Catatan tentang Gen Duplikat, Polimerik, Pelengkap dan Pelengkap



Baca catatan ini tentang gen duplikat, polimer, komplementer, dan tambahan!

Gen Duplikat:

Gen atau faktor duplikat adalah dua atau lebih gen independen yang terdapat pada kromosom berbeda yang menentukan fenotipe yang sama atau hampir sama sehingga salah satunya dapat menghasilkan karakter yang sama.

Sumber gambar: upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/dc/EcoRV_1RVA.png

Gen independen tidak memiliki efek kumulatif. Mereka menghasilkan fenotipe yang sama apakah hadir dalam keadaan homozigot atau heterozigot. Akibatnya fenotipe dominan lebih melimpah. Rasio F2 adalah 15 :1.

Gen Polimerik atau Aditif:

(Gen Duplikat dengan Efek Kumulatif)

Dua gen dominan independen, baik yang hadir dalam kondisi homozigot atau heterozigot, memiliki efek fenotipik yang sama ketika hadir secara individual tetapi menghasilkan efek kumulatif atau ganda ketika ditemukan bersama. Rasio dihibrid 9:6:1 diperoleh pada generasi F2 karena fenotipe yang dihasilkan oleh dominasi gen tunggal dari dua gen yang berbeda adalah serupa.

Gen Pelengkap:

Mereka adalah gen non-alelik yang secara independen menunjukkan efek serupa tetapi menghasilkan sifat baru ketika hadir bersama dalam bentuk dominan. Gen komplementer pertama kali dipelajari oleh Bateson dan Punnet (1906) pada kasus warna bunga Sweet Pea (Lathyrus odoratus).

Yang terakhir juga merupakan contoh epistasis resesif di mana ­alel homozigot resesif dari satu jenis menekan efek alel dominan dari jenis lainnya. Di sini, warna bunga ungu jika alel dominan dari dua gen hadir bersama (С—P—). Warna putih jika kondisi dominan ganda tidak ada (ccP—, С—pp, ccpp).

Bateson dan Punnet (1906) menyilangkan dua galur Sweet Pea berbunga putih (CCpp, ccPP) dan memperoleh tumbuhan berbunga ungu (CcPp) pada generasi F1 . Jelas kedua orang tuanya telah menyumbangkan gen atau faktor untuk sintesis warna ungu ini. Tanaman berbunga ungu generasi F 1 kemudian dibiarkan berkembang biak sendiri.

Tumbuhan berbunga ungu dan putih muncul pada generasi F 2 dengan perbandingan 9:7. Merupakan modifikasi dari perbandingan dihibrid 9:3:3:1. Munculnya warna ungu pada populasi 9/16 menunjukkan bahwa warna ditentukan oleh dua gen dominan (C dan P). Jika salah satu dari keduanya tidak ada (ccPP atau CCpp, ccPp atau Ccpp), pigmen tidak muncul (Gbr. 5.32).

Dipercaya bahwa gen dominan С menghasilkan enzim yang mengubah bahan baku menjadi kromagen. Gen dominan P menimbulkan enzim oksidase yang mengubah kromagen menjadi pigmen antosianin ungu. Hal ini dipertegas dengan mencampurkan ekstrak kedua jenis bunga tersebut saat terbentuk warna ungu. Jadi pembentukan warna ungu adalah reaksi dua langkah dan kedua gen bekerja sama untuk membentuk produk akhir.

Gen Tambahan:

Gen tambahan adalah sepasang gen non-alel, salah satunya menghasilkan efeknya secara independen dalam keadaan dominan sedangkan alel dominan dari gen kedua (gen tambahan ­) membutuhkan kehadiran gen lain untuk ekspresinya.

1. Gen Tambahan di Lablab:

Lablab memiliki dua gen, K dan L. Dalam keadaan resesif gen kedua atau tambahan (11) tidak berpengaruh pada warna kulit biji. К dominan secara independen menghasilkan warna Khaki sementara alel resesifnya memunculkan warna buff terlepas dari gen tambahan yang dominan atau resesif. Pada keadaan dominan gen pelengkap (L—) mengubah pengaruh alel dominan gen pembentuk pigmen (K) menjadi warna coklat. Rasio F2 adalah 9 :3:4 (Gbr. 5.33).

2. Gen Pelengkap yang Dimodifikasi/Gen Pelengkap Kolaboratif/Ransum Kolaborasi ­:

Mereka adalah dua gen nonallelic yang tidak hanya mampu menghasilkan efeknya sendiri secara mandiri saat hadir dalam keadaan dominan tetapi juga dapat berinteraksi untuk membentuk sifat baru. Jenis jengger pada unggas adalah contoh gen pelengkap kolaboratif, P dan R.

Ketika tidak ada gen ini yang hadir dalam keadaan dominan (pprr), sisir tunggal terbentuk. Dalam kasus P saja yang dominan, terbentuk jengger (Pprr, PPrr). Jika R saja yang dominan, diperoleh jengger mawar (ppRr, ppRR). Sisir kenari terbentuk ketika P dan R terjadi bersamaan dalam keadaan dominan (P —R —) untuk menghasilkan efek tambahan.

Ketika burung jengger kacang murni dan burung jengger mawar murni disilangkan, semua keturunan F, individu memiliki jengger kenari. Pada perkawinan sedarah burung kenari sisir, generasi F 2 memiliki keempat jenis sisir dengan perbandingan 9 kenari: 3 kacang polong: 3 mawar: 1 tunggal (Gbr. 5.34).

Related Posts