Untuk apaonalisme: Ini Cara Utama dan Prinsip Dasar | Geografi

Fungsionalisme: Cara Utama dan Prinsip Dasar!

Definisi fungsionalisme bervariasi dari waktu ke waktu dan lintas disiplin ilmu.

Kata ‘fungsi’, yang merupakan unsur utama fungsionalisme, telah ditafsirkan dalam lima cara utama berikut:

(i) Ini mengacu pada pertemuan umum untuk tujuan seremonial tertentu.

(ii) Dalam ilmu politik, ini mengacu pada tugas yang terkait dengan pekerjaan yang melibatkan pelaksanaan otoritas.

(iii) Dalam pengertian matematis, ini mengacu pada hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

(iv) Dalam sosiologi dan biologi, ini mengacu pada proses yang berkontribusi pada pemeliharaan organisme.

(v) Dalam geografi, ini identik dengan pekerjaan.

Keragaman definisi fungsi telah mengakibatkan keragaman makna fungsionalisme dalam suatu disiplin ilmu dan dalam berbagai ilmu sosial. Namun demikian, sudut pandang yang menyelidiki hubungan fungsional dengan penekanan pada tujuan, kebutuhan dan hubungan antara peran dan aktor. Dengan kata sederhana, fungsionalisme berkaitan dengan fungsi (pekerjaan) dan analisis fungsi masyarakat. Ini adalah perspektif yang memandang dunia sebagai seperangkat sistem yang berbeda dan saling bergantung, yang tindakan kolektifnya adalah contoh keteraturan yang dapat diulang dan diprediksi di mana bentuk dan fungsi dapat dianggap terkait, dan yang menjelaskan hubungan bentuk-fungsi ini dalam hal peran mereka dalam menjaga kelangsungan sistem.

Prinsip dasar fungsionalisme adalah sebagai berikut:

(i) Masyarakat harus diperiksa secara holistik dalam kerangka sistem yang saling terkait.

(ii) Penyebab bersifat timbal balik dan, dalam banyak kasus, berlipat ganda.

(iii) Sistem sosial umumnya dalam keadaan seimbang.

(iv) Kaum fungsionalis kurang tertarik pada sejarah suatu masyarakat, tetapi lebih mementingkan interaksi sosial.

(v) Kaum fungsionalis berusaha menemukan hubungan timbal balik antara senyawa-senyawa struktur sosial.

Pendekatan fungsional dalam penelitian geografi dapat dilihat pada tulisan-tulisan sarjana Perancis seperti Jean Brunhes dan rekan sezamannya.

Para sarjana Prancis pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 berpendapat bahwa budaya adalah suatu keutuhan yang tak terpisahkan. ‘Wilayah’ dianggap sebagai unit fungsional—sebuah ‘organisme’ yang lebih dari jumlah bagian-bagiannya.

Saat ini, fungsionalisme sangat populer dalam geografi, Bombay, Tatanagar, dan Gulmarg dapat dijelaskan berdasarkan fungsinya masing-masing sebagai pelabuhan utama, pusat manufaktur besi-baja, dan pusat pariwisata. Selain itu, kota-kota kecil dapat dijelaskan berdasarkan fungsinya dalam hierarki pusat tempat. Setiap kota memiliki dua jenis fungsi, yaitu manifes dan laten. Misalnya, pembuatan besi dan baja adalah fungsi manifes Tatanagar tetapi fungsi latennya adalah pertukaran ide dan pertemuan sosial orang satu sama lain. Dengan demikian, suatu tempat dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan fungsi manifes dan latennya.

Fungsionalisme telah dikritik atas dasar konseptual dan metodologis. Fungsionalisme memahami realitas geografis sebagai keadaan keseimbangan (status quo) dan asumsi integrasi sosial total (spasial atau global) atas dasar metodologis atau logis. Kritik dasarnya adalah teleologi.

Kritik terhadap fungsionalisme, atas dasar konseptual, berpendapat bahwa keasyikan mereka dengan masyarakat sebagai suatu sistem tidak memungkinkan fungsionalis untuk mempelajari atau fokus pada masalah kontemporer seperti kemiskinan, perang, penyakit, dan rasisme. Fungsionalisme telah dituduh menganjurkan kontrol sosial daripada perubahan sosial. Ini memiliki ‘bias statis’ dan, oleh karena itu, tidak mampu menjelaskan perubahan sosial.

Kritik lain adalah bahwa banyak penjelasan fungsional bersifat struktural, yaitu penjelasan pola yang diamati tidak mengacu pada motif atau proses yang mendasarinya; itu sebagian besar dalam hal keterkaitan subsistem. Selain itu, tidak ada kejelasan definisi.

Atas dasar logis dan metodologis, salah satu kritik utama terhadap fungsionalisme adalah penjelasan teleologis. Penjelasan teleologis menjelaskan situasi tertentu “bukan dengan mengacu pada sebab-sebab yang ‘memunculkan’ peristiwa tersebut, tetapi dengan merujuk pada tujuan akhir yang menentukan arahnya” Misalnya; burung nasar diciptakan secara alami untuk menyingkirkan mayat. Dalam contoh ini, implikasinya adalah bahwa burung nasar sangat diperlukan untuk fungsi spesifik yang mereka lakukan.

Ada alternatif yang sama-sama memenuhi fungsi-fungsi ini. Fungsi burung nasar dapat dilakukan secara efisien oleh orang lain seperti rubah, singa, dan manusia. Ini dikenal sebagai ‘prinsip penggantian fungsional’. Penggantinya, bagaimanapun, harus dari ekosistem yang sama jika tidak maka akan mempengaruhi perubahan ekosistem dan dapat merusaknya. Misalnya, pengenalan mobil salju dan senjata api dalam kehidupan orang Eskimo telah mengganggu keseimbangan ekologi antara Eskimo dan satwa liar Arktik.

Pembahasan di atas mengungkapkan bahwa fungsionalisme memiliki enam konsep yang saling terkait yang digunakan oleh para ahli geografi:

(i) fungsi,

(ii) substitusi fungsional,

(iii) tujuan,

(iv) pemeliharaan pola, pengaturan diri status quo,

(v) adaptasi, dan

(vi) integrasi.

Dalam geografi, yang mendasari pengertian wilayah fungsional adalah asumsi bahwa wilayah berfungsi sebagai satu kesatuan untuk mempertahankan interaksi antar-subsistem dan intra-subsistem yang intens yang ada yang penting untuk memenuhi kebutuhan atau kebutuhan.