Transaksi Konsinyasi dengan Metode Harga Pokok (Entri Akuntansi)



Transaksi Konsinyasi dengan Metode Harga Pokok (Entri Akuntansi)!

Pengirim ingin mengetahui dua hal yaitu:

(1) Untuk mengetahui untung atau rugi apabila barang-barang konsinyasi dijual oleh penerima barang.

(2) Untuk mengetahui pelunasan piutang oleh penerima barang yaitu untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar oleh atau yang harus dibayar oleh penerima barang.

Rekening konsinyasi dibuka oleh pengirim untuk mengetahui keuntungan atau kerugian pada setiap konsinyasi ­. Setiap konsinyasi dibedakan dari yang lain dengan penamaan tempat, contoh, Konsinyasi ke Madras, Konsinyasi ke Bombay dll.

Jika terdapat beberapa barang kiriman dalam satu tempat, maka nama penerima barang ditambahkan pada rekening barang kiriman, misalnya : Barang kiriman ­ke Rekening Ramu, Barang kiriman ke Akun Krishna dll. .

Ini adalah akun pendapatan (Nominal). Ini adalah Akun Perdagangan dan Laba Rugi khusus. Rekening penerima barang disiapkan untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar oleh atau karena penerima ­barang. Itu adalah akun pribadi.

Entri Jurnal:

Berikut ini adalah kumpulan ayat jurnal pada buku-buku Pengirim:

(1) Pada saat Barang Dikirim secara Konsinyasi:

Rekening Konsinyasi Dr

Untuk Barang yang Dikirim pada Konsinyasi A/c

(Menjadi harga pokok barang yang dikirim secara Konsinyasi)

(2) Ketika Biaya Dikeluarkan oleh Pengirim:

Rekening Konsinyasi Dr.

Ke Rekening Bank/Kas

(Menjadi biaya yang timbul pada Konsinyasi)

(3) Ketika Uang Muka Diterima dari Penerima:

Kas/Bank/Bill Rekening Piutang Dr.

Ke Rekening Penerima

(Menjadi jumlah uang muka yang diterima dari Consignee)

(4) Pada saat Tagihan Dipotong oleh Pengirim dengan Bankirnya:

Rekening Bank dr.

Akun Diskon Dr.

Ke Bills Receivable A/c

(Menjadi Bill didiskon)

Catatan: Diskon Tagihan dapat ditransfer ke Rekening Laba Rugi atau ke Rekening Konsinyasi. Karena ini adalah biaya untuk mengumpulkan dana, maka dapat ditransfer ke Akun Laba Rugi.

Setelah Penerima mengirimkan Penjualan Akun:

(5) Pada saat Hasil Penjualan Bruto dilaporkan oleh Penerima Barang:

Rekening Penerima Dr.

Ke Rekening Konsinyasi

(Menjadi hasil penjualan kotor yang dilaporkan oleh Consignee)

(6) Untuk Biaya yang Dikeluarkan oleh Penerima Barang:

Rekening Konsinyasi Dr.

Ke Rekening Penerima

(Menjadi biaya yang dikeluarkan oleh penerima barang)

(7) Untuk Komisi yang Dibayarkan kepada Penerima Barang:

Rekening Konsinyasi Dr.

Ke Rekening Penerima

(Menjadi Komisi karena Consignee)

(8) Untuk Sisa Stok yang Tidak Terjual dengan Penerima Barang:

Rekening Saham Konsinyasi Dr.

Ke Rekening Penerima

(Menjadi nilai stok yang tidak terjual)

(9) Untuk Memindahkan Laba Rugi Menjadi Laba Rugi:

Untuk Keuntungan:

Rekening Konsinyasi Dr.

Ke Akun Laba Rugi

(Menjadi profit ditransfer ke Rekening Untung & Rugi)

Untuk Kerugian:

Akun Laba Rugi Dr.

Ke Rekening Konsinyasi

(Menjadi kerugian konsinyasi dialihkan ke A/c Untung & Rugi)

(10) Untuk Penyelesaian Rekening oleh Penerima Barang:

Umumnya jumlah saldo dilunasi oleh Consignee ketika dia mengirimkan Penjualan Akun:

Rekening Bank/Kas/Tagihan Piutang Dr.

Ke Rekening Penerima

(Menjadi jumlah yang jatuh tempo dari Consignee diterima)

(11) Pada saat Barang yang Dikirim dengan Rekening Konsinyasi Ditutup:

Barang dikirim di Rekening Konsinyasi Dr.

Ke Akun Perdagangan/Pembelian

(Menjadi jumlah barang yang dikirim pada Konsinyasi)

Catatan: Jika itu adalah masalah manufaktur, maka Barang yang dikirim pada akun Konsinyasi ditutup dengan mentransfernya ­ke Akun Perdagangan. Jika itu adalah masalah perdagangan, maka ditutup dengan mentransfernya ke Akun Pembelian.

Related Posts