Lalat Batang Padi: Distribusi, Alam, Sejarah Hidup dan Kontrol



Lalat Batang Padi: Distribusi, Alam, Sejarah Hidup dan Kontrol!

Posisi sistematis

Filum – Arthropoda

Kelas – Insekta

Pesan – Diptera

Keluarga – Cecidomyidae

Genus – pachydiplosis

Spesies – oryzae

Distribusi:

Ini adalah hama utama beras di berbagai bidang di India dan umumnya dikenal sebagai “Kharika atau Kane†.

Tanda Identifikasi:

Orang dewasa adalah nyamuk halus seperti lalat, berukuran panjang 1/4 inci dan memiliki tubuh ramping dengan kaki panjang. Belatung berwarna merah muda.

Sifat Kerusakan:

Belatung masuk ke dalam jaringan tanaman dan merangsang pembentukan pertumbuhan tubular berongga yang disebut, “Tunas Perak”. Anakan seperti itu tidak menghasilkan biji-bijian dan tanaman yang terserang akhirnya mati. Kadang-kadang pertumbuhan abnormal dari tanaman yang terinfeksi telah diamati yang mungkin disebabkan oleh iritasi tanaman yang disebabkan oleh belatung yang berkembang di dalam batang. Kerugian tanaman akibat hama ini bervariasi antara 10-15%.

Lingkaran kehidupan:

Telur memanjang berwarna merah muda diletakkan di pangkal daun padi baik secara tunggal maupun berkelompok. Jumlah maksimum telur yang diletakkan betina adalah 200. Larva menetas dalam waktu sekitar 4-5 hari. Merangkak di antara daun daun dan mencoba mencapai titik apikal atau titik tumbuh. Setelah itu mulai menyusu. Akibat makan terus menerus dan iritasi, ruang oval terbentuk di sekitar belatung. Bilik-bilik ini tumbuh sebagai empedu silinder memanjang yang dikenal sebagai “Pucuk Perak”.

Periode larva berlangsung selama 5-15 hari, tergantung pada kondisi iklim. Larva dewasa berukuran panjang sekitar 3 mm dan berwarna merah pucat. Setelah pembentukan empedu, larva menjadi kepompong di dalamnya. Setelah 5-8 hari masa kepompong, lalat dewasa keluar dari empedu. Seluruh siklus hidup selesai dalam waktu sekitar 2- 3 minggu. Tahap anakan tanaman padi paling rentan terhadap serangan hama ini.

Kontrol:

Metode Budaya :

  1. Rerumputan yang terdapat pada pematang di sekitar sawah harus dimusnahkan.
  2. Penggunaan varietas benih padi yang tahan disarankan untuk melindungi tanaman dari hama ini.
  3. Jika padi disemai lebih awal, tanaman dapat terhindar dari serangan hama ini.

Metode Kimia :

  1. Di daerah endemik aplikasi butiran Phorate di persemaian sangat membantu dalam mengurangi infeksi di lapangan.
  2. Carbaryl Quinalphos, Phosphamidon dan butiran Quinalphos harus disemprotkan di pembibitan atau di ladang jika serangannya bersifat serius (Ghosh et al, 1960; Aggar, 1963).

Metode Mekanis:

  1. Penggunaan light trap cukup efektif.
  2. Memetik daun yang memiliki empedu dengan tangan.

Metode Biologis:

  1. Introduksi hiperparasit seperti Platygaster oryzae (Can,) Polygnotus spp, Neanastatus grallarius (Mast.), Proleptacis oryzae, Telenomus Israels dll, terbukti sangat efektif dalam mengendalikan hama ini.

Related Posts