Kemiripan Kromosom Manusia dan Kera | Biologi



Kemiripan Kromosom Manusia dan Kera!

Kesamaan dalam jumlah kromosom, pola pita kromosom dan kandungan DNA kera besar (orangutan, simpanse, dan gorila) dan manusia mendukung gagasan nenek moyang mereka yang sama. Setiap sel manusia mengandung 46 kromosom, 44 di antaranya adalah autosom dan 2 adalah kromosom seks.

Namun, jumlah kromosom orangutan, simpanse, dan gorila adalah 48. Kromosom diperlakukan dengan noda khusus untuk mempelajari pola pita. Sangat menarik untuk dicatat bahwa pola pita kromosom manusia sangat mirip dan dalam beberapa kasus identik dengan pola pita kromosom homolog pada kera besar.

Hal ini terutama terlihat pada pola pita kromosom 3 dan 6 ketika kromosom manusia dibandingkan dengan simpanse (Gambar 7.67). Jumlah total DNA dalam sel diploid manusia dan kera besar tidak jauh berbeda. Ini menunjukkan bahwa DNA manusia sangat erat kaitannya dengan kera daripada monyet.

Semua ras manusia memiliki jumlah kromosom yang sama dan morfologi kasar kromosom. Eksperimen hibridisasi DNA-DNA antara kera dan manusia menunjukkan bahwa ada perbedaan 2,5% antara DNA simpanse dan manusia, sementara sekitar 10% perbedaan antara manusia dan monyet. Ini menunjukkan bahwa perbedaan morfologi ras manusia sangat tidak signifikan dari sudut pandang evolusi.

Tabel 7.21. Kronologi Jenis Manusia :

Tipe Manusia

Ditemukan oleh

Periode kejadian

Situs penemuan

Fitur morfologi

Fitur lainnya

PERIODE PLESTOSEN AWAL

 

 

 

 

 

1. Australopithe ­cus africanus (kera Afrika)

Raymond Dart (1920)

5 juta tahun

Afrika Selatan

Dengan banyak karakter mirip kera: Rongga tengkorak kecil (600 cm 3 ), taring dan gigi seri berukuran panjang, perawakan kecil, prognathous, ­tonjolan supra orbita dan tanpa dagu. Juga dengan karakter laki-laki seperti postur tegak, bipedal, kurva lumbar, cekungan lebar dan rak gigi bulat.

 

2. Homo habilis (Si tukang)

Mary dan Louis Leakay (1960)

3,5 juta tahun

Afrika Selatan

Rongga tengkorak 735 cm 3 , bipedal, postur tegak.

Pembuat alat pertama

PERIODE PLISTOSEN TENGAH

 

 

 

 

 

3. Homo erectus (manusia kera Jawa)

Eugene Dubois (1891)

1,7 juta tahun

sungai Jawa-Solo

Rongga tengkorak sekitar 750-900 (870 cm 3 ), 1,6-1,7 m., tonjolan supra-orbital besar, prognathous, tanpa dagu.

 

4. H. erectus pekinensis (manusia Peking)

WC Pei (1924)

1,7 juta tahun

Peking (Cina)

Rongga tengkorak 850-1300 (1075 cm 3 ), regio frontal yang lebih baik, tonjolan supraorbital tetapi gigi geraham lebih mirip manusia.

Pertama menggunakan api.

PERIODE PLESTOSEN AKHIR

 

 

 

 

 

5. H. sapiens neanderthalensis

Fuhlrott (1856)

40.000-1.00.000 tahun punah sekitar 25.000 tahun yang lalu.

Lembah Neander Jerman.

Rongga kranial : 1300- 1600 cm 3 , 1,5-1,6 m., pegunungan supra-orbital, prognathous, chinless, dll.

Penghuni gua, pemburu yang baik dengan peralatan batu, menggunakan api, kulit binatang. Manusia beradab pertama.

6. H. sapiens fosilis

Mac Gregor (1868)

20.000-50.000 tahun.

Gua NW Italia dan Prancis.

Rongga tengkorak = 1660 cm 3 , dahi rata 1,8 m, ada dagu, tidak ada ­tonjolan supraorbital, tegak, cekungan lebar, lekukan pinggang, dll.

Penghuni gua, pemburu yang baik, ­alat-alat canggih, kulit binatang, lukisan batu, dll.

7.H.sapiens sapiens

 

25.000 tahun yang lalu.

Asia Tengah.

—Sama—

Menunjukkan evolusi budaya agrikultur ­dan domestikasi hewan.

Bukti lain yang mendukung nenek moyang kera besar dan manusia adalah:

(a) Adanya jenis protein darah yang hampir serupa.

(b) Sekitar 99 persen homologi antara hemoglobin manusia dan gorila.

(c) Adanya dua tipe golongan darah: tipe A dan B pada kera tetapi golongan darah panas pada monyet. Manusia dan kera juga sama-sama memiliki golongan darah MN dan faktor Rh.

(d) Urutan asam amino sitokrom C serupa pada manusia dan simpanse.

Related Posts