Euphony: Pengucapan Prancis – Bahasa



Bahasa Prancis adalah bahasa yang sangat musikal karena cenderung mengalir dari satu kata ke kata berikutnya tanpa jeda (pause). Dalam situasi di mana eufoni — suara yang menyenangkan atau harmonis — tidak terjadi secara alami, bahasa Prancis mengharuskan penambahan suara atau kata-kata diubah.

Sebagai aturan umum, bahasa Prancis tidak suka memiliki kata yang diakhiri dengan bunyi vokal diikuti oleh kata yang diawali dengan bunyi vokal. Jeda yang dibuat antara dua bunyi vokal, yang disebut hiatus, tidak diinginkan dalam bahasa Prancis, jadi teknik berikut digunakan untuk menghindarinya [tanda kurung menunjukkan pengucapan]:

Kontraksi

Kontraksi menghindari hiatus dengan menjatuhkan vokal di akhir kata pertama.

Misalnya: le ami [leu a mee] menjadi l’ami [la mee]

Penghubung

Penghubung mentransfer suara yang biasanya diam di akhir kata pertama ke awal kata kedua.

Misalnya: vous avez diucapkan [vu za vay] bukan [vu a vay]

T inversi

Ketika inversi menghasilkan kata kerja yang diakhiri dengan vokal + il(s) , elle(s) , atau on , T harus ditambahkan di antara dua kata untuk menghindari jeda.

Contoh: a-il [eel] menjadi at-il [eel]

Bentuk Kata Sifat Khusus

Sembilan kata sifat memiliki bentuk khusus yang digunakan di depan kata yang dimulai dengan huruf vokal.

Contoh: ce homme [seu uhm] menjadi cet homme [seh tuhm]

Ayo

Menempatkan l’ di depan untuk menghindari hiatus. L’on juga dapat digunakan untuk menghindari ucapan qu’on (terdengar seperti con ).

Contoh: si on [lihat o(n)] menjadi si l’on [lihat lo(n)]

Tu Bentuk Imperatif

Bentuk tu dari kata kerja imperatif -er menghilangkan s, kecuali jika diikuti oleh kata ganti kata keterangan y atau en.

Contoh: tu penses à lui > pense à lui [pa(n) sa lwee] > penses-y [pa(n) s(eu) zee]

Selain teknik menghindari jeda di atas, ada cara tambahan di mana bahasa Prancis meningkatkan eufoni: enchaînement .

Enchaînement adalah pengalihan bunyi di akhir satu kata ke kata berikutnya, seperti pada frasa belle âme . Bunyi L di akhir belle akan diucapkan bahkan jika kata berikutnya dimulai dengan konsonan, yang membedakan enchaînement dari liaison. Jadi, enchaînement tidak menghindari hiatus seperti yang dilakukan liaison, karena tidak ada hiatus setelah kata yang diakhiri dengan bunyi konsonan. Namun, yang dilakukan enchaînement adalah menyatukan kedua kata tersebut, sehingga saat diucapkan belle âme , terdengar seperti [beh lahm] bukan [bel ahm]. Enchaînement dengan demikian meningkatkan musikalitas frase.

Related Posts