4 Jenis Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri (Dengan Gambar) | Biologi Mikro



Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah: 1. Tergantung Kebutuhan Oksigen/Udara untuk Pertumbuhan 2. Tergantung Suhu Optimal untuk Pertumbuhan 3. Tergantung pH Optimal untuk Pertumbuhan 4. Tergantung Kebutuhan Air dan Garam untuk Pertumbuhan.

Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri. Setiap spesies bakteri memiliki kondisi lingkungan yang optimum untuk pertumbuhannya.

Berdasarkan persyaratan kondisi lingkungannya, bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut (Tabel 2.1 dan Gambar 2.17).

1. Tergantung Kebutuhan Oksigen/Udara untuk Pertumbuhan:

(a) Bakteri Aerob (Aerob):

Bakteri yang membutuhkan oksigen bebas (atau udara) untuk pertumbuhannya disebut bakteri aerob atau aerob. Contoh : Bacillus, Micrococcus.

(b) Bakteri Anaerob (Anaerob):

Bakteri, yang hanya dapat tumbuh tanpa adanya oksigen bebas, disebut bakteri anaerob atau anaerob. Mereka dibunuh oleh oksigen, yang juga disebut anaerob obligat (wajib: ketat).

Contoh: Clostridium.

(c) Bakteri Anaerob Fakultatif (Fakultatif):

Bakteri yang tumbuh di hadapan atau tidak adanya oksigen bebas disebut bakteri anaerob fakultatif atau fakultatif. Contoh: Salmonella, Vibrio, Listeria.

(d) Bakteri Mikroaerofilik (Mikroaerofilik):

Bakteri ini dapat tumbuh lebih baik dengan adanya oksigen bebas yang sangat sedikit. Contoh: Streptococcus, Lactobacillus, Campylobacter.

2. Tergantung pada Suhu Optimal untuk Pertumbuhan:

(a) Bakteri Termofilik (Termofil):

Bakteri ini merupakan bakteri yang menyukai suhu tinggi (thermo: suhu tinggi; philic: penyayang), yang memiliki suhu optimum untuk pertumbuhan yang tinggi, yaitu 45-80°C. Bakteri yang termasuk dalam kelompok ini cukup langka.

Bakteri semacam itu ditemukan di sumber air panas alami. Bakteri tertentu yang menyebabkan pembusukan makanan kaleng termasuk dalam kelompok ini. Contoh: Bacillus stearothermophilus, Clostridium thermosaccharolyticum, Desulphotomaculum (Clostridium) nigrificans.

(b) Bakteri mesofilik (Mesofilik):

Mereka adalah bakteri yang menyukai suhu sedang (meso: suhu sedang; filik: suka), yang memiliki suhu optimum sedang untuk pertumbuhannya, yaitu 20-45°C. Sebagian besar bakteri yang ditemui secara alami termasuk dalam kelompok ini. Sebagian besar patogen termasuk dalam kelompok ini. Contoh: Salmonella, Escherichia, Staphylococcus, Clostridium botulinum.

(c) Bakteri Psikrofilik (Psikrofilik):

Bakteri ini merupakan bakteri yang menyukai suhu rendah (psychro: suhu rendah; philic: penyayang), yang memiliki suhu optimum pertumbuhan yang rendah, yaitu 0-20°C. Mereka ditemukan di lingkungan yang selalu dingin dan dapat dengan cepat mati bahkan dengan pemanasan singkat ke suhu kamar. Oleh karena itu, bakteri psikrofilik sejati biasanya tidak ditemui. Contoh: Polaromonas vacuolata.

(d) Bakteri Hipertermofilik (Hipertermofilik):

Mereka adalah bakteri yang menyukai suhu sangat tinggi (hipertermo: suhu sangat tinggi; filik: suka), yang memiliki suhu optimal yang sangat tinggi untuk pertumbuhannya, 80°C atau lebih. Contoh: Thermococcus celer, Pyrolobus fumarii.

(e) Bakteri Psikrotrofik atau Psikrotoleran (Psikrotrof/Psikrotoleran):

Mereka dapat tumbuh pada suhu 0-20°C, namun memiliki suhu optimum sedang untuk pertumbuhannya, yaitu 20-40°C. Jadi, tidak seperti bakteri psikrofilik, yang menyukai dingin, bakteri psikrotrofik tidak menyukai dingin, melainkan dapat mentolerir dingin. Meskipun mereka dapat tumbuh bahkan pada suhu 0°C, mereka tidak tumbuh dengan baik dalam kondisi dingin seperti itu.

Mereka tumbuh optimal pada suhu sedang. Mereka ditemukan di tanah dan air di daerah beriklim sedang dan di makanan dingin seperti susu yang didinginkan, ikan es, dan daging dingin. Contoh : Pseudomonas, Alteromonas, Acinetobacter.

3. Tergantung pada pH Optimal untuk Pertumbuhan:

(a) Bakteri Alkalifilik (Alkalifil):

Mereka tumbuh paling baik pada pH lebih tinggi dari 8,0.

(b) Bakteri Neutrofilik (Neutrofil):

Mereka memiliki pH optimum untuk pertumbuhan antara 6,0 dan 8,0

(c) Bakteri Asidofilik (Asidofilik):

Mereka tumbuh paling baik pada pH lebih rendah dari 6,0.

(d) Bakteri Asidofilik Wajib (Obligate Acidophiles):

Mereka hanya dapat tumbuh pada pH rendah dan tidak dapat tumbuh pada pH tinggi atau bahkan pada pH netral. Contoh: Thiobacillus ferrooxidans, Picrophilus oshimae.

4. Tergantung pada Kebutuhan Air dan Garam untuk Pertumbuhan:

(a) Bakteri halofobik:

Mereka mati pada konsentrasi garam di atas 1%. Mereka adalah bakteri pembenci garam.

(b) Bakteri Halofilik (Halofilik):

Mereka membutuhkan setidaknya beberapa garam (NaCl) untuk pertumbuhannya.

Mereka terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

(saya) Halofil ringan:

Halofil ini membutuhkan NaCl pada konsentrasi rendah 1-6% untuk pertumbuhannya. Contoh: Vibrio fischeri

(ii) Halofil sedang:

Mereka membutuhkan NaCl pada konsentrasi sedang 6-15% untuk pertumbuhannya.

(aku aku aku) Halofil ekstrem:

Bakteri ini membutuhkan NaCl dengan konsentrasi tinggi 15-30% untuk pertumbuhannya. Contoh: Halobacterium salinarum

(c) Bakteri Halotoleran (Halotoleran):

Mereka dapat mentolerir dan tumbuh pada beberapa konsentrasi garam, tetapi pertumbuhannya paling baik tanpa adanya garam. Contoh: Staphylococcus aureus.

(d) Bakteri Osmofilik (Osmofilik):

Bakteri ini mampu tumbuh di lingkungan osmotik tinggi, yang mengandung zat terlarut (garam atau gula) dengan konsentrasi tinggi.

(e) Bakteri Xerofilik (Xerofilik):

Mereka dapat tumbuh di lingkungan yang sangat kering.

Related Posts