Transaksi: Makna, Fitur dan Aspek



Mari kita membuat studi mendalam tentang Transaksi. Setelah membaca artikel ini Anda akan belajar tentang: 1. Pengertian Transaksi 2. Ciri-ciri Transaksi 3. Aspek 4. Klasifikasi 5. Konsep Modern.

Arti Transaksi:

Transaksi berarti berurusan dengan uang atau nilai uang. Segera setelah peristiwa bisnis terjadi yang dapat diukur dan dinyatakan dalam uang, itu harus dicatat dalam pembukuan. Ini disebut transaksi. Transaksi dapat dijelaskan dari sudut lain.

Peristiwa yang membuat beberapa perubahan dalam aset atau ekuitas, yaitu, peningkatan atau penurunan suatu perusahaan juga dapat disebut sebagai transaksi. Singkatnya, setiap peningkatan aset dengan peningkatan kewajiban atau penurunan aset dengan penurunan kewajiban adalah efek dari suatu transaksi.

Dari pembahasan sejauh ini menjadi sangat jelas bahwa dalam suatu transaksi pasti ada perubahan moneter antara para pihak. Dengan kata lain, pengertian transaksi adalah menerima dan memberi, yaitu pihak yang satu menerima dan pihak yang lain memberi atau mengorbankan keuntungan.

Misalnya, jika Tuan X memberi Rs. 400 kepada Tn. Y, Y menerima tunjangan Rs. 400 dan X memberi atau mengorbankan Rs. 400. Jadi, ada perubahan moneter antara para pihak. Jadi, transaksi juga berarti perubahan urusan yang mengubah keadaan keuangan dengan cara apa pun.

Fitur Transaksi:

Berikut ini adalah ciri-ciri transaksi:

(a) Suatu transaksi harus membawa sejumlah perubahan moneter antara para pihak;

(b) Itu harus diukur dalam bentuk uang atau nilai uang;

(c) Efek dari suatu transaksi adalah peningkatan aset dengan peningkatan kewajiban atau penurunan aset dengan penurunan kewajiban;

(d) Memiliki hubungan langsung dengan persamaan akuntansi;

(e) Suatu transaksi memiliki dua sisi— ‘Menerima manfaat’ dan ‘Mengorbankan manfaat’;

(f) Penerapan prinsip Double Entry tergantung padanya.

Aspek Transaksi:

Telah digarisbawahi di atas bahwa transaksi memiliki dua sisi, yaitu, ‘Menerima’ manfaat yaitu, ‘Menerima’; atau ‘Memberi manfaat’ atau ‘Mengorbankan’. Prinsip dasar Double Entry System adalah bahwa suatu transaksi harus dicatat pada dua sisi dengan jumlah yang sama.

Sisi penerima atau sisi kiri disebut sisi debet, sisi pemberi atau sisi kanan disebut sisi kredit. Singkatnya, sebuah transaksi memiliki dua sisi—sisi debit dan sisi kredit; itulah mengapa dikatakan bahwa setiap debet memiliki kredit yang sesuai, dan sebaliknya.

Klasifikasi Transaksi:

Transaksi dapat diklasifikasikan sebagai:

(a) Transaksi Sederhana;

(b) Transaksi Majemuk;

(c) Transaksi Kompleks;

(d) Transaksi Tunai;

(e) Transaksi Non Tunai;

(f) Transaksi Eksternal dan Internal.

Di bawah ini dijelaskan satu per satu:

(a) Transaksi Sederhana:

Ketika dua aspek transaksi dapat dengan mudah dibentuk dengan menunjukkan debit di satu akun dan kredit di akun lainnya, hal yang sama dikenal sebagai Transaksi Sederhana.

Ilustrasi 1:

Membeli barang secara tunai seharga Rp. 1.000. Di sini, dua aspek transaksi adalah akun pembelian dan akun kas, yaitu akun pembelian Rs. 1.000 dan rekening kas Rp. 1.000, yaitu satu akun akan menunjukkan debit dan akun lainnya akan menunjukkan kredit.

(b) Transaksi Majemuk:

Transaksi adalah transaksi majemuk di mana ia memiliki lebih dari satu akun baik dalam debit maupun kredit.

