atau beberapa jalur lainnya.

Related Posts