Pencemaran Suara: Sumber, Dampak dan Pengendalian Pencemaran Suara



Baca artikel ini untuk mempelajari tentang sumber, dampak, dan pengendalian polusi suara!

Secara sederhana, kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan. Bunyi adalah suatu bentuk energi yang dipancarkan oleh benda yang bergetar dan saat mencapai telinga menimbulkan sensasi pendengaran melalui saraf. Suara yang dihasilkan oleh semua benda yang bergetar tidak terdengar.

Sumber Gambar: i676.photobucket.com/albums/vv126/kennyrk2/Noise-Pollution.jpg?

Batas frekuensi audibilitas adalah dari 20 HZ hingga 20.000 HZ. Masalah kebisingan umumnya terdiri dari tiga elemen yang saling terkait – sumber, penerima, dan jalur transmisi. Jalur transmisi ini biasanya melalui atmosfir di mana suara disebarkan, tetapi dapat mencakup bahan struktural dari setiap bangunan yang mengandung penerima.

Kebisingan mungkin terus menerus atau terputus-putus. Kebisingan mungkin berfrekuensi tinggi atau berfrekuensi rendah yang tidak diinginkan untuk pendengaran normal. Misalnya, tangisan khas seorang anak menghasilkan suara yang sebagian besar tidak baik untuk pendengaran normal.

Karena ini adalah suara yang tidak diinginkan, kami menyebutnya kebisingan. Pembedaan dan pembedaan antara suara dan kebisingan juga tergantung pada kebiasaan dan minat orang/spesies yang menerimanya, kondisi sekitar dan dampak dari suara yang dihasilkan selama durasi waktu tersebut. Bunyi dengan frekuensi kurang dari 20 HZ disebut infrasonik dan lebih besar dari 20.0000 HZ disebut ultrasonik. Karena derau juga merupakan suara, istilah derau dan bunyi digunakan secara sinonim dan diikuti dalam modul ini.

Intensitas suara diukur dalam tingkat tekanan suara (SPL) dan satuan pengukuran yang umum adalah desibel, dB. Tingkat kebisingan komunitas (lingkungan) diukur dalam A – weighted SPL, disingkat dB (A).

Desibel – sepersepuluh bel di mana satu bel mewakili perbedaan tingkat antara dua intensitas I,, I 0 di mana yang satu sepuluh kali lebih besar dari yang lain. Dengan demikian, tingkat intensitas adalah perbandingan satu intensitas dengan intensitas lainnya dan dapat dinyatakan:

Tingkat intensitas = 10 log 10 (I 1 /I 0 ) (dB)

Skala ini menyerupai respons yang dapat didengar telinga manusia. Suara frekuensi dari 800 hingga 3000 HZ dicakup oleh skala A-tertimbang. Jika tingkat tekanan suara, LI dalam dB diukur pada rl meter, maka tingkat tekanan suara, L2 dalam dB pada r2 meter diberikan oleh,

L2 = L1 -20 log 10 (r2/rl)…… (1)

Jika tingkat suara diukur dalam bentuk tekanan, maka tingkat tekanan suara, LP diberikan oleh,

LP = 20 Log 10 (P/Po) dB (A)…… (2)

Lp diukur terhadap tekanan referensi standar, Po = 2 x 10 -5 N/m2 yang setara dengan nol desibel. Tekanan suara adalah tekanan yang diberikan pada suatu titik karena sumber penghasil suara.

1. Sumber Polusi Suara:

2. Dampak Kebisingan:

sebuah. Gangguan:

Ini menciptakan gangguan pada reseptor karena fluktuasi tingkat suara. Bunyi aperiodik karena kemunculannya yang tidak teratur menyebabkan ketidaksenangan pendengaran dan menyebabkan gangguan.

b. Efek Fisiologis:

Fitur fisiologis seperti amplitudo pernapasan, tekanan darah, detak jantung, denyut nadi, kolesterol darah terpengaruh.

c. Kehilangan Pendengaran:

Paparan yang lama terhadap tingkat suara yang tinggi menyebabkan hilangnya pendengaran. Ini sebagian besar tanpa disadari, tetapi memiliki dampak buruk pada fungsi pendengaran.

  1. Kinerja Manusia:

Performa kerja pekerja/manusia akan terpengaruh karena mereka akan kehilangan konsentrasi.

e. Sistem saraf:

Ini menyebabkan rasa sakit, telinga berdenging, rasa lelah, sehingga mempengaruhi fungsi sistem tubuh manusia.

f. Arik:

Ini mempengaruhi orang yang tidur di sana dengan membuat orang menjadi gelisah dan kehilangan konsentrasi dan pikiran selama aktivitas mereka

g. Kerusakan Bahan:

Bangunan dan material dapat rusak akibat paparan gelombang infrasonik/ultrasonik bahkan runtuh.

3. Pengendalian Polusi Suara:

sebuah. Mengurangi Tingkat Kebisingan dari Sektor Domestik:

Kebisingan domestik yang berasal dari radio, tape recorder, perangkat televisi, mixer, mesin cuci, operasi memasak dapat diminimalkan dengan pengoperasian yang selektif dan bijaksana. Dengan penggunaan karpet atau bahan penyerap apapun, kebisingan yang ditimbulkan dari penebangan barang di rumah dapat diminimalkan.

b. Pemeliharaan Mobil:

Servis dan penyetelan kendaraan secara teratur akan mengurangi tingkat kebisingan. Pemasangan silencer pada mobil, kendaraan roda dua dll, akan mengurangi tingkat kebisingan.

c. Kontrol atas Getaran:

Getaran material dapat dikontrol menggunakan fondasi yang tepat, bantalan karet, dll. untuk mengurangi tingkat kebisingan yang disebabkan oleh getaran.

d. Berbicara dengan Suara Rendah:

Berbicara dengan suara rendah cukup untuk komunikasi mengurangi tingkat kebisingan berlebih.

e. Pemeliharaan mesin:

Pelumasan dan pemeliharaan mesin, kendaraan, dll. yang tepat akan mengurangi tingkat kebisingan. Misalnya, sudah menjadi pengalaman umum bahwa banyak bagian kendaraan akan lepas saat berada di jalur perjalanan yang tidak rata. Jika bagian yang longgar ini tidak dipasang dengan benar, maka akan menimbulkan kebisingan dan mengganggu pengemudi/penumpang. Begitu pula halnya dengan mesin. Penanganan yang tepat dan perawatan rutin sangat penting tidak hanya untuk pengendalian kebisingan tetapi juga untuk meningkatkan masa pakai alat berat.

Related Posts