Kegiatan Matematika untuk Pembelajar Kinestetik- Aritmatika



Tidak semua anak belajar dengan cara yang sama, dan guru matematika harus mempertimbangkan beberapa gaya belajar untuk menjangkau sebagian besar siswa. Lewatlah sudah hari-hari ketika guru matematika berdiri di papan tulis dan menyelesaikan contoh soal yang akan dilihat siswa sebagai pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah. Yang juga tidak ada adalah siswa yang membungkuk di atas lembar kerja matematika atau halaman demi halaman soal matematika. Kelas matematika modern bersifat interaktif dan praktis. Selain menyajikan konsep matematika secara visual dan lisan, guru harus memperluas pengajaran mereka ke bagian penting lainnya dari populasi pembelajaran: pelajar kinestetik yang harus bergerak dan menyentuh objek untuk memahami konsep yang sulit dipahami.

Kartu dan Dadu

Menjangkau pelajar kinestetik tidak harus menghabiskan anggaran sekolah. Barang-barang murah seperti kartu remi biasa dan dadu dapat berfungsi sebagai instrumen pembelajaran. Siswa meninjau fakta penjumlahan dan perkalian dengan membagi dua kartu remi biasa dan melakukan operasi matematika pada angka yang terdapat pada kartu yang dibagikan. Dadu dapat digunakan dengan cara yang hampir sama. Permainan kartu yang familiar, Go Fish, membantu pelajar yang lebih muda mengidentifikasi angka.

Kartu flash sering kali dapat ditemukan di lemari persediaan matematika guru sekolah dasar, dan memungkinkan siswa yang berorientasi kinestetik memiliki kesempatan untuk bergerak. Guru juga sering bermain “Keliling Dunia†dengan siswa untuk mengulas fakta matematika. Siswa menikmati gerakan dan persaingan, sementara guru menikmati peningkatan pengenalan fakta matematika otomatis di kelas.

Menggunakan Manipulatif

Beberapa perusahaan buku teks matematika menyertakan seperangkat manipulatif matematika di ruang kelas. Manipulatif ini adalah objek yang dapat ditangani untuk meningkatkan pengalaman matematika, dan bervariasi tergantung pada tingkat matematika. Manipulatif termasuk balok dan garis bilangan untuk menghitung dan melakukan operasi matematika sederhana; pemintal, kelereng, dan penghitung dua sisi untuk bekerja dengan probabilitas dan rasio; jam untuk memberitahukan waktu; dan uang kertas dan koin palsu untuk unit penghitungan dan penukaran uang. Guru menggunakan manipulatif ini untuk mengubah konsep matematika abstrak menjadi kegiatan konkret.

Waktu Komputer

Siswa selalu menikmati waktu di depan komputer, sehingga waktu komputer bisa efektif selama pelajaran matematika. Jika komputer kelas memiliki kemampuan internet, tandai situs web matematika yang memungkinkan siswa memainkan permainan interaktif yang sesuai dengan pelajaran matematika Anda. Selain itu, beberapa paket buku pelajaran matematika menyertakan CD yang berisi program matematika. Gunakan perangkat lunak ini untuk memperkuat konsep matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Ada program perangkat lunak yang lebih canggih bagi siswa untuk mempraktikkan teknik grafik dan memecahkan masalah kata yang rumit.

Matematika Makanan

Bawalah buah-buahan seperti apel, pir, dan jeruk untuk mengenalkan pelajaran pecahan. Peragakan pecahan dengan memotong bagian buah yang berbeda menjadi pecahan umum, seperti:

  • bagian
  • sepertiga
  • perempat
  • seperlima
  • perenam

Di akhir unit pecahan, hadiahi siswa Anda atas kerja keras mereka dengan mengadakan pesta pizza atau mencicipi kue. Pisahkan pizza atau pai menjadi beberapa bagian untuk meninjau konsep pecahan dengan siswa Anda sebelum mengizinkan mereka mengonsumsi makanan.

Perburuan

Biarkan kelas Anda berjalan liar selama waktu matematika. Dengan pelajaran tentang bentuk dua dimensi dan tiga dimensi, libatkan siswa Anda dalam perburuan harta karun di sekitar kelas. Setelah memastikan siswa Anda telah terbiasa dengan setiap bentuk dalam pelajaran Anda, berikan siswa daftar bentuk yang Anda ingin siswa temukan di dalam kelas. Kegiatan ini membuat siswa Anda bergerak, menyentuh objek, dan menjelajahi bentuk dengan cara yang nyata.

Jalankanlah

Diperdebatkan, salah satu bidang yang paling sulit bagi siswa dalam matematika adalah memecahkan masalah cerita. Meskipun soal cerita harus mencerminkan teka-teki matematika dunia nyata, banyak soal cerita yang terlihat di buku teks tidak berarti apa-apa bagi siswa. Mintalah kelompok siswa membuat sandiwara di mana mereka memerankan masalah dan solusi matematika yang berkaitan dengan konsep yang sedang dipelajari. Misalnya, untuk mengilustrasikan konsep pengurangan, siswa dapat melakukan sandiwara di mana mereka saling meminjam perbekalan. Strategi ini membuat siswa bangkit dari kursinya, menerjemahkan kata menjadi tindakan, dan menarik hubungan antara matematika dan kehidupan sehari-hari siswa.

Gambar Pixland/Pixland/Getty

Related Posts

Dia