Perlakuan Pos-pos Tertentu dalam Laporan Arus Kas sesuai AS 3



Poin-poin berikut akan menyoroti perlakuan tujuh item dalam laporan arus kas.

Barang #1. Barang Luar Biasa:

Setiap arus kas yang berkaitan dengan pos luar biasa harus sejauh mungkin, diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi atau pendanaan dan pos-pos tersebut harus diungkapkan secara terpisah dalam laporan arus kas.

Beberapa contoh untuk item luar biasa adalah piutang tak tertagih yang dipulihkan, klaim dari perusahaan asuransi, memenangkan gugatan hukum atau lotere, dll.

Butir # 2. Bunga yang Diterima:

(a) Harus dianggap sebagai arus kas masuk dalam aktivitas investasi ketika diterima dari investasi jangka panjang.

(b) Harus diperlakukan sebagai arus kas masuk dalam aktivitas operasi ketika diterima dari investasi jangka pendek yang diklasifikasikan sebagai setara kas.

Butir # 3. Bunga Dibayar:

(a) Pembayaran bunga atas surat utang dan pinjaman jangka panjang lainnya harus diklasifikasikan sebagai arus kas keluar dari aktivitas pendanaan.

(b) Bunga yang dibayarkan atas pinjaman modal kerja, misalnya cerukan bank, harus diklasifikasikan sebagai arus kas keluar dalam aktivitas operasi.

Butir # 4. Dividen yang Diterima:

(a) Dividen yang diterima oleh perusahaan keuangan harus dalam aktivitas operasi.

(b) Untuk perusahaan selain perusahaan keuangan, dividen yang diterima harus diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi.

Butir # 5. Dividen yang Dibayarkan:

Dividen yang dibayarkan harus selalu dianggap sebagai arus kas keluar dari aktivitas pendanaan terlepas dari sifat perusahaan.

Butir # 6. Pajak atas Penghasilan:

Arus kas keluar yang timbul dari pajak penghasilan harus diungkapkan secara terpisah dan harus diklasifikasikan sebagai arus kas keluar dari aktivitas operasi kecuali dapat secara khusus diidentifikasikan dengan aktivitas pendanaan dan investasi.

Butir # 7. Transaksi Non Tunai:

Transaksi investasi dan pembiayaan yang tidak melibatkan penggunaan kas atau setara kas, misalnya akuisisi suatu perusahaan melalui penerbitan saham atau konversi utang menjadi ekuitas, dll., harus dikeluarkan dari laporan arus kas.

Related Posts