Teori arus balik Hindu – Budha

Teori Arus Balik adalah salah satu teori yang menggambarkan bagaimana proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia akibat dari arus bolak-baliknya masyarakat India maupun Indonesia ke Indonesia. Teori Arus Balik merupakan salah satu dari…

Read more

Baca artikel ini untuk mempelajari tentang jenis-jenis susunan lamellae tulang yang penting:

I. Tulang dewasa:

Tulang dewasa terdiri dari lapisan-lapisan dan oleh karena itu dikenal sebagai tulang pipih.

Sumber Gambar : images.fineartamerica.com/images-medium-large/rome-22.jpg

Sistem Haversian pada Tulang Kompak:

Tulang tersusun dalam sejumlah ­unit silinder yang dikenal sebagai sistem Haversian atau osteon sekunder.

Setiap sistem terdiri dari kanal Haversian sentral, dikelilingi oleh lamela konsentris dari jaringan tulang. Di antara lamela ini terdapat banyak lakuna, yang berkomunikasi satu sama lain dan dengan kanal sentral melalui banyak kanalikuli yang memancar ­. (Gbr. 6-17).

Kanal pusat biasanya berisi pembuluh darah kecil (arteri, vena); lakuna diisi dengan osteosit, dan kanalikuli mengandung tonjolan sel-sel tulang dan membawa keluar bahan nutrisi ­melalui difusi dari kapiler.

Setiap sistem Haversian berdiameter sekitar 150 pm dan kanal pusat memiliki lebar sekitar 20 pm. Sistem Haversian berjalan membujur ­pada tulang panjang, cabang, dan anastomosis. Kanal Haversian berhubungan dengan rongga medula dan dengan permukaan tulang melalui banyak saluran miring, yang disebut kanal Volkmann. Yang terakhir mengandung pembuluh darah dan saraf yang menembus tulang dari periosteum atau endosteum. Kanal Volkmann tidak dikelilingi oleh lamellae konsentris. Sekitar 21 juta osteon diperkirakan ada pada kerangka manusia dewasa.

Lamela interstisial dengan lakuna dan kanalikulinya:

Ini menempati interval sudut di ­antara sistem Haversian.

Lamela sirkumferensial atau osteon primer:

Mereka mengelilingi permukaan dalam dan luar tulang. Lamela-lamela ini disatukan oleh serat-serat perforasi Sharpey, yang berasal dari periosteum dan berjalan miring menjepit lamela bersama-sama.

Lamela tulang dari sistem Haversian:

Ini terdiri dari bahan semen, serat kolagen dan diresapi dengan garam tulang. Setiap sistem Haversian dibatasi dari sistem tetangganya dengan garis semen yang sangat basofilik dan tidak memiliki ­serat kolagen.

Lamel berturut-turut berbeda dalam orientasi serat kolagen dan konsentrasi ­garam mineral. Dengan demikian, lamella terdiri dari dua jenis, cementing dan fibrillary. Cementing lamellae kaya akan mineral, dan lebih sedikit serat kolagen.

Fibrillary lamellae kaya akan ­serat kolagen dan sedikit mineral. Susunan serat pada lamella berurutan bervariasi secara bergantian, misalnya memanjang, melingkar atau spiral. Dengan bertambahnya usia, serat longitudinal bertambah jumlahnya, dan serat sirkumferensial berkurang.

Di Tulang Spons:

Trabekula bertulang terdiri atas lamela-lamela yang bertumpuk, dan biasanya tidak membentuk sistem Haversian ­karena mendapat nutrisi dari pembuluh darah jaringan di sekitarnya. Oleh karena itu, trabekula dilapis tanpa sistem Haversian.

Pembentukan Sistem Haversian (Gbr. 6-18 & 6-19):

Poros tulang tumbuh lebar dengan ­mekanisme appositional, dengan menyimpan lapisan tulang baru di bawah lapisan osteogenik periosteum. Dengan demikian lamellae melingkar terbentuk. Setelah pengendapan lamela tebal, nutrisi tulang terganggu dan sejumlah alur memanjang muncul di permukaan luar yang ditutupi oleh periosteum.

Setiap alur berisi pembuluh darah di sepanjang lantai. Punggung alur berkembang biak dan menyimpan tulang sampai bertemu dan mengubah alur menjadi terowongan. Setiap terowongan dilapisi oleh osteoblas dan berisi pembuluh darah. Proliferasi lanjutan ­dari osteoblas dan diferensiasi selanjutnya menjadi osteosit, mengubah terowongan menjadi sistem Haversian.

Sistem Haversian memiliki rentang hidup yang terbatas. Bagian dari sistem dapat larut dan osteoblas dari kanal asli berkembang biak untuk membentuk sistem Haversian baru. Interstitial la ­mellae adalah sisa-sisa lamellae lingkar luar lama atau sistem Haversian lama.

II. Tulang belum dewasa:

Tulang yang belum matang atau anyaman muncul dalam ­kehidupan embrionik, dan selama perbaikan patah tulang.

Ciri-ciri tulang imatur;

(i) Jumlah sel tulang dan serat kolagen lebih banyak, kandungan semen dan mineral ­lebih sedikit;

(ii) Lakuna tempat osteosit berada tidak rata;

(iii) Tidak adanya susunan tulang pipih.