Waralaba: Makna, Fitur, Kelebihan dan Keterbatasan | Bisnis



Baca artikel ini untuk mempelajari tentang arti, fitur, kelebihan dan keterbatasan Waralaba.

Arti Waralaba:

Waralaba dapat didefinisikan sebagai berikut:

Waralaba adalah hubungan berkelanjutan antara perusahaan induk (disebut franchiser) dan unit bisnis individu (disebut franchisee); di mana perusahaan induk memberikan hak istimewa berlisensi kepada unit bisnis untuk menggunakan merek dagangnya, sebagai imbalan atas pembayaran royalti yang dilakukan kepada perusahaan induk.

Di India, waralaba telah populer di rantai makanan cepat saji, salon kecantikan, pusat kebugaran, pendidikan komputer, pakaian, sepatu, hotel, patologi, perawatan kesehatan, dll. NIIT, APTECH, LCC, McDonald, Nirulas, Wimpy, Haldiram dll. adalah beberapa contoh waralaba yang populer.

Fitur yang menonjol dari Waralaba:

Beberapa fitur yang menonjol dari waralaba adalah sebagai berikut:

(i) Hubungan waralaba didasarkan pada suatu perjanjian; yang menetapkan syarat dan ketentuan hubungan ini.

(ii) Jangka waktu waralaba dapat selama 5 tahun atau lebih; dan perjanjian waralaba dapat diperpanjang dengan persetujuan bersama kedua belah pihak.

(iii) Penerima waralaba berjanji untuk tidak menjalankan bisnis pesaing lainnya selama jangka waktu waralaba; dan pemberi waralaba berjanji untuk tidak mengakhiri perjanjian waralaba sebelum habis masa berlakunya kecuali dalam situasi yang dapat membenarkan pengakhiran perjanjian waralaba.

(iv) Penerima waralaba setuju untuk membayar royalti tertentu kepada pemberi waralaba, sesuai ketentuan perjanjian waralaba.

(v) Waralaba berarti menjual produk yang sama dan mempertahankan jenis dekorasi toko yang serupa (yaitu gaya dekorasi interior); di mana pemberi waralaba memberikan bantuan kepada penerima waralaba dalam pengorganisasian, perdagangan, dan manajemen. Pemilik waralaba secara virtual mengatur bisnis untuk penerima waralaba.

(vi) Penerima Waralaba harus mengikuti kebijakan perusahaan induk mengenai cara operasi bisnis, sesuai klausul dalam perjanjian waralaba.

(vii) Pemberi Waralaba dapat memberikan pelatihan kepada personel yang bekerja di organisasi penerima waralaba.

Keunggulan Waralaba:

Dari Sudut Pandang Pemberi Waralaba:

(i) Perluasan Usaha:

Pemilik waralaba dapat mengembangkan usahanya, dan mendapatkan penerimaan yang lebih luas atas nama merek atau merek dagangnya, karena perjanjian waralaba. Pemilik waralaba juga dapat masuk ke pasar luar negeri dan meningkatkan niat baik dan bisnisnya.

(ii) Penghasilan Biasa:

Pemilik waralaba menerima penghasilan tetap melalui royalti dari penerima waralaba tanpa biaya tambahan; karena biaya tempat baru dan staf tambahan ditanggung oleh franchisee.

(iii) Periklanan Ekonomis:

Iklan yang dilakukan oleh franchiser juga menguntungkan franchisee. Jadi, di bawah waralaba, periklanan terbukti sangat ekonomis, dalam jangka panjang.

(iv) Keuntungan Umpan Balik Pasar:

Waralaba mendapat umpan balik pasar tentang popularitas produk, kebutuhan, preferensi pelanggan lokal dari franchisee.

Dari Sudut Pandang Penerima Waralaba:

(i) Sedikit Investasi yang Dibutuhkan:

Franchisee dapat memulai bisnis dengan investasi yang lebih rendah daripada yang dibutuhkan seandainya dia memulai bisnis mandiri sendiri.

(ii) Keuntungan Niat Baik bagi Penerima Waralaba:

Franchisee mendapatkan keuntungan besar dari niat baik yang diciptakan oleh pemilik waralaba. Tingkat keberhasilan yang lebih tinggi ditemukan dalam kasus waralaba; karena penerima waralaba menghindari risiko memulai bisnis barunya sendiri dan mendapatkan penghasilan lebih tinggi dari yang mungkin dari bisnis independennya sendiri.

(iii) Bantuan Manajemen dll.:

Franchiser memberikan beberapa jenis bantuan kepada franchisee seperti:

(a) Panduan tata letak toko

(b) Pelatihan untuk personil

(c) Dukungan pemasaran

(d) Bantuan keuangan dll.

(iv) Keuntungan penelitian dan pengembangan:

Perusahaan induk melakukan investasi besar dalam penelitian, inovasi, dll.; keuntungan yang masuk ke franchisee dalam kegiatan normal bisnis.

Batasan Waralaba:

Dari Sudut Pandang Pemberi Waralaba:

(i) Bahaya pencemaran citra:

Jika penerima waralaba tidak menjaga standar kualitas dan pelayanan; ada bahaya bahwa niat baik dan citra pemilik waralaba terkenal ternoda.

(ii) Masalah dan biaya bagi pemberi waralaba:

Dalam waralaba, pemilik waralaba menghadapi banyak masalah dan biaya seperti:

(a) Sikap franchisee yang vokal dan menuntut

(b) Masalah dan biaya komunikasi dengan franchisee yang terletak di tempat yang jauh

(c) Biaya pelatihan, pembiayaan dan iklan, dilakukan untuk penerima waralaba.

Dari Sudut Pandang Penerima Waralaba:

(i) Kurangnya kebebasan:

Franchisee tidak memiliki kebebasan untuk menjalankan usahanya secara mandiri. Dia harus mematuhi kebijakan manajemen dan operasional pemilik waralaba – apakah cocok untuknya atau tidak.

(ii) Ragam produk terbatas:

Franchisee tidak dapat memperkenalkan produk baru dalam bisnisnya; kecuali yang diizinkan oleh pemberi waralaba. Hal ini dapat berarti hilangnya bisnis bagi franchisee di tengah kondisi lokal di sekitar bisnisnya.

(iii) Pembayaran royalti tetap:

Franchisee harus melakukan pembayaran royalti kepada franchisee secara berkala. Hal ini sangat mengurangi pendapatan franchisee.

Related Posts