(i) Penekanan pada integrasi kebijakan personalia dengan perencanaan bisnis.
(ii) Lokus tanggung jawab untuk Manajemen Personalia tidak lagi berada pada manajer spesialis tetapi sekarang dipegang oleh manajemen lini senior.
(iii) Fokus bergeser dari hubungan manajemen-serikat buruh ke hubungan manajemen-karyawan, dari kolektivisme ke individualisme.
(iv) Ada penekanan pada komitmen dan pelaksanaan inisiatif, dengan para manajer sekarang berperan sebagai ‘enabler’, ‘empowered’ dan ‘fasilitator’.
Sumber Gambar : lh5.ggpht.com/_iFIztPmvqg8/Management.jpg
Poin pertama menunjukkan bahwa HRM bukan hanya kegiatan strategis itu sendiri, tetapi juga salah satu yang sekarang menjadi pusat pencapaian tujuan bisnis; sumber daya manusia sekarang diakui dan dimanfaatkan sebagai yang paling berharga dari semua aset organisasi.
Poin kedua mengidentifikasi perlunya manajer personalia untuk ‘melepaskan’ tanggung jawab pengelolaan aset manusia kepada manajemen senior (lini).
