Alasan Paus Biru Tidak Lebih Besar? Hati mereka-



Peneliti Stanford baru-baru ini mengukur detak jantung paus biru liar untuk pertama kalinya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 25 November dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. Penelitian ini melaporkan bahwa mamalia mempertahankan detak jantung setinggi 37 detak per menit di dekat permukaan laut, yang turun serendah dua detak per menit saat paus menyelam.

Apa Signifikansinya?

Paus biru mewakili hewan terbesar di Bumi, dan menurut laporan dari New York Times, mereka mungkin saja hewan terbesar yang mungkin memiliki sistem peredaran darah. Jantung paus biru saja berukuran sebesar tangki dunk.

Dengan detak jantung berkisar antara dua hingga 37 detak per menit, paus biru adalah “binatang yang sering memaksakan diri,” tulis Cara Giaimo di New York Times. Panjang paus ini bisa mencapai 110 kaki dan menyelam sedalam 1.600 kaki – itulah sebabnya para ilmuwan belum pernah mengukur detak jantung mereka di alam liar sebelumnya.

Bagaimana Mereka Melakukannya

Para peneliti menggunakan perangkat seukuran kotak makan yang berisi kumpulan sensor elektronik untuk mengukur detak jantung paus biru di Teluk Monterey. Perangkat itu menggunakan empat cangkir hisap untuk dipasang ke area dekat sirip kiri paus, menurut siaran pers dari Stanford University.

Jeremy Goldbogen, asisten profesor biologi di sekolah ilmu humaniora Stanford, bekerja sebagai penulis utama untuk laporan penelitian tersebut.

“Kami tidak tahu ini akan berhasil dan kami skeptis bahkan ketika kami melihat data awal,” kata Goldbogen dalam siaran pers. “Dengan mata yang sangat tajam, Paul Ponganis – kolaborator kami dari Scripps Institution of Oceanography – menemukan detak jantung pertama dalam data.”

“Ada banyak tos dan putaran kemenangan di sekitar lab,” tambahnya.

Apa Arti Detak Jantung

Seperti yang dinyatakan Giaimo di New York Times, data yang diperoleh dari proyek Goldbogen menunjukkan bahwa sistem peredaran darah paus biru sudah mencapai batasnya. Siaran pers Stanford menyatakan bahwa jika hati paus biru sudah bekerja pada batasnya, itu mungkin menjelaskan mengapa paus tidak pernah berevolusi menjadi lebih besar.

“Hewan yang beroperasi pada kondisi fisiologis ekstrem dapat membantu kita memahami batas ukuran biologis,” kata Goldbogen dalam rilisnya. “Mereka mungkin juga sangat rentan terhadap perubahan lingkungan yang dapat memengaruhi pasokan makanan mereka. Oleh karena itu, penelitian ini mungkin memiliki implikasi penting bagi konservasi dan pengelolaan spesies yang terancam punah seperti paus biru.”

SCIEPRO/Perpustakaan Foto Sains/GettyImages

Related Posts