Sifat Logam Unsur Periode Ketiga

Sifat Logam Unsur Periode Ketiga

Pada periode ketiga terdapat 8 unsur, yaitu Natrium, Magnesium, aluminium, silikon, fosforus, Belerang, klorin, dan argon. Unsur-unsur itu atau persenyawaannya memiliki banyak kegunaan. Misalnya aluminium, logam ini digunakan untuk membuat, berbagai perkakas dapur, membuat kemasan dari berbagai produk makanan, dan untuk membuat pesawat terbang.

Oleh karena itu, unsur-unsur periode ketiga perlu kita pelajari secara lebih mendalam. Dalam artikel ini akan dibahas sifat-sifat unsur periode ketiga secara detail.

Sifat-sifat Unsur Periode Ketiga Berubah Secara Beraturan

Setelah mempelajari beberapa golongan unsur dalam artikel sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur segolongan berbeda dalam kadar, bukan jenisnya. Misalnya, semua hidroksida logam alkali tanah bersifat basa, tetapi kekuatan basa berbeda, dan Be (OH)2 ke Ba (OH)2 kekuatan basa bertambah. persamaan sifat unsur-unsur segolongan disebabkan oleh jari-jari atom dan perbedaan muatan intinya.

Bagaimanakah sifat-sifat unsur dalam satu periode? Lain halnya dengan unsur segolongan, unsur seperiode mempunyai jumlah elektron valensi yang berbeda. Dari kiri ke kanan jumlah elektron valensi bertambah secara teratur. Walaupun unsur-unsur seperiode mempunyai jumlah kulit yang sama, perbedaan muatan inti menyebabkan jari-jari atomnya berbeda.

Dari kiri ke kanan jari-jari atom makin kecil. Oleh karena itu, sifat-sifat unsur seperiode berubah secara teratur sehingga sifat unsur yang paling kiri sangat berbeda dari unsur yang paling kanan.

Dari Na ke Cl dalam periode ketiga sifat logam berkurang

Sifat kimia, logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan unsur melepas elektron untuk membentuk ion positif. Kita ingat, bahwa untuk melepas elektron diperlukan energi, yang disebut energi ionisasi menggambarkan keelektropositifan, makin besar energi ionisasi suatu unsur makin sukar melepas elektron, makin berkurang keelektropositifan dan makin berkurang pula sifat logam unsur itu.

Sifat unsur periode ketiga

Seperti dapat dilihat pada Tabel, energi ionisasi unsur-unsur periode ketiga bertambah besar dari kiri ke kanan. Akan tetapi energi ionisasi tingkat pertama dari aluminium lebih rendah daripada magnesium, dan energi ionisasi belerang lebih rendah daripada fosforus. Penyimpangan ini terjadi karena kestabilan konfigurasi elektron dalam magnesium dan fosforus. Magnesium mempunyai konfigurasi penuh, sedangkan fosforus setengah penuh. Kedua bentuk konfigurasi itu merupakan konfigurasi yang stabil. oleh karena itu, magnesium dan fosforus sukar melepas elektron.

Mg (Z = 12) : (Ne) 3s2

P (Z = 15) : (Ne) 3s2 3p3

Tabel Sifat Unsur-unsur Periode Ketiga

Walaupun energi ionisasi tingkat pertama dan aluminium lebih rendah daripada magnesium, tetapi energi total untuk melepas semua elektron valensi lebih besar untuk aluminium. Demikian juga halnya dengan belerang jika dibandingkan terhadap fosforus. Jadi, dapatlah disampulkan bahwa dari Na ke Cl sifat logam berkurang. Atrium, magnesium, dan aluminium tergolong logam, silikon bersifat metaloid, sedangkan fosforus, belerang, dan klorin tergolong non logam. Adapun argon adalah gas mulia, yang mempunyai sifat-sifat istimewa. Pada pembahasan unsur periode ketiga, argon sering kali tidak diikutsertakan.

Na Mg Al Si P    S    Cl Ar
Logam Metaloid Nonlogam Gas mulia

 

Natrium, magnesium, dan aluminium adalah logam sejati. Ketiga unsur itu merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, serta menunjukkan kilap logam yang khas. Senyawa-senyawa Natrium dan magnesium bersifat ionik, demikian juga sebagian besar senyawa aluminium. Natrium. magnesium, dan aluminium larut dalam asam membentuk kation tunggal Na+, Mg2+, dan Al3+.

2Na(s) + 2H+(aq) à 2Na+(aq) + H2(g)

Mg(s) + 2H+(aq) à 2Na+(aq) + H2(g)

2Al(s) + 6H+(aq) à 2Al3+(aq) + 3H2(g)

Aluminium juga larut dalam larutan basa kuat membentuk anion Al(OH)4 dan gas hidrogen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa aluminium bersifat amfoter.

2Al(s) + 2OH(aq) + 6H2O(l) à 2Al(OH)4 (aq) + 3H2(g)

Berbeda dengan atrium dan magnesium, aluminium praktis tidak bereaksi dengan asam-asam oksidator seperti HNO3 dan H2SO4 yang pekat. Reaksi aluminium dengan asam-asam itu hanya berlangsung seketika kemudian terhenti karena terbentuknya lapisan oksida Al2O3 pada permukaan logam itu yang bersifat inert.

Walaupun secara kimia sifat logam menurun dari Na ke Al, tetapi secara, fisika justru meningkat. Titik cair, titik didih, rapatan, dan kekerasan meningkat dari Na ke Al. Natrium adalah logam yang ringan dan lunak, magnesium lebih sedangkan aluminium lebih kuat lagi. Peningkatan sifat fisis logam dari Na ke Al berkaitan dengan pertambahan elektron valensi sehingga kekuatan ikatan antaratom dalam logam meningkat.

Silikon tergolong metaloid dan bersifat semikonduktor. Setiap atom dalam silikon padat terikat pada empat atom silikon lainnya secara kovalen membentuk jaring tiga dimensi yang dikenal dengan struktur kovalen raksasa. Struktur yang demikian dapat menjelaskan kekerasan serta titik cair dan titik didih silikon yang tinggi.

Fosforus, belerang, dan klorin adalah nonlogam. Padatan ketiga unsur itu tidak menghantar listrik. Pada suhu kamar, fosforus dan belerang berupa padatan, sedangkan klorin berupa gas. Fosforus dan belerang terdiri atas molekul poliatom, yaitu P4 dan S8. Dalam padatan, molekul-molekul saling bertarikan dengan gaya dispersi. Oleh karena. itu, titik leleh dan titik didih unsur itu menurun jauh jika dibandingkan dengan silikon. Adapun klorin terdiri atas molekul diatomik (Cl2). Secara kimia, sifat nonlogam dan fosforus, belerang, dan klorin tercermin dari kemampuannya membentuk ion negatif. Klorin dan belerang, membentuk anion tunggal, yaitu Cl dan S2-. Adapun fosforus hanya membentuk anion poliatom, seperti PO43- dan PO33-.

Related Posts