Tes Pengelasan: 5 Tes (Dengan Diagram) | Metalurgi



Artikel ini menyoroti lima tes utama las. Adapun pengujian yang dilakukan adalah : 1. Uji Mikroskopis 2. Uji Makroskopis 3. Uji Kimia di Laboratorium 4. Uji Mekanik 5. Uji Tarik.

1. Uji Mikroskopis:

Penggunaan uji mikroskop sangat penting dalam menentukan struktur sebenarnya dari las dan logam induk. Bagian logam las yang dipoles akan terlihat benar-benar homogen jika tidak ada lubang sembur dan terak. Di sisi lain, jika bagian yang dilas rusak, dapat ditemukan struktur seperti kristal yang pasti.

Namun, bagian jenis ini mungkin telah ditembus pada garis terlemah. Jadi, setiap bagian las yang diinginkan diambil sebagai spesimen untuk pemeriksaan. Spesimen yang akan diperiksa secara mikroskopis paling baik dipotong dengan gergaji besi. Setiap aplikasi panas, misalnya dengan pemotongan gas, dapat merusak bagian dari spesimen. Jika diperiksa di bawah mikroskop, maka akan ditemukan banyak goresan.

2. Uji Makroskopik:

Metode ini terdiri dari persiapan penampang las T-fillet. Itu diperiksa baik dengan mikroskop berdaya rendah, pembesar 3-20 diameter, atau dengan kaca pembesar. Ini akan menunjukkan adanya retakan, terak yang terperangkap, tiupan ukuran pin atau kantong gas, dll. Pemeriksaan grafis makro dari las dapat dengan mudah dilakukan di bengkel, menggunakan kaca pembesar tangan yang kuat.

Tentu saja, mikroskop akan menampilkan detail cacat pada lasan.

3. Uji Kimia di Laboratorium:

Beberapa reaksi kimia terjadi pada logam yang dilas setelah pengelasan. Tes analitik digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari logam yang dilas. Dari komposisinya, sifat fisik logam las dapat dinilai. Penambahan mangan meningkatkan ketangguhan baja, uranium meningkatkan kekuatan tariknya.

Perlu dicatat bahwa aksi asam dan alkali yang ada di atmosfer kawasan industri besar dapat mempengaruhi umur sambungan las saat terjadi korosi. Demikian pula, di pantai laut, korosi pada bagian logam disebabkan oleh aksi semprotan air asin dan atmosfer asin.

Panggung pendaratan, pagar, dan struktur lainnya terpapar semburan laut dan rentan terhadap karat awal. Dalam industri kimia, tangki diperlukan untuk menyimpan bahan kimia korosif. Tes kimia diperlukan di laboratorium untuk menghemat korosi pada sambungan las.

4. Tes Mekanis:

Tes mekanik dapat diklasifikasikan sebagai:

(1) Tarik;

(2) Membungkuk;

(3) Izod atau Charpy;

(4) Kekerasan;

(5) Retak, dll.

5. Uji Tarik:

Spesimen uji tarik tipikal ditunjukkan pada Gambar 8.1:

Untuk uji tarik sambungan las, beberapa spesimen dipotong dari lapisan yang dilas dan satu dari pelat itu sendiri. Spesimen dikerjakan dengan mesin agar semua tepinya dikuadratkan dan permukaannya dapat dibiarkan dengan las yang terpasang atau rata dengan mesin tergantung pada pengujian yang diperlukan.

Spesimen dimuat dalam mesin uji tarik, beban saat pecah menjadi ukuran kekuatan las. Beban dalam kilogram dibagi dengan luas penampang benda uji dalam milimeter persegi sehingga hasilnya adalah kekuatan tarik ultimat benda uji.

Jadi, Kekuatan Tarik T = L (beban dalam kg) / A (luas dalam mm)

Related Posts