Pelengkap Sistem Imun | Imunologi Manusia



Pelengkap Sistem Imun!

Antibodi yang terbentuk melawan mikroba melisiskan mikroba. Tetapi antibodi saja tidak cukup untuk menyebabkan lisis mikroba. Antibodi membutuhkan aksi beberapa protein lain untuk melisiskan mikroba.

Protein semacam itu, yang melengkapi aksi antibodi dalam melisiskan mikroba, secara kolektif disebut komplemen. Antibodi dan komplemen adalah pemain utama dari cabang humoral dari sistem kekebalan yang didapat. Komplemen juga memainkan peran penting dalam respon imun bawaan.

Pada tahun 1890-an, Jules Bordet mencatat bahwa bakteri Vibrio cholera dilisiskan oleh serum domba yang mengandung antibodi terhadap V.cholera. Ketika serum domba yang mengandung antibodi terhadap V. cholera dipanaskan sebelum dicampur dengan V.cholera, V.cholera tidak lisis. Tetapi penambahan serum domba segar (yang tidak mengandung antibodi terhadap V.cholera) pada serum domba yang dipanaskan (yang mengandung antibodi terhadap V.cholera) mengembalikan kemampuan serum domba yang dipanaskan untuk melisiskan V.cholera.

Berdasarkan pengamatan ini diperkirakan bahwa dua zat diperlukan untuk melisiskan bakteri:

  1. Antibodi spesifik terhadap bakteri (antibodi tidak dihancurkan oleh jumlah panas yang digunakan dalam percobaan) dan
  2. Komponen serum lainnya, yang dinonaktifkan oleh panas.

Komponen serum yang melengkapi aksi litik antibodi disebut “pelengkap” oleh Paul Ehrlich.

Awalnya, dianggap bahwa aktivitas komplemen serum berada dalam satu protein serum. Namun kemudian ditemukan bahwa aktivitas komplemen serum tidak berada dalam satu komponen serum dan aktivitas komplemen dimediasi oleh interaksi banyak protein serum. Semua protein yang terlibat dalam aktivitas pelengkap secara kolektif disebut “komponen pelengkap”.

Awalnya, dianggap bahwa komplemen hanya diperlukan untuk lisis bakteri yang bergantung pada antibodi. Kemudian ditemukan bahwa komplemen juga memainkan peran penting dalam banyak aspek lain dari respon imun (Tabel 10.1).

Tabel 10.1: Fungsi komplemen:

  1. Lisis sel seperti bakteri dan virus.
  2. Opsonisasi- Peningkatan fagositosis antigen partikulat seperti bakteri.
  3. Melalui pengikatan ke reseptor komplemen pada sel, fragmen komplemen memainkan banyak peran dalam peradangan.
  4. Pembersihan kompleks imun yang bersirkulasi.
  5. Aktivasi sel B memori.

Related Posts