Ilustrasi 2:

Memulai usaha dengan modal sebesar Rp. 1.000; Bank Rp. 3.000; tanaman Rp. 10.000; Stok Rp. 5.000.

Di sini, transaksi memengaruhi lebih dari satu debit, yaitu, Akun Kas Rs. 1.000; Rekening Bank Rp. 3.000; Akun Tanaman Rp. 10.000 dan Rekening Saham Rs. 5.000, dan totalnya adalah Akun Modal Rs. 19.000.

Dengan kata lain, dalam ilustrasi ini, Kas, Bank, Pabrik dan Saham adalah satu aspek, sedangkan Akun Modal sendiri mewakili satu aspek.

(c) Transaksi Kompleks:

Ketika menjadi perlu untuk mengetahui dua aspek transaksi setelah melakukan beberapa penyesuaian yang diperlukan, hal yang sama dikenal sebagai transaksi kompleks.

Ilustrasi 3:

Bagus dijual ke X Enterprises seperti di bawah: 1.000 selendang wanita @ Rs. 500 masing-masing dengan diskon dagang 10%, diikuti diskon tunai 10% lagi.

Dalam masalah ini, harga jual bersih dihitung sebagai:

Jadi, Akun Penjualan dianggap sebagai Rs. 4, 05.000, sedangkan potongan tunai dan realisasi kas harus dianggap sebagai Rs. 45.000 dan Rp. 4,05.000, masing-masing.

(d) Transaksi Tunai:

Transaksi Tunai: Ketika transaksi apa pun melibatkan pergerakan langsung dan fisik uang tunai atau bank, hal yang sama dikenal sebagai transaksi tunai.

Ilustrasi 4:

X menjual barang kepada Y seharga Rp. 1.000 tunai. Ini adalah transaksi tunai karena melibatkan uang.

Singkatnya, ketika transaksi mempengaruhi uang tunai atau bank, hal yang sama dikenal sebagai transaksi tunai.

(e) Transaksi Non Tunai:

Tak perlu dikatakan bahwa transaksi yang bukan merupakan transaksi tunai dapat diperlakukan sebagai transaksi nontunai.

Ilustrasi 5:

Barang yang dikembalikan oleh pelanggan kami, pengembalian barang kepada kreditur kami, atau pembelian dan penjualan barang tanpa menerima atau memberikan uang tunai atau yang setara dengan uang tunai atau biaya yang belum dibayar atau dibayar di muka, dll. adalah beberapa contoh transaksi non tunai.

(f) Transaksi Eksternal dan Internal:

Transaksi Eksternal—disebut juga Transaksi Bisnis adalah transaksi yang berhubungan dengan pihak luar.

Ilustrasi 6:

  1. Banerjee and Co. membeli barang dari P. Paul and Co. seharga Rs. 3.000 tunai, atau, B. Banerjee, pemilik B. Banerjee and Co., mengambil barang untuk digunakan sendiri. Ini juga merupakan transaksi eksternal karena, dalam akuntansi, B. Banerjee dan B. Banerjee and Co. tidak sama (menerapkan konsep entitas).

Transaksi Internal—juga dikenal sebagai Transaksi Akuntansi—muncul ketika transaksi keluar dari berakhirnya biaya atau dari penyesuaian yang dilakukan atau alokasi kenaikan atau pengeluaran atau transfer. Singkatnya, transaksi ini dilakukan di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu tidak ada hubungan dengan pihak luar.

Contoh:

Gaji dibayar di muka, biaya terutang, penyusutan aset tetap, transfer dari satu akun ke akun lain, dll. Adalah contoh transaksi internal.

Konsep Transaksi Modern:

Penulis akuntansi modern menjelaskan istilah transaksi sebagai peristiwa keuangan yang menghasilkan pertukaran baik dalam aset atau ekuitas perusahaan.

Ekuitas dibagi menjadi dua:

yaitu Kepemilikan (Ekuitas Internal) dan Kewajiban (Ekuitas Eksternal).

Kita semua juga tahu bahwa jumlah total aset harus selalu sama dengan jumlah total kewajiban.

Dengan demikian, kita dapat menulis lebih lanjut:

(A) Aset = P (Kepemilikan) + L (Kewajiban)

Related Posts