Pelaporan ke Manajemen: Makna, Obyek dan Hakikat



Baca artikel ini untuk mempelajari tentang arti, objek, dan esensi pelaporan ke manajemen.

Arti Pelaporan:

Istilah “pelaporan” memiliki arti yang berbeda sebagai berikut:

(a) Menceritakan beberapa fakta,

(b) Meninjau hal tertentu dengan kelebihan dan kekurangannya dan memberikan komentar,

(c) Memberikan data secara berkala dalam bentuk standar,

(d) Mengirimkan informasi spesifik untuk tujuan tertentu atas permintaan instruksi khusus.

Pelaporan manajemen mengacu pada sistem formal di mana informasi yang diperlukan yang relevan diberikan kepada manajemen melalui laporan secara terus-menerus. Jadi ‘laporan’ adalah inti dari setiap ­sistem pelaporan manajemen.

Istilah ‘Laporan’ biasanya mengacu pada komunikasi formal, yang bergerak ke atas, yaitu untuk komunikasi faktual oleh tingkat yang lebih rendah ke tingkat otoritas yang lebih tinggi sebagai tanggapan atas perintah yang diterima dari tingkat yang lebih tinggi. Laporan menyediakan sarana untuk memeriksa kinerja. Seseorang yang diberi perintah atau instruksi untuk melakukan hal-hal tertentu, harus melaporkan kembali apa yang telah dilakukannya sesuai dengan itu. Laporan dapat berbentuk lisan atau tertulis dan juga rutin atau khusus.

Objek Pelaporan:

Tujuan utama pelaporan manajemen adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan tentang hasil operasi organisasi secara teratur agar dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian lebih lanjut.

Tujuan lain adalah untuk mengamankan pemahaman dan persetujuan penilaian oleh orang-orang yang terlibat dalam berbagai aspek pekerjaan perusahaan. Objek kedua terkait erat dengan yang pertama dan penting dalam hal efisiensi, moral, dan motivasi.

Esensi Sistem Pelaporan yang Baik:

Sistem pelaporan yang baik adalah panduan yang lebih baik dan alat yang efektif untuk pengambilan keputusan manajerial yang efisien ­.

Oleh karena itu, esensi dari sistem pelaporan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Bentuk yang Benar:

Untuk memfasilitasi pengambilan keputusan, informasi yang diberikan harus dalam bentuk yang tepat. Gaya dan tata letak laporan bergantung pada kebutuhan individu yang akan menggunakannya. Laporan dapat disampaikan dalam bentuk narasi [pernyataan fakta tertulis], ­tabulasi statistik, grafik, bagan, dll.

2. Waktu yang Tepat:

Ketepatan waktu sangat penting karena informasi yang tertunda adalah informasi yang ditolak. Laporan dimaksudkan untuk tindakan dan ketika kecenderungan atau kejadian yang merugikan diperhatikan, tindakan harus segera menyusul. Semakin cepat laporan dibuat, semakin cepat tindakan korektif diambil.

3. Aliran Informasi yang Benar:

Informasi harus mengalir dari tingkat otoritas yang tepat ke tingkat otoritas di mana keputusan akan dibuat. Selanjutnya informasi yang lengkap dan konsisten ­harus mengalir secara sistematis.

4. Fleksibilitas:

Sistem harus mampu disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Misalnya, manajer produksi harus diberi informasi yang berkaitan dengan divisi atau area kontrolnya saja.

5. Fasilitasi Evaluasi:

Sistem harus secara khusus melaporkan penyimpangan dari standar atau perkiraan. Faktor yang dapat dikendalikan harus dibedakan dari faktor yang tidak dapat dikendalikan dan ­dilaporkan secara terpisah. Sistem pelaporan yang baik harus memberikan informasi yang diperlukan untuk evaluasi area tanggung jawab masing-masing manajer dalam hubungannya dengan tujuan organisasi.

6. Ekonomi:

Ada biaya untuk memberikan informasi dan biaya tersebut harus dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari laporan atau kerugian yang diderita karena tidak memiliki laporan tersebut. Ekonomi adalah ­aspek informasi yang harus dipertimbangkan saat mengembangkan sistem pelaporan.

Related Posts